84
BAB V KESIMPULAN
Kaum Pluralis menilai bahwa teologi Kristen selama ini adalah keliru atau paling tidak sangat sempit. Oleh sebab itu mereka berusaha untuk merekontruksi ulang teologi Kristen, yang menurut mereka selama ini
Injil-injil dan teologi Kristen tidak dirumuskan dalam konteks keberagaman agama, sehingga tidak relevan untuk kebutuhan gereja dalam bersosialisasi ditengah-tengah umat manusia yang beragam kepercayaan. Selain
itu mereka juga beranggapan bahwa teologi kristen selama ini sangat arogan dan sempit, serta sarat dengan muatan eksklusivisme. Karena itu, mereka sangat bersemangat merumuskan teologi Kristen dalam pemahaman
yang baru mengenai iman dan kemajemukan iman. Dalam upaya menafsir ulang teologi Kristen maka hal pertama yang mereka lakukan adalah menolak dan membuang doktrin-doktrin utama yang fundamental demi
tujuan mencapai persatuan dan kesatuan agama-agama.
A. Bahaya Utama Pluralisme Modern
Apabila kita melihat pandangan-pandangan Pluralisme modern, tampaknya alasan yang dikemukakan kelihatan sangat baik, terutama dalam pengajaran moral dan kesetaraan hak asasi manusia. Namun justru
dengan begitu mereka secara langsung menghancurkan kebenaran Allah, gagal dalam memahami kasih Allah yang sesungguhnya. Relativisme yang didengungkan menyebabkan tidak ada yang absolut dan mutlak, bahkan
kebenaran dari satu Allah yang absolut. Bahaya utama dari pandangan mereka adalah masalah Alkitab, finalitas Kristus, dan soteriologi serta pemahaman tentang gereja secara benar.
1. Menolak Alkitab Sebagai Wahyu Allah Yang Final
Kaum Pluralis sangat tidak percaya terhadap Alkitab. Mereka berasumsi bahwa Allah menyatakan dirinya tidak hanya dalam konteks historis yaitu kepada satu umat manusia tertentu saja, melainkan kepada
semua orang. Mereka menolak klaim-klaim dan pernyataan-pernyataan di dalam Alkitab, hal itu didasarkan oleh pandangan mereka tentang injil yang ditulis. Dengan metode historis kritis mereka meragukan keabsahan
Alkitab sebab teks-teks mengemukakan keabsolutan ajaran dan iman Kristen, bukanlah historis, bukanlah sesungguhnya kebenaran Allah melainkan mitos-mitos demi penulis Alkitab. Dengan kata lain, mereka menolak
Alkitab sebagai kebenaran final Allah yang tertulis. Itu berarti mereka menolak pegangan utama orang Kristen yaitu Alkitab.
2. Menolak Finalitas Yesus
Kegagalan memahami Alkitab akan membuat seseorang gagal dalam memahami kristologi yang benar. Penolakan terhadap Allah kita berarti penolakan terhadap finalitas Yesus Kristus. Menurut kaum Pluralis
bahwa Injil harus ditafsir ulang karena pengajaran tentang Yesus di dalamnya adalah keliru, dan Yesus yang dipahami orang Kristen selama ini merupakan kesalahan besar. Sebab keAllahan Yesus di dalam Alkitab
adalah rekaan dari para penulis Injil dan hasil pemikiran penulis. Dengan kata lain keAllahan Yesus yang diyakini dan diklaim orang Kristen saat ini bukanlah Yesus yang sebenarnya, bukanlah Yesus historis, melainkan
Yesus yang hanya ada dalam angan-angan atau mitos para penulis Injil.
85
3. Menolak Finalitas Keselamatan di Dalam Pengajaran Alkitab.
Penolakan terhadap Alkitab berarti penolakan terhadap finalitas Kristus dan penolakan terhadap keselamatan yang ada di dalamnya. Klaim-klaim yang dikemukakan oleh orang Kristen adalah sangat eksklusif.
Bahkan cenderung menjadi suatu pemberhalaan. Kaum Pluralis beranggapan bahwa adalah terlalu sempit menganggap agama Kristen satu-satunya agama yang benar, karena dengan demikian mereka mengabaikan
universalitas kasih Allah, kemajemukan agama dan hak asasi manusia. Mereka menyatakan sebagaimana halnya keselamatan ada di agama Kristen , maka begitu juga dengan agama lain, bahwa tiap-tiap agama ada
keselamatan di dalamnya.
4. Menolak Gereja Sebagai Misi Allah di Dunia.