28
Karena sejarah berlangsung dalam waktu pertama dan terakhir meliputi seluruh sejarah, sejarah dari permulaan sampai kepada akhirnya, sejarah yang berisi semua bangsa - bangsa termasuk Israel. Semua sejarah adalah sejarah
Allah. Sejarah Persia adalah sejarah Allah sebagaimana sejarah Israel, sejarah Timur dari orang - orang yang menyembah berhala, tidak kurang dari pada sejarah Allah di dalam sejarah kekristenan Barat. Tidak ada sejarah,
bahkan sejarah Cina atau Vietnam yang berada di luar sejarah Allah. Sejarah ada di dalam Allah. Itu datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Allah tidak menentang sejarah tetapi berada di dalam sejarah. Dan inilah Allah yang
bekerja dalam sejarah melalui nabi -nabi dan orang - orang bijak, melalui raja - raja dan para petani, melalui kita semua .
Dari pernyataan di atas sangat jelas Song tidak mengakui adanya penyataan khusus ia hanya melihat melalui wahyu umum, manusia sudah memperoleh keselamatan. Pandangan Song diatas juga
searah dengan beberapa Pluralis lainnya, diantaranya, Paul F Knitter dan Raimundo Panikkar serta Lesslie Newbigin. Khususnya Knitter, dengan berpedoman pandangan Ernest Troeltsch, ia menolak
pernyataan khusus, dengan menyatakan bahwa seperti ahli modern, Troeltsch tidak puas dengan konsep pernyataan bahwa Allah menukikkan diri-Nya dari surga dan ikut campur tangan dalam sejarah pada
satu titik yang khusus. Sementara Newbigin yang mengikuti pandangan James Barr menolak adanya pernyataan khusus, sebaliknya hanya mengakui penyataan Allah dalam semua sejarah manusia. Lebih
jauh lagi, Panikkar mengemukakan mengenai penyataan Allah yang ada di semua agama, bahwa Yesus Kristus hanya salah satu penyataan Allah dari sekian banyaknya penyataan Allah yang ada di semua
agama.
Penekanan kepada penyataan umum dan sejarah keselamatan umum adalah bentuk penyangkalan kaum Pluralis terhadap penyatan Allah yang khusus di dalam dan melalui Tuhan Yesus.
Sebab dengan pengakuan akan penyatan khusus akan menghalangi mereka dalam membangun teologi agama - agama.
c. Penolakan terhadap Konsep Sentrisme.
Konsep sentrisme adalah konsep keselamatan dalam satu garis lurus yang dianut oleh orang Kristen Fundamental, dimana sejarah keselamatan Allah adalah bertolak atau bersumber dan bermuara
pada satu pribadi yakni Yesus Kristus. Kristus adalah puncak sejarah keselamatan bagi semua umat manusia. Kemudian sejarah keselamatan harus dimengerti dalam satu garis lurus rencana keselamatan
Allah yang melibatkan Israel, Kristus, dan Gereja. Namun Pluralisme dengan tegas menolak konsep ini. CS Song dalam membangun teologi transposisionalnya menyatakan: satu batu sandungan yang
menciptakan suatu masalah bagi teologi yang transposisional di Asia adalah sentrisme dari teologi tradisional yang dibiasakan untuk memandang sejarah Israel dan sejarah kekristenan. Batu sandungan
sentrisme ini harus disingkirkan sehingga jalan menjadi jelas untuk jalur teologis di Asia, karena itu Song menghabiskan banyak halaman dalam bukunya “The Compasionate God “ untuk mengemukakan
alasan -alasan yang bersikeras meniadakan konsep sentrisme. Lebih lanjut ia mengemukakan:
Saya sungguh ragu bahwa satu garis lurus dapat mengekspresikan kerumitan yang besar sekali dari karya penyelamatan Allah dalam dunia ... tetapi ketika itu datang kesuatu hal yang kompleks sebagaimana peduli Allah
dengan manusia, kita mulai heran jika konsep garis lurus masih dapat bekerja ... Allah garis lurus dari Heilsgeschichte adalah Allah yang keras, kejam yang telah mempredestinasikan orang yang diselamatkan dan yang dihukum .
Jadi pemahaman Pluralis mengenai atribut Allah dalam konsep sentrisme adalah berbeda. Song tidak menerima atribut Allah. Hal ini sebagian disebabkan oleh kekeliruan doktrin Calvinis yang
menyimpang yang dikritik oleh Song. Bagi Song konsep sentrisme adalah penghalang teologi transposisionalnya. Konsep sentrisme
adalah pandangan tradisional yang mengakui Israel, Kristus dan gereja berada dalam satu garis lurus
29 sejarah keselamatan Allah dan Kristus sendiri adalah sentral dari semua. Hal yang dikritik Song berkenan
dengan konsep sentrisme yaitu, ia berpendapat bahwa sejarah dunia tidak mempunyai kaitan langsung dengan keselamatan Allah, Allah garis lurus adalah keras. Sebaliknya Allah adalah kasih, kasih itu
bundar, kasih itu merangkul, ia bergerak ke segala arah, ke segala suku bangsa, dan semua manusia.
2. Sistem Hermeneutika Kaum Pluralisme