Kondisi Perberasan di Provinsi DKI Jakarta

Gambar 11. Sistem Logistik Secara Komprehensif Stock, 2001. Rutner 2007 memberikan gambaran keterpaduan antara manajemen material dan distribusi fisik secara lebih menyeluruh yang mencerminkan bisnis logistik. Mulai dari bahan baku, penyimpanan, proses manufaktur, distribusi dan transportasi barang jadi hingga ke pasar. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12. Integrasi Manajemen Material dan Distribusi Fisik Rutner, 2007. Menurut Rutner 2007, evolusi logistik dimulai dengan fase fragmentasi pada tahun 1960`an kemudian fase fragmentasi tersebut mengerucut menjadi tiga bagian. Pada bagian pertama terdiri dari kegiatan-kegiatan logistik masuk in- bound logistics seperti prakiraan kebutuhan dan pembelian, kemudian bagian kedua adalah bagian manajemen material dan bagian ke tiga adalah bagian logistik ke luar out bound logistics dengan kegiatannya seperti perencanaan distribusi dan transportasi. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 13. Perkembangan definisi logistik dengan satu kebaruan diberikan oleh Caplice dari Masscachusett Institute of Technology MIT. Caplice 2007 mendefinisikan logistik sebagai pengelolaan aliran item, informasi, uang dan ide dalam koordinasi proses rantai pasokan dengan menggunakan strategi tempat, waktu dan pola. Sementara pengertian logistik dalam bisnis keuangan dan perbankan, menurut Garda 2009 tidak hanya tergantung pada teknologi yang mendukung kepada target sukses bagi mitra usaha, tetapi juga tergantung kepada faktor manusia human faktor dalam hal mendengarkan, mempelajari dan mengantarkan solusi yang tepat untuk pelanggan. Gambar 13. Evolusi Logistik Dari Era 1960an Sampai Tahun 2000an Rutner, 2007.

2.6 SCM Supply Chain Management

Supply Chain Management atau diterjemahkan dengan manajemen rantai pasokan adalah konsep yang mengintegrasikan semua pelaku usaha yang secara umum terdiri dari pemasok, produsen, distributor, ritel sampai konsumen. Menurut Damrongwongsiri 2003 ruang lingkup rantai pasokan sangat luas sehingga tidak akan ada satu model yang dapat mencakup semua aspek dari rantai pasokan. Banyak pihak memberikan pengertian tentang rantai pasokan. Global Supply Chain Forum dalam Croxton 2001 mendefinisikan bahwa rantai pasokan adalah suatu integrasi dari berbagai proses kunci bisnis, mulai dari pemasok awal sampai dengan pengguna akhir dengan cara menyiapkan barang, jasa dan informasi yang dapat memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya other stakeholders. Bolstorff 2003 mengartikan bahwa rantai pasokan adalah suatu proses yang terintegrasi dari suatu organisasi atau institusi yang memiliki aktivitas yang dimulai dari tahap perencanaan plan, pengadaan sumber daya source, pembuatan make, pengantaran deliver dan pengembalian return untuk menangani barang, jasa maupun informasi dari pihak pemasok awal hingga ke tangan konsumen akhir. Menurut Levy 2003 rantai pasokan adalah satu himpunan pendekatan yang secara efisien mengintegrasikan pemasok, manufaktur, pergudangan dan penyimpanan sehingga produk yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan jumlah yang sesuai, ke tempat atau lokasi yang tepat, pada waktu yang tepat supaya dapat meminimalkan biaya keseluruhan sementara tingkat layanan pelanggan tetap terjaga. Di lain pihak Christofer 2005 mendefinisikan rantai pasokan sebagai pengelolaan hubungan ke arah hulu dan hilir dengan para pemasok dan konsumen untuk menghantarkan nilai terbaik kepada konsumen dengan biaya yang rendah ke seluruh rantai pasokan. Terdapat banyak penelitian yang meneliti rantai pasokan dalam komoditas beras. Mardianto 2004 meneliti tentang mengenai proteksi, promosi dan inovasi beras di berbagai negara di Asia. Goel 2007 meneliti mengenai pemasaran, struktur pasar dan kebijakan perusahaan untuk koordinasi distribusi beras. Blengini dan Busto 2009 membahas mengenai kajian siklus sistem produksi perberasan mulai budidaya padi sampai pengiriman beras ke ritel di Italia, sedangkan Moustier, et al. 2010 mengkaji peluang suatu organisasi petani yang menghasilkan beras untuk memasuki ritel modern di Vietnam.

2.7 Pendekatan Sistem

Sistem adalah suatu kesatuan atau penggabungan dari elemen, komponen atau subsistem yang terkait satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan Eriyatno, 2003; Alisadono et al., 2006. Terkait dengan proses input – output, maka sistem dipahami sebagai media yang menghubungkan antara variabel input dengan variabel output Wellstead, 2000, sementara menurut Johnston, et al. 2000, sistem dipahami sebagai suatu area yang memiliki batas, memiliki komponen yang saling berhubungan, memiliki tujuan dan kinerja serta memiliki sumber daya dan hadir serta berhubungan dengan lingkungannya. Pendekatan sistem adalah metodologi dalam penyelesaian masalah yang disusun secara tentatif untuk mendapatkan hasil yang berupa sistem operasional Alisadono et al., 2006, sedangkan menurut Shannon 2011 pendekatan sistem adalah analisis terhadap sistem secara utuh dan menyeluruh mulai dari bagian terkecil, sub bagian sampai sistem sebagai sesuatu yang terpadu itu sendiri dan menelaah bagaimana setiap bagian tersebut bekerja dan berhubungan. Menurut Eriyatno 2003, tahapan dalam pendekatan sistem mencakup analisis sistem, rekayasa model, implementasi rancangan serta implementasi dan operasi sistem. Di lain pihak, Alisadono et al. 2006, menyatakan bahwa pendekatan sistem melibatkan faktor-faktor yang penting dalam mencapai pemecahan masalah dan menggunakan metode kuantitatif yang tepat pada berbagai tahap untuk mencapai tujuan sistem tersebut. Terdapat beberapa penelitian yang memanfaatkan pendekatan sistem dalam penyelesaian suatu persoalan seperti yang dilakukan oleh Chapman et al. 2001 dalam penelitian tentang efek jatuh dari meteor atau asteroid terhadap bumi dan kepanikan penduduk. Sonar 2009 melakukan penelitian tentang pengembangan bisnis cerdas business intelligence yang memanfaatkan berbagai metode kecerdasan buatan artificial intelligence serta dapat digunakan melalui internet dengan waktu seketika real time - on line, sedangkan Prakash 2010 memanfaatkan pendekatan sistem dalam penelitian tentang resistensi terhadap perubahan dari pustakawan yang bekerja di sektor akademik dan institusi riset di India.