95
sebagai ukuran apakah manusia tersebut layak masuk surga atau neraka Zakaria, 2012: 799
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu dipersonifikasi yang
terdapat pada kata
ً يىم ُ ج
khaffat m awāzīnuh `ringan timbangan
kebaikannya`. Pada ayat ini kebaikan yang berupa benda yang tidak berbentuk, tidak bisa dilihat dan tidak memiliki massa seolah benda yang memiliki bentuk
dan massa sehingga dapat disentuh dan ditimbang.
3.25. Surah At-Takasur 102
Surah At-Takasur merupakan surah ke 102 yang terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah makkiyyah. Isi kandungan surah ini mengenai keinginan
manusia untuk bermegah-megahan dalam soal duniawi sering melalaikan manusia dari tujuan hidupnya. Dia baru menyadari kesalahannya itu setelah maut
mendatanginya; manusia akan ditanya di akhirat tentang kenikmatan yang dibangga-banggakan itu Ashshiddiqi, 1422 H: 1095.
Pada surah ini peneliti menemukan 2 macam gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio 3 ayat dan pleonasme 1 ayat. Berikut penjabarannya:
1. Gaya bahasa koreksio, yang terdapat pada ayat 3, 4 dan 5 yaitu: a. ayat 3
’alhākumut-takāśur ḥattā zurtumul maqābir kallā saufata’lamūn`bermegah- megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu. `,
Ayat ini menjelaskan mengenai ancaman terhadap keinginan manusia berbuat bermegah-megahan dalam hal duniawi sehingga menimbulkan kelalaian
Universitas Sumatera Utara
96
dari tujuan hidupnya, dan baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya Muhammad, 2006: 532.
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang
terletak pada kata-kata
ل م
kalla `sekali-kali tidak` untuk menegaskan, memperbaiki bahwasanya bermegah-megahan dapat membuat lalai.
b. Ayat 4
śumma kallā saufa ta’lamūn `kemudian, sekali-kali tidak, kelak kamu akan mengetahui`.
Ayat ini menjelaskan kembali tentang ancaman yang keras untuk mempertegas bahwa berbuat bermegah-megahan dalam hal duniawi sehingga
menimbulkan kelalaian dari tujuan hidupnya, dan baru menyadari kesalahannya itu setelah maut mendatanginya Muhammad, 2006: 532
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang
terletak pada kata-kata
ل م
kalla `sekali-kali tidak` untuk menegaskan, memperbaiki bahwasanya bermegah-megahan dapat membuat lalai.
c. Ayat 5
kall ā lauta’lamūna ‘ilmal yaqīn `sekali-kali tidak, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin` Ayat ini menjelaskan dengan tegas bahwasanya seandainya manusia
mengetahui dengan sebenar-benarnya, niscaya tidak akan berbuat lengah oleh
Universitas Sumatera Utara
97
sikap bermegah-megah dari mengejar kehidupan akhirat sampai akhirnya masuk ke dalam kubur Muhammad, 2006: 533.
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu koreksio yang
terletak pada kata-kata
ل م
kalla `sekali-kali tidak` untuk menegaskan, memperbaiki bahwasanya bermegah-megahan dapat membuat lalai.
2. Gaya bahasa Pleonasme, yang terdapat pada ayat 7
śumma latarawunnahā ‘aina al-yaqīn `Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri`.
Ayat ini menjelaskan bahwasanya kelak setiap manusia baik beriman maupun kafir pasti akan melihat keberadaan neraka, yang pada waktu hidup di
dunia orang-orang kafir mendustakannya Zakaria, 2012: 800
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan pleonasme yaitu
pemakaian kata yang berlebihan sebagai penguat kalimat sebelumnya, kalimat itu terlihat pada kalimat
هيؽيأ ى هي ع
‘aina al-yaqīn `mata kepala sendiri` yang menurut peneliti ketika seseorang melihat sudah pasti menggunakan mata. Dari
ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa perbandingan jenis pleonasme.
3.26. Surah Al-`Asr 103