85
wa rafa’nā laka żikrak, fa`inna ma’al-‘usri yusrā `dan Kami tinggikan bagimu
sebutan namamu` Ayat ini menjelaskan tentang kemuliaan Nabi Muhammad yang diberikan
Allah kepadanya dengan meninggikan dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat sehingga ketikan sesorang taat kepada Nabi
termasuk taat kepada Allah Muhammad, 2006: 497
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu dipersonifikasi yang
terdapat pada kata
ؾس م ؿى اىعؼز
rafa’nā laka żikrak `Kami tinggikan bagimu sebutan namamu`. Pada ayat ini sebutan nama yang merupakan suatu yang
tidak berbentuk dan tidak bisa disentuh seolah bisa dilihat, disentuh dan ditinggikan. Dari ciri tersebut maka ayat diatas merupakan jenis gaya bahasa
dipersonifikasi.
3.18. Surah At-Tin 95
Surah Aḍ-ḍuhā merupakan surah ke 95 yang terdiri atas 8 ayat dan termasuk
golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai manusia adalah makluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang
yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal shaleh; Allah adalah hakim yang Maha Adil.
Pada surah ini, peneliti tidak menemukan ayat-ayat yang mengandung gaya bahasa perbandingan.
Universitas Sumatera Utara
86
3.19. Surah Al- „Alaq 96
Surah Al- „‟Alaq merupakan surah ke 96 yang terdiri atas 19 ayat dan termasuk
golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai perintah membaca Al-qur
‟an; manusia dijadikan dari segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat pengembangan pengetahuan; manusia bertindak melampaui batas
karena merasa dirinya serba cukup; ancaman terhadap orang-orang kafir yang menghalangi kaum muslimin melaksanakan perintah-Nya Ashshiddiqi, 1422 H:
1078. Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan
yaitu koreksio 2 ayat dan perifrasis 1 ayat. Berikut penjabarannya: 1. Gaya bahasa koreksio, yang terdapat pada ayat 6 dan 15:
a. ayat ke 6
kall ā `innal `insāna layaṭghā `sekali-kali tidak Sesungguhnya manusia benar-
benar melampaui batas`, Ayat ini menjelaskan mengenai Muhammad, 2006: 506
Pada ayat-ayat diatas terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio
yang terletak pada kata
ل م
kall ā `sekali-kali tidak` yang merupakan penegasan,
perbaikan dan sanggahan terhadap perbuatan manusia yang benar-benar melampaui batas.
b. Ayat 15
Universitas Sumatera Utara
87
kall ā la’illam yantahi lanasfa’ā binnāṣiyah `Sekali-kali tidak, sungguh jika Dia
tidak berhenti berbuat demikian niscaya Kami tarik ubun-ubunnya`. Ayat ini menjelaskan mengenai ancaman Allah kepada orang-orang kafir
yang suka mengganggu dan melarang orang beriman mengerjakan apa yang diperintahkan Allah, dan Allah melihat dan mendengar ucapan mereka, kelak
Allah akan mengadzab mereka dan melemparkan mereka ke neraka dengan menarik ubun-ubunnya Muhammad, 2006: 507 .
Pada ayat-ayat diatas terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio
yang terletak pada kata
ل م
kall ā `sekali-kali tidak` yang merupakan penegasan,
perbaikan dan ancaman terhadap manusia agar berhenti berbuat yang benar-benar melampaui batas.
c. Ayat 19
falyad ‘unādiyah sanad’uz-zabāniyah kallā lā tuṭi’hu wasjud waqtarib`maka
biarlah dia memanggil golongannya untuk menolongnya Kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh
kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah dirimu kepada Tuhan`.
Ayat ini menjelaskan mengenai ancaman Allah dan jaminan Allah bahwasanya orang-orang kafir tidak akan pernah bisa menghambat orang-orang
beriman untuk beribadah kepada-Nya dan tetap bersabar dan rendah hati dalam menjalaninya serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya, kelak bagi orang-orang
kafir Allah akan memanggil malaikat zabaniyah untuk mengadzab mereka Zakaria, 2012: 794.
Universitas Sumatera Utara
88
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang
terletak pada kata
ل م
kalla `sekali-kali jangan` yang merupakan penegasan dan larangan terhadap mengikuti dan patuh kepada orang-orang kafir qurays.
2. Gaya bahasa Perifrasis, yang terdapat pada ayat 13
`ara`aita ` inkażżaba wa tawallā `Bagaimana pendapatmu jika orang yang
melarang itu mendustakan dan berpaling?` Ayat ini menjelaskan mengenai orang-orang yang tidak mau beriman
kepada Allah dan tidak mau menghadapi kebenaran, kalau mereka disudutkan mereka sangkal dan merekapun menolak Zakaria, 2012: 749
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu perifrasis, kata yang
berlebihan dapat diganti dengan satu kata saja, kata itu terlihat pada kata-kata
م ب
k ażżaba `mendustakan` dan
ُىّ
tawall ā `berpaling` dapat diganti dengan salah
satunya saja.
3.20. Surah Al-Qadr 97