Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

3.3 Pengumpulan dan Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini, mencakup data untuk subsistem pertama yaitu prakiraan pasokan beras dan prakiraan harga beras, untuk subsistem ke dua yaitu pemilihan pemasok beras dan untuk subsistem ke tiga yaitu distribusi serta transportasi beras. Untuk subsistem pertama, data yang dikumpulkan diperoleh dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pusat induk beras Cipinang PIBC, data tersebut berupa data realisasi pengeluaran beras dari PIBC ke pasar-pasar wilayah DKI Jakarta, luar kota dan antar pulau. Untuk subsistem ke dua, data yang dikumpulkan berupa data yang terkait dengan kriteria untuk pemilihan pemasok beras seperti harga, mutu beras serta waktu pengantaran sampai tiba di PIBC . Data ini dapat diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder. Untuk subsistem ke tiga, data yang dikumpulkan berupa data yang terkait dengan jumlah armada yang dipergunakan untuk pengantaran beras dan rute perjalanan armada tersebut dalam mengantarkan beras yang diminta oleh pasar-pasar di wilayah DKI Jakarta. Data untuk subsistem ke tiga tersebut diperoleh dari data primer maupun data sekunder. Untuk mengukur kinerja rantai pasokan beras di DKI Jakarta, data yang diperlukan selain keluaran dari ke tiga subsistem ini, diperlukan pula data atau masukan dari pakar yang dipergunakan untuk mendapatkan aturan Jika-Maka If- Then Rule. Pakar yang diminta masukan untuk pengukuran kinerja rantai pasokan ini berasal dari pihak akademisi dan pihak praktisi. Metode analisis data yang dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing subsistem. Metode analisis untuk subsistem pertama yaitu prakiraan pasokan dan harga beras digunakan metode jaringan syaraf tiruan JST. Untuk subsistem ke dua yaitu pemilihan pemasok beras digunakan metode TOPSIS. Untuk subsistem ke tiga yaitu distribusi serta transportasi beras dipergunakan metode Simulated Annealing, sedangkan untuk mengukur kinerja pada rantai pasokan beras digunakan metode Fuzzy Inference System. Tabel 15 menunjukkan hubungan antara model penelitian, data yang diperlukan, jenis data, sumber data dan metode analisis data yang dipergunakan pada penelitian ini. Tabel 15. Model Penelitian, Jenis Data, Sumber Data dan Metode Analisis Data No Model Penelitian Data Yang Diperlukan Jenis Data Sumber Data Metode Analisis 1. Subsistem Pertama Model Prakiraan Pasokan dan Harga Beras Data pasokan beras dari PIBC ke DKI Jakarta Data harga beras varietas IR64 III dan Muncul III Dari tahun 2009 - 2010 primer PT. FSTJ Neural Network 2. Subsistem Ke Dua Model Pemilihan Pemasok Beras Data alternatif pemasok beras Data kriteria perberasan primer dan sekunder PT. FSTJ dan PIBC TOPSIS 3. Subsistem Ke Tiga Model Distribusi dan Transportasi Beras Data pasar distributor beras di DKI Jakarta Data jarak antar pasar distributor beras Data order hari, tanggal, jumlah, waktu bongkar muat. Data jumlah dan kapasitas kendaraan primer dan sekunder PT. FSTJ dan PIBC Simulated Annealing 4. Subsistem Ke Empat Model Kinerja Rantai Pasokan Beras Aturan Jika - Maka primer Pakar Akademisi dan Praktisi Fuzzy Inference System.

3.4 Konfigurasi Model IDSS pada SCM beras

Konfigurasi model IDSS pada penelitian ini memuat SMBM Sistem Manajemen Basis Data, SMBD Sistem Manajemen Basis Model, sistem pengolahan problematik dan sistem pengolahan dialog. Data yang terdapat pada SMBD adalah data yang tercakup dalam empat subsistem terdahulu yaitu data dari subsistem prakiraan pasokan dan harga beras, data dari subsistem pemilihan pemasok beras dan data dari subsistem distribusi dan transportasi beras. Demikian pula, model yang terdapat pada SMBM adalah model dari ke empat subsistem di atas. Konfigurasi model IDSS yang diterapkan pada SCM beras untuk provinsi DKI Jakarta tersebut secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 31. Gambar 31. Konfigurasi Model IDSS Pada SCM Beras Untuk DKI Jakarta Menurut Druzdzel dan Flynn 2002 sebuah SMBD berfungsi sebagai bank data untuk DSS. SMBD memiliki sejumlah data yang sesuai dengan perancangan DSS dan menyediakan struktur data yang logis dengan pengguna. Sedangkan SMBM bertujuan untuk mengubah data dari SMBD menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Karena banyak masalah dalam DSS yang mungkin tidak terstruktur, dengan demikian SMBM juga harus mampu membantu pengguna dalam membangun model sehingga lebih terstruktur. Sementara itu sistem pengolahan dialog berfungsi sebagai antar-muka intuitif dan mudah digunakan user friendly sehingga sistem pengolahan dialog ini mampu membantu pengguna sistem untuk memanfaatkan DSS tersebut lebih optimal.