Q.S. Surah An- Nāzi‟āt 79

43 Ayat ini menjelaskan mengenai perintah agar manusia memilih jalan yang benar kepada Tuhannya akan tetapi orang-orang kafir memilih jalan yang salah dengan banyak melakukan dosa ketika hidup di dunia dan gambaran mengenai penyesalan orang-orang kafir dihari penghisaban Muhammad, 2006: 387 Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan pleonasme yang terdapat pada kata ياد ي y adāhu `dengan tangannya sendiri` yang merupakan penguatan terhadap kata sebelumnya yaitu جمدؽ ما mā qaddamat `apa yang telah diperbuat` yang menurut peneliti ketika seseorang berbuat sesuatu sudah pasti menggunakan tangan.

3.2. Q.S. Surah An- Nāzi‟āt 79

Surah an-N āzi‟āt merupakan surah ke 79 yang terdiri dari 46 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai; 1. keimanan: penegasan Allah tentang adanya hari kiamat dan sikap orang-orang Musyrik terhadapnya; manusia dibagi 2 golongan di akhirat; manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya hari kiamat; serta 2. Kisah mengenai nabi musa a.s dengan Fir ‟aun Assiddiqi, 1422 H: 1018. Pada surah ini peneliti menemukan 3 macam gaya bahasa perbandingan yaitu Alegori 20 ayat, Dipersonifikasi 1 ayat, Antitesis 1 ayat, Perumpamaan 1 ayat, Berikut penjabarannya : 1. Gaya bahasa Alegori, yang terdapat pada ayat 6-14 dan 15-26 yaitu: a. ayat ke 6-14 menceritakan hari kiamat dan hari berbangkit Universitas Sumatera Utara 44 yauma tarjufu ar- rājifah, tatba’uhā ar-rādiyah, qulūbun yauma`iżin wājifah, ` abṣāruhā khāsyiyah yaqūlūna `a`inna lamardūdūna fii al-ḥāfirah, `a`iżā kunnā ‘iẓāmān nakhirah, qālū tilka `iżaa karratun khāsirah, hiyā zauratun wāḥidah, fa`iz ā hum bissāhirah `pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, Tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati manusia pada waktu itu sangat takut, Pandangannya tunduk. orang-orang kafir berkata: Apakah Sesungguhnya Kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula, Apakah akan dibangkitkan juga apabila Kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?Mereka berkata: Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan. Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, Maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi`. Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai keadaan orang-orang kafir ketika permulaan datangnya hari kiamat dan hari berbangkit yang selalu mereka ingkari dan dustakan, mereka menyangka bahwasanya setelah mereka meninggal dunia itu adalah akhir dari segalanya Muhammad, 2006: 390 Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang menceritakan dan menggambarkan keadaan hari kiamat dan hari kebangkitan dengan pandangan tertunduk, ketakutan dan kegelisahan hati sebagai penyesalan orang-orang kafir dahulu karna mendustakan hari kebangkitan. Dari ciri-ciri diatas maka ayat ini termasuk alegori jenis parabel. b. ayat ke 15-26 menceritakan dakwah nabi musa terhadap fir ‟aun Universitas Sumatera Utara 45 hal at āka ḥadīśu mūsā, iżnādāhu rabbuhū bil-wadil al-muqaddasi tuwā, iżhab ilā fi r’auna `innahū ṭaghā, faqul hallaka ilā antazakkā, wa `ahdiyaka `ilā rabbika fatakhsyaa, fa`araahul `ayatal kubraa, fakazzaba wa ‘ashaa, summa `adbara y as’ā, fahasyara fanādā, faqāla `ana rabbuka al-`a’lā, fa`akhażahu allahu nak ālal `akhirati wal `ūlā, `inna fī żālika la’ibratan limanyakhsyā `Sudah sampaikah kepadamu ya Muhammad kisah Musa. Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah lembah Thuwa; Pergilah kamu kepada Firaun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas, Dan Katakanlah kepada Firaun: Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri dari kesesatan. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya? Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. Tetapi Fir´aun mendustakan dan mendurhakai. Kemudian Dia berpaling seraya berusaha menantang Musa. Maka Dia mengumpulkan pembesar-pembesarnya lalu berseru memanggil kaumnya. seraya berkata:Akulah Tuhanmu yang paling tinggi. Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Ayat-ayat diatas menjelaskan mengenai kisah fir ‟aun yang tidak mau menerima dakwah Nabi Musa a.s untuk menyembah Allah sebagai Tuhan semesta alam, bahkan fir ‟aun berlagak sombong dan mengaku dirinya sebagai tuhan yang wajib disembah, kemudian Nabi Musa memperlihatkan mukjizat yang besar sebagai pertanda kekuasaan Allah namun fir ‟aun tetap mendustakannya sehingga Allah mengazab fir ‟aun di dunia dan akhirat Muhammad, 2006: 391-392 Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu alegori yang menceritakan dan menggambarkan kedurhakaan fi r’aun dengan berbuat Universitas Sumatera Utara 46 sewenang-wenang dan tidak mau beriman kepada Allah walaupun sudah diperlihatkan kekuasaan-Nya lewat mukjizat nabi Musa. Dari ciri-ciri diatas maka ayat ini termasuk alegori jenis parabel. 2. Gaya Bahasa Antitesis yang terdapat pada ayat 29 wa `aghtasya lai lahā wa `akhraja duhāhā `dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang`. Ayat ini menjelaskan mengenai kekuasaan Allah yang menjadikan malam dan siang silih berganti dengan keseimbangan yang sempurna, yaitu malamnya gelap gulita dan siangnya terang benderang Muhammad, 2006: 393 . Pada ayat ini mengandung gaya bahasa perbandingan yaitu antitesis yang terdapat pada kata ٍاييى ٔأغ طػ „agṭasya lailahā `malamnya gelap gulita` dan ٔأ ج ح ٍا akhraja ḍuḥāhā`siangnya terang benderang`. Kata ٍاييى ٔأغ طػ ‘agṭasya lailahā `malamnya gelap gulita` dan ح ٍا ٔأ ج akhraja ḍuḥāhā `siangnya terang benderang` merupakan dua hal yang memiliki makna bertentangan. 3. Gaya bahasa Metafora yang terdapat pada ayat 32 wa al-ji bāla `arsāhā `dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh`, Ayat ini menjelaskan kekuasaan Allah yang Maha Agung dengan menciptakan gunung-gunung yang dikokohkan dan ditetapkan di tempatnya masing-masing Muhammad, 2006: 379 . Universitas Sumatera Utara 47 Pada ayat-ayat diatas terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu dipersonifikasi yang terletak pada kata ٔا ظ ٍا ` arsāhā `dipancangkan-Nya`. Pada ayat ini gunung yang merupakan benda yang sangat besar seolah kecil seperti kayu atau tongkat sehingga dapat dipancangkan. 4. Gaya bahasa Perumpamaan yang terdapat pada ayat 46 ka`annahum yauma y araunahā lam yalbaśū `illā ‘asyiyatan `au duḥāhā `Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa bagaikan tidak tinggal di dunia melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari`. Ayat ini menjelaskan mengenai keadaan manusia ketika bangkit dari kubur mereka menuju padang masyar, mereka merasa kehidupan didunia itu sangat sebentar sekali seakan-akan dalam pandangan mereka kehidupan dunia itu hanya satu sore atau sepanjang pagi saja Muhammad, 2006: 396 . Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan jenis perumpamaan yaitu pada kata نم ٔا ka`anna `bagaikan` sebagai pembanding dan berfungsi mengumpamakan atau menyamakan kehidupan mereka di dunia dengan ٔا َ عؽي ت ح ٍا ‘asyiyyatan au ḍuḥāhā `waktu sore atau pagi hari`.

3.3. Surah „abasa 80