Allah yang Mahabenar. Alkitab Sebagai Satu-Satunya Firman Allah

46 agama-agama maka hal utama yang terlebih dahulu dilihat adalah masalah kitab suci, yang berisi tentang klaim-klaim wahyu Allah yang paling benar . Memang benar bahwa ada banyak kitab yang diklaim umatnya masing-masing sebagai firman Allah, namun isi kitab-kitab itu satu dengan yang lainnya tidak ada kecocokan. Maka secara akal sehat kita tahu bahwa tidak mungkin semuanya berasal dari Allah yang sama, karena Allah yang sama tidak mungkin mengeluarkan berbagai pernyataan yang saling tidak ada kecocokan. Namun demi toleransi beragama, maka yang satu tidak berusaha memojokkan yang lain walaupun masing-masing yakin bahwa hanya kitab sucinya saja firman Allah. Oleh sebab itu perlu ada pengkajian yang mendalam untuk mengetahui, sesungguhnya yang manakah yang benar-benar firman Allah? Kalau Alkitab itu benar firman Allah, maka berarti yang lain bukan, dan kalau kitab lain benar firman Allah, maka berarti Alkitab bukan. Jika Alkitab bukan firman Allah, itu berarti orang Kristen telah dibodohi dan bahkan telah mencoba membodohi orang lain. Tetapi jika Alkitab benar-benar firman Allah maka orang Kristen adalah orang yang beruntung serta berhikmat. Untuk membuktikan sifat keilahian Alkitab, tidak ada cara lain yang dapat dibenarkan selain cara Circular Reasoning , artinya Alkitab sendirilah yang membuktikan bahwa dirinya benar. Kalau sumber lain yang dipakai untuk membenarkan Alkitab, maka tindakan demikian justru membuktikan bahwa sumber itu buku it lebih benar dari pada Alkitab. Hanya Alkitab sendirilah yang dapat membuktikan dirinya firman dari Allah Pencipta langit dan bumi. Dasar Circular Reasoning yang akan dipakai sebagai dasar ialah bahwa Alkitab adalah firman dari Allah yang Mahabenar, Mahasuci, dan Mahatahu.

a. Allah yang Mahabenar.

Jika Allah yang Mahabenar berfirman, maka akan menghasilkan kitab yang tidak ada kesalahannya. Oleh sebab itu kitab manapun yang mengklaim dirinya firman Allah, harus sanggup membuktikan bahwa tidak ada kesalahan di dalam dirinya. Dan karena Allah yang Mahatahu itu juga Mahakuasa, maka ia bukan hanya sanggup mencetuskan firman yang benar, melainkan juga sanggup memeliharanya. Hanya ada satu buku di dunia ini yang dengan tegas menulis tentang penciptaan alam semesta sampai dimusnahkannya. Semua yang ditulis di dalam Alkitab, baik tentang kehidupan maupun science tidak ada kesalahan. Sebelum zaman Nicolaus Copernicus 1473-1543, penduduk bumi percaya bahwa bumi datar. Galileo Galilei, muridnya, dipenggal gereja Katolik karena mencetuskan idea bahwa bumi bulat. Tetapi sekitar dua ribu tahun sebelum Copernicus, Yesaya menulis bahwa bumi bulat Yes 40:22, dan Ayub mengatakan bahwa bumi yang bulat itu diletakkan di ruang angkasa yang hampa Ayub 26:7. Siapakah yang memberitahu mereka? Kaum pluralis sesungguhnya belum mengetahui kebenaran yang sebenar-benarnya, sehingga akan selalu menyalahkan atau menyangsikan Alkitab, sebab mereka sendiri merupakan kelompok yang selalu mengkritik Alkitab. Misalnya salah satu kritik yang diajukan terhadapAlkitab yaitu catatan antara Mat 8:25, Mrk 4:38, dan Luk 8:24 itu mereka nilai tidak konsisten karena yang satu mencatat seruan, “Tuhan, tolonglah, kita binasa”, yang satu lagi mencatat,”Guru, engkau tidak peduli kalau kita binasa?, dan Lukas mencatat, “Guru, Guru, kita binasa” Pengkritik Alkitab mengatakan tidak mungkin ketiga-tiganya benar. Tetapi jika kita teliti dengan lebih dalam lagi maka kita akan melihat bahwa ketiga-tiganya benar. Karena di dalam perahu itu terdapat sekurang-kurangnya dua belas orang murid, dan Tuhan sendiri. Kalau satu orang teriak satu versi, maka kemungkinan ada dua belas versi teriakan. Tetapi karena hanya tiga orang yang mencatat, maka hanya tiga versi saja yang dicatat. Sudah pasti bahwa ketiga-tiganya benar. Adalah hal yang mustahil jika kapal sudah hampir karam tetapi mereka masih sempat mempersatukan versi teriakan 47 mereka. Ada banyak catatan Alkitab yang sulit diselami situasi kejadian aslinya. Tetapi jika seseorang mau merenungkannya dengan sikap positif dan kerinduan untuk mengetahui kebenarannya, maka pasti akan menemukan kebenaran, tetapi jika didahului sikap antipati, maka segala-galanya akan kelihatan semakin kusut.

b. Allah yang Mahasuci.