SCM Supply Chain Management

perberasan, baik yang terkait dengan mutu beras, yang terkait dengan karakteristik pemasok maupun kriteria yang berhubungan dengan proses transaksi antara pemasok dengan PIBC. Kriteria tersebut dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Menurut pimpinan FSTJ, terdapat delapan belas daerah pemasok beras yang masuk ke PIBC selama ini, yaitu Subang, Karawang, Indramayu, Cirebon, Bandung, Garut, Tasik, Sumedang, Tegal, Solo, Demak, Pati, Kediri, Lumajang, Surabaya, Lampung, Palembang dan Makasar. Adapun kriteria yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenis beras apa dan dari daerah mana dipasoknya, dapat dipergunakan kriteria dari SNI yaitu derajat sosoh, kadar air, beras kepala, butir utuh, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuningrusak, butir mengapur, benda asing, butir gabah dan campuran varietas lain. Kriteria lain yang dapat dipergunakan misal harga dan waktu pengantaran.

2.11 IDSS Intelligent Decision Support System

Menurut Daihani 2001, sistim informasi manajemen SIM lebih berorientasi pada dukungan tidak langsung seperti memberikan laporan, sedangkan Decision Support System DSS memberikan dukungan lebih langsung pada permasalahan dengan menyediakan alternatif pilihan. Menurut Marimin 2005, SIM merupakan sistem yang berfungsi meneruskan mentransformasikan data menjadi informasi sedangkan DSS merupakan sistem yang berfungsi mentransformasikan data dan informasi menjadi alternatif keputusan dan prioritasnya. Menurut Eriyatno 2003, ilmu manajemen mengarah pada usaha mengklasifikasikan perihal keputusan menjadi berbagai kategori. Melalui taksonomi fungsi keputusan, pengklasifikasian ini menentukan teknologi mana yang tepat untuk setiap kelas keputusan sehingga diperlukan sejenis kaitan antara ilmu informatika dan ilmu manajemen yang dikenal dengan DSS. Menurut Turban 2005, DSS adalah suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu para pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur. Dari definisi tersebut, DSS memiliki empat karakteristik utama sebagai berikut : a. Menggabungkan data dengan model b. Membantu manajer dalam proses pengambilan keputusan terhadap pekerjaan yang semi-terstruktur atau tidak terstruktur c. Mendukung, bukan menggantikan keputusan manajerial d. Bertujuan memperbaiki efektivitas keputusan, bukan efisiensi keputusan yang telah diambil. Menurut Marimin 2004, mengambil atau membuat keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada. Keputusan dapat diambil dari alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan tersebut dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan sistem penunjang keputusan. Adapun informasi terbentuk dari data yang terdiri dari bilangan dan istilah atau kata terms yang disusun, diolah dan disajikan dengan dukungan sistem informasi manajemen SIM. Kemudian keputusan yang diambil perlu ditindaklanjuti dengan aksi yang dalam pelaksanaannya perlu mengacu pada standar prosedur operasi Standard Operational Procedure dan akan membentuk kembali data. Siklus dari data, informasi dan keputusan menjadi aksi, dapat dilihat pada Gambar 15. Monev Informasi Alternatif Keputusan Keputusan Aksi Data SIM Bilangan, Kata dan Istilah SOP DSS Keterangan : Monev : Monitoring and Evaluation DSS : Decision Support System SOP : Standard Operating Procedure Gambar 15. Siklus Dari Data, Informasi dan Keputusan Menjadi Aksi Marimin, 2004. Selanjutnya Marimin 2005 menyatakan bahwa struktur DSS terdiri dari data yang tersusun dalam sistem manajemen basis data SMBD, kumpulan model yang tersusun dalam sistem manajemen basis model SMBM, sistem pengolahan problematik, sistem manajemen dialog dan pengguna. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16. Struktur Dasar Decision Support System Marimin, 2005. Karakteristik DSS menurut Turban 2005 dapat dilihat pada Gambar 17. Keterkaitan masalah, dukungan dan manfaat DSS diantaranya sebagai berikut : 1. DSS menyelesaikan masalah semi-terstruktur dan tidak terstruktur. 2. DSS dapat dipergunakan untuk mendukung semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini. 3. DSS dapat dipergunakan secara virtual melalui media internet web. 4. DSS lebih berorientasi pada efektifitas dan bukan pada efisiensi proses. 5. DSS hanya suatu alat bantu, kontrol penuh ada pada pengambil keputusan. 6. DSS bersifat adaptif dan fleksibel. 7. DSS mudah dioperasikan karena bersifat interaktif. 8. DSS dapat dipergunakan sesuai untuk kebutuhan individu maupun untuk kebutuhan kelompok. 9. DSS dapat bekerja secara tersendiri stand alone atau dapat juga diintegrasikan dalam suatu jaringan internet web. 10. DSS dapat mendukung berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan dari semua pelaku dalam suatu sistem.