Isi Standard Pelayanan Sosial

67 untuk pembentukan hubungan yang saling percaya dan kerjasama. Suatu organisasi mungkin tertarik pada nilai-nilai; dan komitmen-komitmen sebagai mekanisme utama untuk memperoleh penanaman modal pribadi kesetiaan pegawai kepada klien tidak dapat dicapai hanya dengan aturan-aturan dalam prosedur-prosedur atau dengan dorongan - dorongan, karena pada pegawai hal seperti itu tidak dapat diperintah atau diganti rugi segera. Harus didasarkan pada pengetahuan pegawai tentang tujuan teknologi. Sebenarnya seseorang dapat berspekulasi bahwa saat orang tidak bisa mengembangkan pengenalan dan komitmen seperti itu, efektivitas teknologi akan sangat terancam.

2.8. Isi Standard Pelayanan Sosial

Kata “standard” yang digunakan di sini dapat berart : suatu norma bagi pelayanan sosial, atau suatu bentuk normaperaturan tertentu yang sengaja disusun untuk digunakan sebagai pedoman. Pelayanan sosial secara umum dapat dibagi dalam dua kategori yang saling menunjang dan melengkapi yaitu pelayanan yang melalui panti dan pelayanan di luar panti. Keduanya harus tercakup dalam standard yang berisikan : a. Bangunan dan fasilitas lingkungannya Bangunan dan fasilitas lingkungan merupakan objek yang secara langsung digunakan untuk menampung atau menyembuhkan penerima pelayanan. Biasanya luas panti untuk satu orang kelayan digunakan sebagai standard luas Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 68 bangunan.Verifikasi, tata lampu, peralatan kesehatan, dan keselamatan merupakan hal-hal yang dimaksudkan dalam jenis-jenis bangunan yang akan dibangun. b. Peralatan. Peralatan ini mencakup tempat tidur, meja, kursi dan lain-lain yang digunakan baik secara perorangan maupun secara bersama-sama. c. Pelayanan Operasional Pelayanan operasional mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Makanan kalori, mutu, jenis menu, fasilitas dapur, perabotan pecah- belah dan lain-lain. 2. Pakaian jumlah fasilitas cucian, frekuensi pergantian 3. Kesehatan dan kebersihan 4. Rekreasi dan kegiatan-kegiatan pengisian waktu luang. d. Pelayanan Profesional Pelayanan profesional meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Asuhan jumlah dan tugas-tugas pengasuh 2. Pekerja sosial dan pelayanan professional lain yang terkait jumlah dan tugas- tugas pekerja sosial, psikolog, psikiater, perawat, penyuluh dsb. 3. Pelayanan pendidikan 4. Latihan Kerja 5. Pelayanan Bimbingan lanjut e. Tenaga. Standard ini mencakup kualifikasi petugas, seleksi dan peremajaan, kondisi kerja, perawatan kesehatan, dan jaminan-jaminan lainnya. Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 69 f. Administrasi Administrasi ini mencakup supervise, latihan dan pengembangan petugas, pencatatan tugas-tugas profesional maupun pelayanan rutin, ketatausahaan keuangan, peraturan-peraturan intern, hubungan dengan masyarakat dan sebagainya.

2. 9. Pengertian Narkoba

Narkoba singkatan dari “Narkotika, Psikotropika dan bahan-bahan adiktif lainnya”. Ada istilah lain yang sering digunakan walaupun pada hakekatnya sama saja, seperti NAZA Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif, NAPZA Narkotika, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.UU RI No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika, Pasal 1. Contohnya: Cocain,Ganja Marijuana,Candu, Hasis, Opium, Heroin dan sebagainya. Psikotropika adalah zat atau obat-obat baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku UU RI No 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, Pasal . Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008

Dokumen yang terkait

Prevalensi Manifestasi Oral Pengguna Narkoba di Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Sumatera Utara

7 89 71

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 16

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 2 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 9

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 37

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih Chapter III VI

0 2 78

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 8