Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan subjek dalam penelitian ini dibagi berdasarkan rentang usia berada pada periode perkembangan remaja akhir, dewasa awal dan dewasa madya. Menurut Hurlock dalam Sobur,2003 masa remaja akhir rentang usianya adalah 17-21 tahun, masa dewasa awal rentang usianya adalah 21-40 tahun dan pada masa dewasa madya rentang usianya adalah 40-60 tahun. Subjek pada masa remaja akhir 17-21 tahun sebanyak 27 12.05 subjek, pada masa dewasa awal 21-40 tahun sebanyak 179 79.91 subjek, dan pada masa dewasa madya 40-60 tahun sebanyak 18 8.04 subjek. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa subjek terbanyak pada penelitian ini pada rentang usia 21 sampai 40 tahun. Selanjutnya berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa dari 224 subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini, subjek penelitian terbanyak berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dengan jumlah 134 59.82 subjek, berprofesi sebagai mahasiswa dengan jumlah 99 44.19 subjek, pendidikan S1 dengan jumlah 88 39.29 subjek, memiliki pendapatan standar UMR Jakarta Rp. 2.700.000 dengan jumlah 113 50.45, dan aktivitas menyumbang uang 1-5 kali dalam 4 minggu 1 bulan dengan jumlah 194 86.60 subjek.

1.2 Hasil Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini terdapat 7 variabel kontinum diantaranya intensi menyumbang, sikap, norma injunctive, norma deskriptif, norma moral, perceived behavioral control, pengalaman menyumbang. Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang hasil analisis regresi, peneliti akan memaparkan hasil analisis deskriptif untuk variabel kontinum. Peneliti juga membuat kategorisasi skor untuk masing-masing variabel.

1.2.1 Statistik deskripstif variabel

Perlu diingat bahwa pada penelitian ini skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi, perhitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan maximum likelihood, skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh maximum likelihood satuannya berbentuk Z score. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari Z score, semua skor ditransformasikan ke skala T yang semuanya positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Pada tabel 4.2 digambarkan hasil deskriptif statistik dari seluruh variabel kontinum yang berisi nilai mean, standar deviasi SD, nilai maksimum dan minimum dari masing-masing variabel. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Std N Minimum Maximum Mean deviation. Intensi Menyumbang 224 26.27 62.73 50 9.32609 Sikap 224 20.14 59.49 50 9.72648 Norma Injunctive 224 23.49 60.38 50 9.38122 Norma Deskriptif 224 23.47 60.74 50 9.02999 Norma Moral 224 23.02 62.06 50 8.90023 Perceived Behavioral 224 21.75 62.83 50 8.98402 Control Pengalaman 224 28.72 60.27 50 9.47986 Menyumbang Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi tidak seluruh variabel memiliki standar deviasi SD 10, namun memiliki nilai mean 50. Hal ini dikarenakan terdapat distribusi yang tidak simetri maka tidak semua SD memiliki nilai yang sama persis. Skor terendah dari intensi menyumbang 26.27 dan skor tertinggi 62.73. Setelah itu skor sikap terendah 20.14 dan tertinggi 59.49. Kemudian skor terendah dari norma injunctive 23.49 dan tertinggi 60.38. Kemudian skor terendah dari norma deskriptif 23.47 dan tertinggi 60.74. Selanjutnya skor terendah dari norma moral 23.02 dan tertinggi 62.83. Kemudian skor terendah dari perceived behavioral control 21.75 dan tertinggi 62.83. Dan pengalaman menyumbang memiliki skor terendah 28.72 dan tertinggi 60.27.

1.2.2 Pengelompokan subjek berdasarkan skor variabel penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum berjenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Sebelum mengkategorisasi skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah dan tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan menggunakan nilai mean. Skor yang berada di bawah nilai mean termasuk pada kategori rendah sedangkan skor yang berada di atas nilai mean termasuk pada kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :