Kritik Kanonis Inkarnasi Teks

30 teologi kaum ekumenikal masa kini, yang terus menerus ditumbuh kembangkan oleh kaum Pluralis dengan pembebasan dibidang agama.

c. Pendekatan Sosiologis - Antropologis dan Psikologis Terhadap Alkitab.

Sebagai perkembangan dari bentuk kritik Alkitab, saat ini muncul pendekatan baru dalam penafsiran Alkitab yakni, metode sosial-antropologi terhadap Alkitab. Para peneliti yang menggunakan metode ini berusaha merekontruksi sosial Israel kuno dan kondisi sosial zaman Yesus. Pendekatan seperti ini menyimpulkan bahwa Yesus tidak mengalami perkembangan sosial yang sehat, sehingga ia menjadi pemberontak yang mendirikan sekte baru. Sementara itu pendekatan Antropologis ialah yang mempelajari semua segi kehidupan dan budaya manusia untuk menguji ulang pertanyaan mengenai aslinya manusia. Organisasi sosial, adat istiadat, cerita rakyat dan kepercayaan yang di dalamnya Yesus terhisap. Sehingga menyimpulkan bahwa Yesus benar - benar orang Yahudi untuk menekankan kemanusiaannya dan meniadakan KeillahianNya. Pendekatan psikologis yaitu penelitian Alkitab untuk menemukan nilai - nilai psikologis menyangkut tipe dasar manusia takut dan roh kebenaran.

d. Kritik Kanonis

Kaum Konservatif dan kebanyakan kristen yang diluar gereja Roma Katolik, mengakui bahwa jumlah kanon adalah enam puluh enam. Namun kaum Pluralis yang memiliki pandangan bahwa kanon merupakan suatu koreksi yang dapat salah dari kitab - kitab yang dapat salah. Karena itu kaum Pluralis tidak hanya mengakui kitab - kitab Alkitab yang kanonis, tetapi juga mengakui beberapa kitab seperti Injil Barnabas dan Thomas. Para pengikut Yesus Seminar yang membangun Injil diatas ucapan - ucapan Yesus, mengakui keabsahan “Injil Thomas” karena banyak memuat ucapan - ucapan Yesus yang otentik. Sugirtharajah sangat sering menggunakan “Injil Thomas” sebagai referensinya dalam menggunakan teologinya. Seperti untuk mendukung usahanya dalam hal menyuarakan kepada orang Asia untuk mencari Yesus yang sebenarnya, yang dia katakan bahwa Yesus yang kita kenal selama ini adalah Yesus Barat, maka ia menggunakan Injil Thomas sebagai referensinya dengan menulis, “saya mengundang anda untuk melihat sekali lagi kepada kejadian di Kaisarea Filipi, bukan yang dicatat di dalam Injil Markus, tetapi yang diperlukan di dalam Injil Thomas, rasul untuk Asia”. Disamping itu kaum Pluralis mengakui bahwa ada kebenaran di luar Alkitab, karena itu Allah terus menerus berfirman untuk segala zaman dan Alkitab bukan suatu wahyu final. Berdasarkan hal ini Song menyatakan jalan - jalan Allah yang luas, yang ada di luar Yahudi Kristen. Dengan kata lain, Song mengakui adanya kebenaran Allah di luar kebenaran Alkitab. Lebih lanjut Song mengembangkan teologinya berdasarkan tradisi yang dinamakan cerita -cerita rakyat dan kemudian mensinkronisasi tradisi tersebut dengan cerita - cerita Alkitab kemudian melahirkan pernyataan doktrinal. Song memanipulasi banyak ayat - ayat Alkitab untuk memperkuat konsep pluralisnya yang anti skriptural.

e. Inkarnasi Teks

Pada umumnya, kaum Pluralis sangat tertarik dengan teologi kontekstualisasi. Mereka selalu berupaya untuk mempertemukan antara teks dan konteks. Oleh sebab itu mereka suka mengurangi dan memanipulasi teks demi kepentingan konteks. Song adalah tokoh yang sangat bersemangat menggunakan sistem penafsiran seperti itu. Bagi Song Injil hanya berkuasa untuk mengubah, tetapi juga Injil adalah harus berusaha supaya dapat diterima dalam segala konteks . Dalam hal ini, Injil tunduk atau takluk pada konteks, seperti konteks budaya, agama, sosial politik. Injil disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan konteks tersebut. 31

f. Sistem Penafsiran Kritik Sosial