114
tidak semua Kepalakoordinator seksi sub.bagian yang menjalankan mekanisme itu. Namun semua perencanaan tersebut atas inisiatif KepalaKoordinator Seksi
sub.bagian untuk bijaksana dalam melihat kebutuhan dan menampung sebagian usulan staf dan menyusun sendiri kedalam sebuah laporan.
4.4.2. Kinerja staf
Kinerja staf memang telah menunjukkan adanya peningkatan. Menurut Kepala panti walaupun masih terdapat berbagai kekurangan pada kinerja staf, tapi dia
menganggap itu sebagai sebuah kewajaran. Beliau menyatakan seperti itu karena Panti tersebut baru berangkat dari situasi dan kondisi keterpurukan. Setelah masa
kepemimpinannyalah baru ada perubahan. Ibarat berangkat dari 0 nol dalam membangun panti itu kembali, itulah asumsi yang diberikan Kepala Panti pada
waktu wawancara, “...kinerja staf saya lihat telah menunjukkan suatu peningkatan, memang awal saya datang ke panti ini belum terlihat aktif seperti sekarang. Namun
perlahan kita mencoba membaca situasi dan kondisi, ternyata memang sebelumnya situasi dan kondisi panti ini sangat kacau. Dari situlah kita mencoba mencari solusi
untuk merubah situasi dan kondisi tersebut menjadi lebih baik,…..kita ini dulu mencoba membangun panti ini ibarat berangkat dari ‘0’ meningkat, meningkat dan
lebih kita tingkatkan lagi upaya kita” cerita Beliau. Kepala panti juga menyatakan bahwa menghasilkan kinerja yang bagus itu memang sangat sulit dibuat di panti itu.
Karena staf sudah terbiasa dengan kultur yang “tidak rajin”. Dan kultur yang “tidak rajin” itupun sudah berlangsung lama, jadi untuk mengubahnya harus dengan
perlahan-lahan. “….kultur yang “tidak rajin” itu memang sudah tumbuh cukup kental
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
115
pada diri staf, dan itupun sudah berlangsung lama. Untuk memangkas tumbuhnya kultur itu tentunya upaya dan konsistensi yang diharapkan. Kita tetap akan mencoba
mengawasi mereka, mengarahkan mereka dan memberi semangat bagi mereka hingga tumbuh motivasi dan semangat kerja sehingga akan mengahsilkan kinerja
yang bagus” lanjutnya. Kepala Panti cukup bangga karena dengan kerja kerasnya untuk membangun “semangat kerja” itu sudah mulai terlihat pada diri staf. Kepala
Panti menyatakan bahwa stafnya dalam melaksanakan tugas akhir-akhir ini sudah menunjukkan keseriusan. Namun sulit, keseriusan itu menghasilkan kinerja yang
bagus, karena keahlian staf yang masih belum memadai.. Itulah yang perlu dibangun dan dibenahi lagi kata Kepala Panti . Dari hasil temuan bahwa memang peningkatan
kinerja staf itu memang terlihat didalam panti. Pernyataan itu juga dikuatkan dengan pengakuan beberapa staf saat penulis melakukan wawancara. Beberapa staf mengaku
bahwa sungguh mereka sangat merasa tertuntut untuk serius bekerja karena pengawasan yang cukup ketat oleh Pimpinan yang baru memimpin dua tahun lebih
ini,“ya mana bisa lagi kita seperti yang dulu, kita harus seriuslah. Kalau tidak serius bisa kena ceramah sama bos” katanya sambil tertawa. Dari pengakuan Kepala Panti
juga kalau Beliau sengaja ditempatkan oleh pemerintah pusat ke Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Medan ini karena kondisi panti ini cukup memprihatinkan.
Sebelumnya Bapak Drs.Tamba Siahaan berada di Bagian Perencanaan Departemen Sosial di Jakarta. Tapi Karena ia dilihat punya Potensi dan kemampuan untuk
mengolah panti tersebut maka ia ditempatkan disana,“saya beberapa kali dimintai untuk ditempatkan di Sumatera, karena tahu saya itu berasal dari sana. Saya
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
116
sebelumnya di Pusat Bagian Perencanaan. Saya beberapa kali berusaha menghingdari agar tidak ditempatkan di Medan ini. Karena saya tahu mental dan
moral masyarakat Medan tidaklah bisa diandalkan,…..saya tidak terlalu suka dengan kultur masyarakat Medan. Tapi karena dari pusat sudah terus meminta saya,
sayapun tak bisa menolak lagi” ceritanya dengan serius.
4.4.3. Rasio Jumlah Staf dengan Jumlah Kelayan Dalam Organisasi