29
9. Antisipasi
عؽ ٘ زىا
at-t awaqqaʻu
Menurut Tarigan 1985 : 33 antisipasi adalah gaya yang berwujud mempergunakan lebih dahulu satu atau beberapa kata sebelum gagasan atau
peristiwa sebenarnya terjadi, gaya bahasa ini biasa disebut antisipasi atau prolepsis.
Contoh : - Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan jatuh kejurang.
Contoh dalam bahasa arab
ٍخ ٗ ؤ ٍش ذ ّ م ب ق َ ب ْ ٔأم ,اذ ٕ ِ ٍ بئ ب ذ ْ م
kunta k hāifan min hażā, akalnā liqimmati kānat masyuumati Sial kali ini, kita
hanya makan sesuap sudah mendatangkan kesialan. Pada contoh diatas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi:
melihatkan gagasan atau peristiwa yang belum terjadi sudah disebutkan terlebih dahulu, yaitu terletak pada kalimat Sial kali ini. Dari ciri tersebut maka ayat ini
mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi. Pada Al-Qur
‟an surat Al-mursalāt ayat 47 juga terdapat gaya bahasa koreksio, berikut cuplikannya :
wailulun yauma ’iżin lilmukażżibīn`kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi
orang-orang yang mendustakan. Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi:
melihatkan gagasan atau peristiwa yang belum terjadi sudah disebutkan terlebih dahulu, yaitu terletak pada kalimat kecelakaan yang besarlah pada hari itu. Dari
ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.
Universitas Sumatera Utara
30
10. Koreksio
ةازل ظإا
al- iḍrābu
Menurut Tarigan 1985 : 34 koreksio adalah gaya bahasa yang berupa penegasan sesuatu tetapi kemudian diperbaiki atau dikoreksi, gaya bahasa ini
biasa disebut koreksio atau epanortosis. Menurut Muhammad Ali 1982 : 197 gaya bahasa perbandingan jenis
koreksio yaitu:
خحص ٗ ٔا خؽد ٔ ي ْ صؼ ٔ ّ ٔ ل ٔ غي زخبث ز جعر عبجرإ : ةازل ظإا
al- iḍrābu : ittibāʻa taʻbīru biakhirin yul’gihi liannahu yufiṣṣanalahu diqqata
au ṣiḥḥata `Koreksio : ungkapan yang diikuti dengan gaya bahasa yang lain
disebabkan adanya pengelompokan perbaikan dan pengoreksian Contoh : - Pak Lubis memang orang Jawa, eh tidak, orang Batak.
Contoh dalam bahasa arab
ُ ي بىا ءذث ٔا ّ ٔ ثو ت ع ؼ ٔ
laisa fiih i ‘aibun bal `annahu badii`u al-lissaan`dia itu tidak ada cacatnya tetapi
bahasanya sangat kotor. Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa koreksio, yang merupakan penegasan
sesuatu kemudian diperbaiki atau dikoreksi kembali, kalimat itu terlihat pada kata tetapi. Dari ciri tersebut maka contoh diatas termasuk gaya bahasa perbandingan
jenis koreksio. Pada Al-Qur
‟an surat Al-Qiyāmah ayat 4 juga terdapat gaya bahasa koreksio, berikut cuplikannya :
Universitas Sumatera Utara
31
ay aḥsabul insānu allan najmaʻa ʻiẓamahu3 balā qādirīna ʻalā an nusawwiya
banānahu4 Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan kembali tulang belulangnya?3 Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa
menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna4.
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa koreksio, yang merupakan penegasan sesuatu kemudian diperbaiki dan dikoreksi kembali, kalimat itu terlihat
pada kata-kata bukan demikian. Dari ciri tersebut maka contoh diatas termasuk gaya bahasa perbandingan jenis koreksio.
2.3.Objek Kajian 2.3.1. Al-Qur
‟an Juz 30
Ditinjau dari bahasa, Al-Qur ‟an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak
dari kata benda masdar dari kata kerja
زٔا ؽ
qara ‟a -
ٔاز ؽ
yaqra ‟u -
ُ ٔازؽ
qur ‟ānan yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep
pemakaian kata tersebut dapat dijumpai pada salah satu surah di dalam al-qur ‟an
cetakan DEPAG tahun 2006 yaitu, pada surah Al-Qiyamah ayat 17-18.
’inna ‘alainā jam’ahū wa qur’ānahū 17 fa’iżā qara’nāhu fattabi’ qur’ānahū`Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya di
dadamu dan membuatmu pandai membacanya 17.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu 18.
Ayat diatas menjelaskan secara istilah, Al-Qur ‟an diartikan sebagai kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah sendiri dengan perantara malaikat
jibril dan membaca dinilai ibadah kepada Allah SWT. As-Suyuthi 1995 : 49, mengatakan bahwa Al-Qur
‟an tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara bertahap ayat demi ayat dan surat demi surat
Universitas Sumatera Utara
32
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Jumlah surat Al-Qur ‟an 114 surat dengan jumlah
ayat 6666 yang terdiri atas 30 juz. Ayat-ayat Al-Qur
‟an yang turun sebelum hijrah di kota Makkah disebut ayat al-Makkiyah dan ada pula yang turun sesudah hijrah di kota Madinah disebut ayat
al-Madaniyyah. Sebagian surat atau beberapa ayat diturunkan di medan perang, tidak di Makkah juga tidak di Madinah, seperti surat Al-Fath diturunkan diantara
Makkah dan Madinah menyangkut persoalan Hudaybiyah. Ada yang diturunkan pada waktu malam, dan ada pula yang diturunkan diwaktu siang Shiddieqy,
1989: 56. Perbedaan antara al-Makkiy dan al-Madaniy mengikuti perbedaan antara
dua masa tersebut. Yang pertama merupakan fase dakwah yang memerlukan pengukuhan akidah dan penjelasan rukun-rukun iman. Sementara itu, yang kedua
adalah merupakan fase pembinaan masyarakat dan Negara Islam, yaitu fase yang memerlukan penetapan undang-undang dan pengorganisasian.
Ayat-ayat Makiyyah berciri khas pendek dan singkat guna memudahkan penghafalannya secara sembunyi dalam keadaan serba lemah dan takut dari
gangguan kaum musyrikin. Sementara itu ayat-ayat Madaniyyah lebih panjang darinya mengingat di Madinah kekuasaan berada di tangan kaum Muslimin
sehingga mereka mendapatkan kebebasan bergerak. Al-Qur
‟an juz 30 merupakan kumpulan dari ayat-ayat dan surah-surah yang diturunkan di awal dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah yang terdiri
atas 37 surah, yaitu; 1. An-Naba, Surah ke-78 berjumlah40 ayat
Universitas Sumatera Utara
33
2. An-Naziat, Surah ke-79 berjumlah 46 ayat 3.
„Abasa, Surah ke-80 berjumlah 42 ayat 4. At-Takwir,Surah ke-81 berjumlah 29 ayat
5. Al-Inf i ār, Surah ke-82 berjumlah 19 ayat
6. Al- Mu afifin, Surah ke-83 berjumlah 36 ayat
7. Al-Insyqaq, Surah ke-84 berjumlah 25 ayat 8. Al-Buruj, Surah ke-85 berjumlah 22 ayat
9. A - ariq, Surah ke-86 berjumlah 17 ayat 10. Al-A
‟laa,Surah ke-87berjumlah 19 ayat 11. Al-Ghasyiyah, Surah ke-88 berjumlah 26 ayat
12. Al-Fajr, Surah ke-89 berjumlah 30 ayat 13. Al-Balad, Surah ke-90 berjumlah 20 ayat
14. Asy-Syam, Surah ke-91 berjumlah 15 ayat 15. Al-Lail, Surah ke-92 berjumlah 21 ayat
16. Aḍ-ḍuha, Surah ke-93 berjumlah 11 ayat 17. Al-Insyirah, Surah ke-94 berjumlah 8 ayat
18. At- Tīn, Surah ke-95 berjumlah 8 ayat
19. Al- „Alaq, Surah ke-96 berjumlah 19 ayat
20. Al-Qadr, Surah ke-97 berjumlah 5 ayat 21. Al-Bayyinah,Surah ke-98berjumlah 8 ayat
22. Az-Zazalah, Surah ke-99 berjumlah 8 ayat 23. Al-
„Adiyat, Surah ke-100 berjumlah 11 ayat 24. Al-Q
āri‟ah, Surah ke-101 berjumlah 11 ayat
Universitas Sumatera Utara
34
25. At-Taka ṣur, Surah ke-102 berjumlah 8 ayat
26. Al-Ashr, Surah ke-103 berjumlah 3 ayat 27. Al-Humazah, Surah ke-104 berjumlah 9 ayat
28. Al-F īl, Surah ke-105 berjumlah 5 ayat
29. Al-Quraisy, Surah ke-106 berjumlah 4 ayat 30. Al-Ma
‟ūn, Surah ke-107 berjumlah 7 ayat 31. Al-Ka
uṣar, Surah ke-108 berjumlah 3 ayat 32. Al-K
āfirun, Surah ke-109 berjumlah 6 ayat 33. An-Nashr, Surah ke-110 berjumlah 3 ayat
34. Al-Lahab, Surah ke-111 berjumlah 5 ayat 35. Al-Ikhlas, Surah ke-112 berjumlah 4 ayat
36. Al-Falaq, Surah ke-113 berjumlah 5 ayat 37. An-Naas Surah ke-114 berjumlah 6 ayat
Hanya 6 dari 37 surah yang tergolong madaniyyah, yaitu Al-Bayyinah 98,
Al-Zalzalah 99, Al-F īl 105, An-Nasr 110, Al-Falaq 113 dan An-Nās 114.
Pokok kandungan dari Juz 30 sebagian besar tentang Keimanan;Kepastian adanya hari kiamat, Keesaan Allah, kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya, kisah-
kisah umat terdahulu serta dalil-dalil tentang pertanggungan jawab manusia pada
hari kiamat Depag RI, 2006. Surah-surah dalam juz 30 ini merupakan kumpulan
dari ayat-ayat yang pertama turun pada masa awal islam, isinya lebih mengenai pengukuhan tauhid dan penjelasan rukun-rukun iman. Supaya mudah diterima dan
mempermudah dakwah Rasulullah saw terhadap masyarakat mekkah yang sangat menghargai dan memuliakan syair-syair, banyak ayat-ayat Al-Qur
‟an yang
Universitas Sumatera Utara
35
menggunakan gaya bahasa yang indah sebagai pengimbang syair-syair arab pada masa itu. Sehingga membahas gaya bahasa dalam Al-Quran juz 30 sangatlah
menarik untuk dilakukan, dan peneliti memilih gaya bahasa perbandingan dengan teori Tarigan 1985 sebagai alat analasisnya.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN