104 104
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang
menceritakan dan menggambarkan orang-orang yang mendustakan agama dan kecelakaan bagi orang-orang yang shalat dengan menghardik anak yatim, tidak
memberi makan orang miskin, lalai dari shalatnya, berbuat riya, dan enggan menolong dengan barang berguna. Dari ciri-ciri diatas maka ayat ini termasuk
alegori jenis parabel. 2. Gaya bahasa antisipasi, yang terdapat pada ayat 4
Fawailul- lilmuṣallīn ‘allaẓīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn`Maka celakalah bagi
orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya`. Ayat ini menjelaskan mengenai larangan untuk meninggalkan shalat dan
juga agar selalu menjaga waktu shalatnya di awal waktu serta harus khusuk dalam melaksanankannya untuk mencari ridha Allah bukan karna untuk mencari
perhatian orang-orang semata-mata Zakaria, 2012: 803
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi yang
terdapat pada kalimat
هيم يى يو ُ ؼ
fawailul-lil muṣallīn `Maka celakalah bagi
orang-orang yang shalat`. Dalam ayat ini Allah menunjukkan terlebih dahulu akibat yang akan didapat bagi orang-orang yang shalat akan tetapi ia lalai dalam
shalatnya yaitu sebuah celaka. Dari ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.
3.31. Surah Al-Kau śar 108
Surah Al-Maun merupakan surah ke 108 yang terdiri atas 3 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai Allah
Universitas Sumatera Utara
105 105
telah menganugrahkan sungai al kausar di surga karena itu bershalat dan berkorbanlah; Nabi Muhammad akan mempunyai pengikut yang banyak sampai
hari kiamat dan akan mempunyai nama yang baik di dunia dan akhirat, tidak sebagai yang dituduhkan pembenci-pembencinya Ashshiddiqi, 1422 H: 119
Pada surah ini peneliti tidak menemukan ayat yang mengandung gaya bahasa perbandingan.
3.32. Surah Al-Kafirun 109
Surah Al-Maun merupakan surah ke 109 yang terdiri atas 6 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai
parnyataan bahwa Tuhan yang disembah Nabi Muhammad dan pengikut- pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi
Muhammad tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir Ashshiddiqi, 1422 H: 1111
Pada surah ini peneliti menemukan 1 macam gaya bahasa perbandingan yaitu alegori 9 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa alegori, yang terdapat pada ayat 1-9
qul y ā`ayyuhāl-kāfirūn, lā`a’budu mā ta’budūn, wa lā `antum ‘ābidūna mā
`a ’bud, wa lā `ana ‘ābidun mā ‘abattum, lakum dīnukum wa līyadīn `Katakanlah:
Hai orang-orang kafir,Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.Dan aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah pula menjadi
Universitas Sumatera Utara
106 106
penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.
Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai Tuhan yang disembah Nabi Muhammad dan pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir,
dan Nabi Muhammad tidak menyembah apa yang disembah mereka Assiddiqi, 1422 H: 1111
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang
menceritakan dan menggambarkan keadaan Nabi Muhammad dan orang-orang kafir Qurays dengan tidak menyembah tuhan yang disembah orang-orang kafir
qurays sebagai pembeda agama islam dengan yang lainya. Dari ciri-ciri diatas maka ayat ini termasuk alegori jenis parabel.
3.33. Surah An-Nasr 110