Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
tujuan organisasi, pengalaman menyumbang, kepercayaan, dan oportunisme, sedangkan kewajiban moral tidak berpengaruh secara signifikan dalam
menyumbang uang Mejova, Weber dan Garimella, Dougal 2014 melakukan penelitian
mengenai empat faktor utama pada perilaku donasi menyumbang yaitu demografis, minat, jaringan sosial dan faktor eksternal. Para penyumbang adalah
pengguna internet yang telah menerima email dari masing-masing organisasi amal yang berbeda dengan menggunakan 10.000 sampel. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa demografis, minat, jaringan sosial dan faktor eksternal dapat berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyumbang.
Awan dan Hammed 2014 juga melakukan penelitian mengenai donasi menyumbang. Ia membuktikan pengaruh faktor demografis, sosio-ekonomi dan
karakteristik lainnya seperti perceived generosity, perceived financial, religion, individual attitude toward charities, fundraising campaigns, dan trust terhadap
donasi. Penelitiannya menggunakan adaptasi Charity Aid Foundation dengan 650 sampel. Dari hasil penelitiannya tersebut, ditemukan bahwa faktor demografi dari
usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap menyumbang. Jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Sosio-ekonomi dalam pendapatan dan
pendidikan juga berpengaruh signifikan dalam menyumbang. Perceived generosity, perceived financial, religion, individual attitude toward charities,
fundraising campaigns, dan trust juga berpengaruh signifikan terhadap menyumbang.
Penelitian lain dilakukan oleh Hyung, Hur 2006. Ia meneliti faktor motivasi dalam pemberian amal, faktor motivasi tersebut terdiri dari enam
dimensi yaitu kebaikan, keinginan untuk kebaikan bersama, altruisme, psikologi massa, mengharapkan sebuah reward dan keinginan untuk tanggung jawab
sosial.Sampel yang digunakan 439 sampel dengan menggunakan pengukuran adaptasi dari fakor motivasi dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebaikan, alturisme, psikologi massa dan mengharapkan sebuah reward berpengaruh signifikan dalam motivasi pemberian amal, sedangkan keinginan
untuk tanggung jawab sosial dan keinginan untuk kebaikan bersama tidak berpengaruh secara signifikan.
Penelitian-penelitian terdahulu
mengenai intensi
menyumbang, menggunakan istilah untuk menjelaskan perilaku menyumbang tersebut tidak
seragam, misalnya; Charitable giving digunakan oleh Mayo dan Tinsley 2009; Leslie, Snyder, Glomb 2012; Smith dan Schwarz 2012; Hyung Hur 2006;
Hou, Eason, Zhang, 2014; selanjutnya istilah Charity digunakan oleh Kraut
1973; Moely, Furco, Reed 2008; sedangkan Boers 2012; Awan dan Hameed 2014; Knowles, Hyde, White 2012; Snip 2011; Mejova, Weber dan
Garimella, Dougal 2014 menggunakan istilah donation behavior. Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan istilah donation, yang
dalam bahasa Indonesia artinya menyumbang yang merupakan menyumbangkan uang
untuk amal
atau organisasi
layanan masyarakat
Smith dan
McSweeney,2007
Menyumbang dianggap fenomena humanistik yang penting karena perilaku tersebut tidak hanya didorong dalam masyarakat, tetapi memainkan peran
penting dalam meningkatkan standar hidup individu Awan Hameed, 2014. Setiap hari, ribuan orang memberikan bantuan atau sumbangan untuk
kemanusiaan, politik, lingkungan, dan hal lainnya Mejova, Weber Garimella, Dougal, 2014.
Menyumbang untuk kegiatan amal merupakan perwujudan dari sikap hidup dalam keinginan menolong tanpa pamrih. Untuk menumbuhkan dan
meningkatkan sikap sosial dan berderma seperti menyumbang uang sebaiknya tidak boleh dipaksa, penekanan harus kepada kesadaran diri termasuk kesadaran
berdasarkan hasil pengolahan diri Mengkaka, 2014. Fenomena menyumbang saat ini didapatkan melalui website Charolina
2014 dengan tema Charity “Care to Share” - AIESEC Brawijaya. Dalam artikel
tersebut, proyek Enlighten The Future AIESEC Brawijaya menghimpun pundi
amal tepat di Car Free Day. Kegiatan charity amal ini merupakan rangkaian
kegiatan dari proyek social children AIESEC Brawijaya. Hasil dana yang didapat
dari charity nantinya akan disumbangkan kepada beberapa panti asuhan dan komunitas peduli anak yang bekerja sama dengan proyek ini. Penyumbang dana
juga mendapatkan stiker bertuliskan
“I have donated for children” berlogo
AIESEC. Orang-orang yang lalu lalang di CFD Car Free Day pun ikut berpartisipasi menyumbangkan sebagian uangnya untuk kemajuan masa depan
anak-anak yang kurang beruntung.
Sebagai contoh organisasi amal di Indonesia yaitu; yang dimiliki oleh SCTV dengan sebutan Pundi Amal SCTV menjalankan peran sosial menjadi
jembatan antara kelompok masyarakat yang tumbuh keterikatan untuk saling peduli dan membantu sesama, menyalurkan bantuan agar meringankan
penderitaan dan beban sesamanya dengan memberikan sumbangan. Pundi Amal SCTV membagi fokus kegiatannya pada empat yaitu: penanganan bencana,
pendidikan, kesehatan dan pengembangan lingkungan Pundi Amal, 2013. Perilaku menyumbang seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi
seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, dan pendidikan Awan Hammed, 2014. Usia dan jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
menyumbang. Menurut Shelley dan Polonsky dalam Awan Hamed, 2014 Perempuan lebih berpengaruh memberikan sumbangan dibandingkan laki-laki.
Selanjutnya, sosio-ekonomi dalam pendapatan dan pendidikan juga berpengaruh signifikan dalam menyumbang. Individu-individu dengan pendapatan yang lebih
tinggi dan pendidikan tinggi lebih mungkin untuk menyumbangkan Awan Hammed, 2014.
Beberapa pemaparan di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap apa yang sudah dijelaskan di atas. Adapun skripsi ini
mempunyai judul: Pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control,
pengalaman menyumbang dan faktor demografis terhadap intensi menyumbang.
1.2 PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH 1.2.1 Pembatasan masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Intensi menyumbang yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan
seberapa kuat keinginan individu dalam menyumbang uang untuk amal atau organisasi layanan masyarakat.
2. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan evaluasi atau penilaian individu dalam menyumbang. Yang dinilai dari sikap postif atau
negatif, menguntungkan atau tidak, berguna atau tidak untuk individu. 3. Norma subyektif adalah tekanan sosial yang dirasakan individu mengenai
tampilan dalam menyumbang atau tidak menyumbang untuk amal. Norma subjektif dilihat dari tiga komponen yaitu norma injunctive, norma
deskriptif, dan norma moral. 4. Perceived behavioral control adalah kontrol yang dirasakan individu
dalam menyumbang atau tidak menyumbang untuk amal. 5. Pengalaman menyumbang atau istilah dari past behavior yang merupakan
banyak perilaku ditentukan oleh perilaku masa lalu atau pengalaman seseorang dalam menyumbang uang.
6. Faktor Demografi dalam penelitian ini merupakan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pendapatan.