33
a. Kerajaan Allah yang Theosentris
Paul F. Knitter yang mendukung konsep Kerajaan Allah menegaskan bahwa Allah Bapa merupakan pusat dari segala sesuatu. Ia mengulas isu sentral para ahli PB mengenai inti berita ajaran
Yesus, yakni Kerajaan Allah. Baginya tugas utama Yesus ialah memberitakan tentang Kerajaan Allah. Karena itu, misi dan pribadi Yesus adalah misi Kerajaan Allah, yang berarti Allah adalah pusat.
Pandangan Knitter ini akhirnya dikembangkan oleh de Jong dengan memperkenalkan bahwa Yesus tidak boleh disebut theosentris tetapi ‘Kerajaan Sentris’. Untuk mengarahkan diri kepada Allah, seorang
manusia harus mengarahkan diri pada kerajaanNya. Tidak mungkin untuk mendefinisikan Kerajaan Allah dengan teliti, tetapi jelas bahwa unsur penting Kerajaan Allah ialah bahwa itu menunjuk pada
suatu kenyataan di dalam dunia ini dan kesejahteraan dunia ini.
b. Teori Kopernikus John Hick
John Hick sebagai salah satu peletak dasar Pluralisme mengalihkan pusat sejarah dunia ini dari Kristus kepada Allah. Pandangan yang dikemukakan ialah teori Kopernikus, yakni matahari sebagai
pusat tata surya dan termasuk bumi mengelilingi matahari. Begitu juga dengan konsep agama, bukan kekristenan sebagai pusat dunia melainkan Allah. Menurut Hick bahwa orang Kristen seharusnya
mengakui kenyataan bahwa iman Kristen juga termasuk berada dalam perputaran yang sama dengan agama-agama lain, yaitu semuanya mengelilingi Allah sebagai pusat segala sesuatu. Kerajaan Bapa
tidak dapat diidentikkan dengan kerajaan apapun termasuk Kerajaan Kristus. Konsep Hick ini sangat mempengaruhi misi Kristen. Misi Kristen tidak lagi dilihat selalu sebagai misi gereja, melainkan misi
Allah melalui sebuah dunia.
c. Kerajaan Allah menurut Choan Seng Song
Song berargumentasi bahwa Kerajaan Allah berpusat pada Allah Bapa, bukan pada Yesus Kristus. Alasannya ialah, karena Yesus Kristus sendiri memberitakan Kerajaan Allah Bapa, Dia tidak
pernah memberitakan diriNya sendiri. Karena itu ia menyimpulkan bahwa semua orang-orang ‘kafir’ berada dalam Kerajaan Allah dan berada dalam keselamatan Allah. Ia bahkan menyatakan bahwa
orang Kristen yang menyembah Yesus sebagai Allah adalah penyembahan berhala, karena menjadikan Yesus sebagai obyek penyembahan. Karena Kristus tidak pernah meminta kepada pengikutNya untuk
menyembah. Pemberhalaan Yesus Kristus telah mempengaruhi iman orang Kristen dengan dua cara. Pertama, iman kepada pemerintahan Allah menjadi iman “kerajaan” Allah yang dinikmati melalui
kehidupan Kristen setelah kematian; kedua, Kerajaan Allah cendrung mendukung kelemahan orang Kristen berkenaan dengan kepeduliannya dalam persoalan sosial.
d. Kerajaan Allah menurut Lesslie Newbigin