Gereja adalah Tubuh Kristus Gereja Itu Kudus Gereja Itu Bersifat Lokal dan Independen.

80 definisi gereja sendiri sudah menunjukkan keeksklusifan yang jelas-jelas berbeda dan tidak dapat bercampur dengan kebenaran agama-agama lain.

2. Sifat-sifat Gereja

Sifat-sifat gereja sepenuhnya merupakan bagian dari keunikan gereja itu sendiri dan tidak terlepas dari masalah finalitas Yesus Kristus. Membuang finalitas Kristus berarti membuang gereja. Berikut merupakan sifat-sifat gereja :

a. Gereja adalah Tubuh Kristus

Gereja merupakan kumpulan dari orang-orang yang percaya kepada Kristus. Himpunan orang-orang yang telah diselamatkan melalui kematian tubuh jasmaniNya itu adalah tubuh rohaniNya. Tak ada hubungan yang lebih terikat satu dengan yang lain selain tubuh dan kepala. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus I Kor. 12:27, Ef. 1:23; 4:12, Kol. 1:18, 24 . Selain mempunyai hubungan yang erat dan taat kepada kepala, tubuh juga bersifat kesatuan antara bagian yang satu dengan yang lain I Kor. 10:17; 12:27, 12:14-16. Sifat ini mensyaratkan gereja yang benar untuk memiliki sebuah kesatuan doktrin. Yang dimaksud dengan gereja sebagai tubuh Kristus itu bukan semua gereja digabungkan menjadi satu, melainkan tiap-tiap gereja lokal. Gereja sebagai tubuh Kristus mengisyaratkan betapa eratnya hubungan antara Kristus dan gereja. Membuang finalitas Kristus berarti sama dengan menghancurkan gereja.

b. Gereja Itu Kudus

Gereja yang merupakan tubuh Kristus harus bersifat kudus sebab Kristus juga adalah kudus. Gereja yang tidak berusaha terus-menerus menguduskan dirinya adalah gereja yang semakin jauh dari kepalanya. Kekudusan gereja itu sendiri berarti kudus secara individu dan kudus secara jemaat. Secara individu berarti gereja adalah terdiri dari orang-orang yang sudah dikuduskan dan dikhususkan oleh Tuhan, secara jemaat berarti gereja secara keseluruhan berkewajiban menjaga kekudusannya, baik dengan pengajaran dan penerapan doktrinnya juga mengadakan separasi dengan dunia, yang akan menjamin bahwa gereja itu benar sampai selamanya.

c. Gereja Itu Bersifat Lokal dan Independen.

Dari definisi tentang gereja sendiri sudah mengisyaratkan bahwa gereja itu bersifat lokal dan independen. Lokal artinya terdiri dari kumpulan orang-orang yang dipanggil keluar oleh Tuhan Yesus untuk berkumpul secara rutin dengan suatu maksud yang jelas di suatu lokasi, dan tentu yang berkumpul disana adalah orang- orang yang bertubuh jasmani bukan hanya roh saja. Maka tidak mungkin ada gereja yang bersifat universal. Kemudian indenpenden berarti dalam gereja tidak ada masalah atasan dan bawahan, tiap-tiap gereja itu adalah saudara yang sama, yang bertanggung jawab langsung kepada Kristus yang adalah kepalanya. Kesalahan dalam menafsirkan hal ini akan menghasilkan gereja yang universal sehingga menyimpang semakin jauh dalam konsep oikumene Pluralisme.

3. Tujuan Gereja