Kadar Lemak ANALISA KOMPOSISI KIMIA DAN SIFAT MUTU TEPUNG
30 menjadi 0,8 bb, akan tetapi justru mengalami penurunan menjadi 0,4
bb pada gari Balagopalan, 1988. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa kadar serat kasar tepung kasava termodifikasi berkisar antara 2,28–
4,37 bk Gambar 6 dan Lampiran 1. Kadar serat kasar tertinggi terdapat pada tepung kasava termodifikasi perlakuan rava dan yang
terendah pada perlakuan perendaman dengan kombinasi bakteri asam laktat dan ragi roti. Kadar serat kasar yang tinggi pada tepung kasava
termodifikasi disebabkan pada proses pembuatan tepung kasava tidak melalui proses ekstraksi seperti pada pembuatan pati sehingga serat yang
tertinggal cukup tinggi. Hasil analisa statistik menggunakan sidik ragam dengan tingkat
kepercayaan 95 α=0,05 Lampiran 1 menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tepung berpengaruh nyata terhadap kadar serat kasar tepung
kasava termodifikasi. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan rava dan perendaman menggunakan kombinasi bakteri asam laktat dan
ragi roti berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan perendaman tanpa starter, ragi roti tanpa pengeringan matahari, gari, dan tepung
kontrol tidak saling berbeda nyata. Dan perlakuan perendaman dengan ragi tape tanpa pengeringan matahari tidak berbeda nyata dengan perlakuan
perendaman dengan bakteri asam laktat. Perlakuan perendaman terbukti memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah dibandingkan dengan
perlakuan lain dan tepung kontrol. Penggunaan starter terbaik menggunakan
kombinasi bakteri
asam laktat
dan ragi
roti. Mikroorganisme dan pengeringan dengan matahari dapat mengurangi
kadar serat kasar tepung kasava dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Cardenas dan Buckle 1980 menghasilkan kadar
serat kasar yang rendah sekitar 0,4 bb dengan bantuan bakteri asam laktat dan khamir. Bakteri dan khamir juga menghasilkan enzim selulolitik
yang dapat mengurai selulosaserat sehingga menyebabkan penurunan kadar serat tepung.
31