83 menafsirkan perumpamaan ini sebagai Kerajaan Allah, padahal yang Tuhan ingin sampaikan adalah tentang
misteri Kerajaan Sorga, yaitu jemaat lokal.
G. Kesimpulan
Iman Kristen adalah iman yang obyektif, oleh karena itu harus ada suatu obyek. Konsep Kristen tentang iman “yang menyelamatkan” adalah iman yang membangun hubungan seseorang dengan Yesus Kristus.
Iman Kristen adalah iman kepada Kristus. Nilai atau harganya tidak terletak pada orang yang mempercayainya tetapi pada Dia yang dipercaya. Kaum Pluralis mengemukakan bahwa hal itu adalah sebuah kesalahan, tetapi
jika pengungkapan tentang Kristus sebagai sumber iman yang menyimpang, seperti “Yesus Sejarahnya” kaum Pluralis adalah penyimpangan yang sudah sangat jauh.
Tetapi kebenaran yang disampaikan Alkitab adalah kebenaran yang sejati, dan itulah keunikannya. Kebenaran itu sudah teruji selama ribuan tahun, juga teruji oleh rasio manusia yang sederhana sekalipun.
Kebenaran itu juga merupakan pusat dari keselamatan seluruh dunia, dimana gereja bertugas untuk memeliharanya secara terus menerus sampai kedatangan Kristus Yesus. Ketidakpercayaanlah yang membuat
kaum Pluralis mengingkarinya. Penggalian yang benar, penelitian yang seksama dan jujur, serta sikap hati yang benar akan membuat seseorang bisa memahami seluruh keunikan dan finalitas keselamatan di dalam Kristus
itu. Kristus adalah pusat dari keselamatan, soteriologi adalah pusat dari semua doktrin, Alkitab adalah dasar dari semua doktrin dan gereja adalah pintu semua doktrin. Kebenaran ini adalah kebenaran yang final yang
tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga.
84
BAB V KESIMPULAN
Kaum Pluralis menilai bahwa teologi Kristen selama ini adalah keliru atau paling tidak sangat sempit. Oleh sebab itu mereka berusaha untuk merekontruksi ulang teologi Kristen, yang menurut mereka selama ini
Injil-injil dan teologi Kristen tidak dirumuskan dalam konteks keberagaman agama, sehingga tidak relevan untuk kebutuhan gereja dalam bersosialisasi ditengah-tengah umat manusia yang beragam kepercayaan. Selain
itu mereka juga beranggapan bahwa teologi kristen selama ini sangat arogan dan sempit, serta sarat dengan muatan eksklusivisme. Karena itu, mereka sangat bersemangat merumuskan teologi Kristen dalam pemahaman
yang baru mengenai iman dan kemajemukan iman. Dalam upaya menafsir ulang teologi Kristen maka hal pertama yang mereka lakukan adalah menolak dan membuang doktrin-doktrin utama yang fundamental demi
tujuan mencapai persatuan dan kesatuan agama-agama.
A. Bahaya Utama Pluralisme Modern
Apabila kita melihat pandangan-pandangan Pluralisme modern, tampaknya alasan yang dikemukakan kelihatan sangat baik, terutama dalam pengajaran moral dan kesetaraan hak asasi manusia. Namun justru
dengan begitu mereka secara langsung menghancurkan kebenaran Allah, gagal dalam memahami kasih Allah yang sesungguhnya. Relativisme yang didengungkan menyebabkan tidak ada yang absolut dan mutlak, bahkan
kebenaran dari satu Allah yang absolut. Bahaya utama dari pandangan mereka adalah masalah Alkitab, finalitas Kristus, dan soteriologi serta pemahaman tentang gereja secara benar.
1. Menolak Alkitab Sebagai Wahyu Allah Yang Final
Kaum Pluralis sangat tidak percaya terhadap Alkitab. Mereka berasumsi bahwa Allah menyatakan dirinya tidak hanya dalam konteks historis yaitu kepada satu umat manusia tertentu saja, melainkan kepada
semua orang. Mereka menolak klaim-klaim dan pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab, hal itu didasarkan oleh pandangan mereka tentang injil yang ditulis. Dengan metode historis kritis mereka meragukan keabsahan
Alkitab sebab teks-teks mengemukakan keabsolutan ajaran dan iman Kristen, bukanlah historis, bukanlah sesungguhnya kebenaran Allah melainkan mitos-mitos demi penulis Alkitab. Dengan kata lain, mereka menolak
Alkitab sebagai kebenaran final Allah yang tertulis. Itu berarti mereka menolak pegangan utama orang Kristen yaitu Alkitab.
2. Menolak Finalitas Yesus
Kegagalan memahami Alkitab akan membuat seseorang gagal dalam memahami kristologi yang benar. Penolakan terhadap Allah kita berarti penolakan terhadap finalitas Yesus Kristus. Menurut kaum Pluralis
bahwa Injil harus ditafsir ulang karena pengajaran tentang Yesus di dalamnya adalah keliru, dan Yesus yang dipahami orang Kristen selama ini merupakan kesalahan besar. Sebab keAllahan Yesus di dalam Alkitab
adalah rekaan dari para penulis Injil dan hasil pemikiran penulis. Dengan kata lain keAllahan Yesus yang diyakini dan diklaim orang Kristen saat ini bukanlah Yesus yang sebenarnya, bukanlah Yesus historis, melainkan
Yesus yang hanya ada dalam angan-angan atau mitos para penulis Injil.