Berdasarkan definisi menurut para ahli dapat disimpulkan perceived behavioral control adalah kontrol yang dirasakan atas tampilan perilaku
untuk melakukan atau tidak dalam perilaku yang dianggap sebagai relatif mudah dalam kendali seseorang.
2.4.2 Pengukuran perceived behavioral control
Pengukuran perceived behavioral control menggunakan rekomendasi dari Ajzen dalam Smith McSweeney, 2007 yaitu persepsi kontrol atas
perilaku menyumbang dengan lima item. Contoh item Jika saya ingin menyumbang, itu akan mudah bagi saya untuk menyumbangkan uang untuk
amal dan organisasi pelayanan masyarakat dalam empat minggu ke depan. Skala dari 1 sangat tidak setuju sampai 7 sangat setuju.
2.5 Pengalaman Menyumbang
2.5.1 Definisi pengalaman menyumbang
Ajzen 1991 menjelaskan bahwa past behavior merupakan prediktor terbaik dari perilaku masa depan dan akan terwujud bila kondisi tersebut terpenuhi.
Menurut Conner dalam Smith McSweeney, 2007 past behavior merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu
seseorang. Selanjutnya Knowles, Hyde dan White 2012 juga menjelaskan bahwa past behavior atau perilaku masa lalu dalam menyumbang memiliki
intensi yang kuat untuk menyumbangkan uang di masa depan. Berdasarkan menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa past behavior
perilaku masa lalu merupakan suatu perilaku yang banyak ditentukan oleh perilaku masa lalu seseorang. Perilaku masa lalu disini merupakan perilaku
seseorang dalam menyumbang atau pengalaman seseorang dalam masa lalu untuk menyumbang uang di masa depan.
2.5.2 Pengukuran pengalaman menyumbang
Pengukuran menggunakan rekomendasi dari Ajzen dalam Smith McSweeney, 2007 dengan 5 item. Responden menunjukan seberapa sering
terlibat dalam target dari perilaku di empat minggu terakhir. Contoh item: Seberapa sering selama empat minggu terakhir Anda menyumbangkan uang
untuk amal atau organisasi layanan masyarakat?. Range skala dari 1 sama sekali tidak
– 7 sering.
2.6 Demografis
Menurut Smith dan McSweeney 2007 faktor-faktor demografi seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, atau tingkat pendapatan
yang terkait dengan perbedaan pemberian amal. Namun dalam penelitian skripsi ini penulis hanya beberapa yang digunakan dalam faktor demografis yaitu:
pendidikan, pendapatan, usia dan jenis kelamin.
2.6.1 Usia dan jenis kelamin
Demografi adalah karakteristik statistik dari populasi yang meliputi usia dan jenis kelamin yang dianggap penting untuk evaluasi dampak pada sumbangan.
Jenis kelamin merupakan prediktor variabel dan kunci efektif intensi menyumbang dan merupakan variabel penting untuk mengukur efek pada
sumbangan Raganathan, 2012; Schlegelmilch et al, 1997 dalam Awan Hamed, 2014. Usia dan jenis kelamin merupakan penentu penting dari
perilaku menyumbangdan
menunjukkan probabilitas
tinggi dalam