Surah Al-Fajr 89 HASIL DAN PEMBAHASAN

73 wa `il āl-`ardi kaifa suṭiḥat `Dan bumi bagaimana ia dihamparkan` Ayat ini menjelaskan mengenai kekuasaan Allah agar manusia berfikir bagaimana bumi itu dibentangkan, dihamparkan, dan dipanjangkan Muhammad, 2006:458 Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu dipersonifikasi yang terdapat pada kata ج ط ح suṭiḥat `dihamparkan`. Pada ayat ini bumi yang merupakan salah satu benda yang sangat besar dan tidak dapat dijangkau keseluruhan seolah benda kecil seperti tikar atau karpet yang dapat dijangkau dan dihamparkan. Dari ciri tersebut maka ayat diatas merupakan jenis gaya bahasa dipersonifikasi.

3.12. Surah Al-Fajr 89

Surah Al-Fajr merupakan surah ke 89 yang terdiri atas 30 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai Allah bersumpah bahwa adzab terhadap orang-orang kafir tidak akan dapat dielakkan; beberapa contoh dari umat-umat yang sudah dibinasakan; ke ni‟matan hidup atau bencana yang dialami seseorang bukanlah tanda penghormatan atau penghinaan Allah kepadanya melainkan cobaan belaka; celaan terhadap orang-orang yang tidak mau memelihara anak yatim dan tidak member makan orang-orang miskin; kecaman terhadap orang-orang yang memakan harta warisan dan yang amat mencintai harta; malapetaka yang dihadapi orang-orang kafir dihari kiamat Ashshiddiqi, 1422 H: 1056 Universitas Sumatera Utara 74 Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio 2 ayat dan pleonasme 1 ayat. Berikut penjabarannya: 1. Gaya bahasa koreksio yang terletak pada ayat 17 dan 21 yaitu : a. ayat 17 fa’ammāl ‘insānu ‘iżā mābtalāhu rabbuhū fa’akramahū fayaqūlu rabbī ‘akraman wa ‘ammā ‘iżā mābtalāhu faqsdara ‘alaihi rizqahū fayaqūlu rabbī ‘ahānan kallā bal lā tukrimūnal yatīm‟adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka Dia akan berkata: Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka Dia berkata: Tuhanku menghinakanku. Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim. Ayat menjelaskan mengenai sanggahan Allah terhadap orang-orang yang beranggapan bahwa jika Allah meluaskan rizki ataupun membatasi rizki kepadanya maka itu adalah suatu penghormatan ataupun penghinaan baginya, padahal tidak demikian melainkan itu semua adalah sebuah ujian atau cobaan baginya Muhammad, 2006: 468 Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang terletak pada kata ل م kalla `sekali-kali tidak` untuk menegaskan bahwasanya kebanyakan manusia lupa ketika diberi kekayaan dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya. Dari ciri tersebut maka ayat diatas termasuk gaya bahasa perbandingan jenis koreksio. b. ayat 21 Universitas Sumatera Utara 75 wa ta’kulūnat turāśa ‘aklāl lammā wa tuḥibbūnal māla ḥubbān ḥammā kallā ‘iżā dukkatil ‘arḍu dakkā dakkā`dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan yang halal dan yang bathil. Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Jangan berbuat demikian. apabila bumi digoncangkan berturut-turut`. Ayat ini menjelaskan mengenai larangan Allah terhadap berbuat memakan harta pusaka maupun benda dengan mencampur baurkan yang halal dan haram serta mencintainya dengan kecintaan yang berlebihan, mereka beranggapan dengan mempunyai harta benda tersebut hidup akan bahagia dan sejahtera Muhammad, 2006: 468 Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang terletak pada kata-kata ل م kalla `sekali-kali tidak` untuk menegaskan dan melarang memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan yang halal dan yang bathil dan larangan mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Dari ciri tersebut maka ayat diatas termasuk gaya bahasa perbandingan jenis koreksio. 2. Gaya bahasa Pleonasme yang terdapat pada ayat 24 faḍkhulī fī ‘ibādī `maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku`, Ayat ini menjelaskan mengenai perkataan dan sambutan Allah kepada orang-orang mukmin saat sakaratul maut dan ketika bangkit dari kuburnya dengan para Malaikat sebagai perantara menyampaikan kabar berita gembira tersebut Muhammad, 2006: 471 Universitas Sumatera Utara 76 Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu pleonasme: pemakaian kata yang berlebihan, kalimat itu terlihat pada kalimat ّ دؼ faḍkhulī fī `maka masuklah ke dalam` yang menurut peneliti ketika seseorang hendak masuk sudah pasti ke dalam. Dari ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa perbandingan jenis pleonasme.

3.13. Q.S. Surah Al-Balad 90