Uji Mikroskopis Granula Pati

47

4. Total Padatan Terlarut

Total Soluble Solid Menurut Saeni 1989, padatan adalah bahan yang tetap tertinggal sebagai sisa selama penguapan dan pemanasan pada suhu 103–105 o C. Dengan sendirinya bahan-bahan yang mempunyai tekanan uap kecil dibawah suhu ini akan menguap. Padatan terlarut adalah padatan yang terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garamnya Fardiaz, 1986. Dari hasil analisa yang ditampilkan pada Gambar 13 dan Lampiran 7 dapat dilihat bahwa nilai total padatan terlarut tertinggi oleh tepung kasava termodifikasi perlakuan rava C sebesar 4764 mgl dan terendah oleh tepung kasava termodifikasi perlakuan perendaman dengan kombinasi bakteri asam laktat dan ragi roti A-5 sebesar 1864 mgl. Perlakuan rava memiliki nilai paling tinggi karena terjadinya proses parboiling saat pengolahan. Perendaman yang disertai pemanasan akan memudahkan dalam melarutkan senyawa-senyawa di dalam tepung. Padatan yang terdapat pada tepung akan lebih mudah larut dalam air panas, sehingga mengakibatkan tingginya total padatan terlarut pada produk yang dihasilkan dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Modifikasi tepung kasava dapat menurunkan total padatan terlarut dalam tepung. Hasil analisa statistik menggunakan sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05 Lampiran 7 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap total padatan terlarut tepung kasava termodifikasi. Uji lanjut yang dilakukan memperlihatkan masing-masing perlakuan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Tidak ada perlakuan yang tidak saling berbeda nyata. Hal ini dikarenakan terlalu jauh kisaran nilai total padatan terlarut yang dihasilkan. Pada tepung kasava, komponen utama adalah karbohidrat kompleks seperti pati dan serat, yang sulit larut dalam air. Karbohidrat sederhana yang terbentuk akibat proses parboiling pati ubi kayu menyebabkan peningkatan kandungan total padatan terlarut pada tepung kasava metode rava. 48 1000 2000 3000 4000 5000 T o ta l p a d a ta n t e r la r u tt m g l A1 A2 A3 A4 A5 B C K Perlakuan Gambar 13. Histogram total padatan terlarut tepung kasava termodifikasi mgl

5. Absorbsi Air dan Minyak

Absorbsi air dan minyak digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan tepung untuk menyerap air dan minyak. Nilai absorbsi air dan minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan amilosa, ukuran granula pati, dan kadar lemak dari bahan. Dari analisa yang dilakukan dapat dilihat bahwa tepung kasava termodifikasi perlakuan perendaman dengan ragi tape A-3 memiliki kemampuan menyerap air paling tinggi sebesar 47,21 , dan tepung kasava termodifikasi perlakuan rava C memiliki kemampuan paling rendah dalam menyerap air sebesar 32,21 , sedangkan tepung kasava termodifikasi yang memiliki kemampuan menyerap minyak tertinggi adalah tepung kasava termodifikasi perlakuan perendaman dengan ragi tape A-3 sebesar 46,62 , dan yang terendah adalah tepung kasava termodifikasi perlakuan rava C sebesar 41,09 . Dari Gambar 14 dan Lampiran 8 dapat disimpulkan tepung kasava termodifikasi perlakuan rava C memiliki kemampuan menyerap air dan minyak terendah diantara tepung kasava termodifikasi lainnya. Hal ini dikarenakan kandungan air yang terdapat didalam bahan cukup tinggi sehingga tepung tidak mampu untuk menyerap air dan minyak dari luar. 49 10 20 30 40 50 A b so rb si a ir d a n m in y a k 1 2 3 4 5 6 7 8 Perlakuan absorbsi air absorbsi minyak Gambar 14. Histogram absorbsi air dan minyak tepung kasava termodifikasi Proses parboiling yang dilalui pada perlakuan rava akan mempercepat proses gelatinisasi granula sehingga granula akan mudah hancur dan pecah. Granula pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan menggunakan air panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin Winarno, 1984. Saat proses parboiling fraksi amilosa dan amilopektin terpisah dan granula akan hancur, dan saat itu granula akan sulit menyerap air dan minyak. Nilai penyerapan air dipengaruhi oleh kandungan amilosa dalam bahan, semakin tinggi kandungan amilosa yang ada dalam tepung otomatis nilai penyerapan air juga akan semakin tinggi. Serat dan amilosa yang tinggi dapat membantu penyerapan air dalam granula. Minyak atau lemak dapat membentuk kompleks dengan amilosa dan menghambat pembengkakan granula sehingga pati sukar tergelatinisasi. Absorbsi minyak dipengaruhi oleh kadar lemak bahan. Produk dengan lemak yang cukup tinggi akan lebih mudah dimasuki minyak karena lemak bersifat hidrofobik. Hasil analisa statistik menggunakan sidik ragam dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05 Lampiran 8 menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap absorbsi air dan minyak tepung kasava termodifikasi. Uji lanjut Duncan yang dilakukan pada analisa absorbsi air