Pemilihan Fungsi Aktivasi RANCANG BANGUN MODEL PENELITIAN
                                                                                Pada proses pelatihan dilakukan pemilihan JST yang memiliki kinerja terbaik. Pemilihan JST dengan kinerja terbaik tersebut dilakukan dengan uji coba
sampai diperoleh error  yang terkecil yang memenuhi target yang sudah ditentukan atau memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi.
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam pengembangan JST untuk prakiraan pasokan dan harga beras adalah data mengenai jumlah pasokan dan harga beras  yang
diperoleh  dari PIBC.  Data tersebut adalah data pasokan dan data  harga beras harian yang dikumpulkan dari mulai tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 24 Juli
2010. Data harian diubah menjadi data mingguan yang selanjutnya dijadikan data input jaringan untuk memperkirakan pasokan beras dan harga beras selama dua
minggu ke depan.  Data input yang digunakan untuk memperkirakan pasokan beras  dan harga beras adalah data pasokan beras  dan  data  harga  beras selama
empat  minggu terakhir. Data yang diperoleh dibuat  pola yang selanjutnya dimasukkan ke dalam jaringan. Pola yang dibuat adalah empat input dan dua
output. Pola yang diperoleh adalah sebanyak tujuh puluh lima  pola,  dengan rincian  lima puluh pola digunakan untuk pelatihan dan dua puluh lima pola  lagi
digunakan untuk pengujian. Pola tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.1 sampai dengan Lampiran 4.3.
Aturan Untuk Peringatan Dini
Untuk  aturan  peringatan dini dari JST prakiraan  harga beras, aturan tersebut  diperoleh  melalui  diskusi dengan pakar  di  FSTJ.  Menurut    pimpinan
FSTJ,  masyarakat di DKI Jakarta masih menolerir kenaikan harga beras apabila harga beras meningkat di bawah lima persen. Apabila  kenaikan  harga beras di
PIBC  melonjak lebih dari sepuluh persen dari harga normal, maka masyarakat DKI Jakarta tidak dapat menerimanya dan selanjutnya pihak pemerintah melalui
BULOG divisi regional DKI Jakarta melaksanakan operasi pasar. Berdasarkan hasil  diskusi pimpinan FSTJ  tersebut maka dibuat aturan peringatan dini untuk
prakiraan harga beras yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 21.
Aturan peringatan dini untuk harga beras tersebut memerlukan variabel input dan variabel output sebagai berikut :
Variabel input :   harga untuk minggu ke-i, i = 1, 2, 3, 4 Variabel output :   prakiraan harga untuk minggu ke-j, j = 5, 6,
dengan
, dan
, Tabel 21. Aturan Peringatan Dini Untuk Harga Beras
Peringatan Dini Minggu Ke Lima Peringatan Dini Minggu Ke Enam
Jika maka harga beras aman
Jika maka harga beras aman
Jika maka harga beras harus diwaspadai
Jika maka harga beras harus diwaspadai
Jika maka harga beras rawan
Jika maka harga beras rawan
Dari Table 21, dapat dinyatakan bahwa pemerintah melaksanakan operasi pasar untuk menekan harga beras, apabila untuk minggu ke lima atau minggu ke
enam, prakiraan harga beras menunjukkan harga rawan atau harga beras melonjak lebih besar dari sepuluh persen dibandingkan dengan harga normal. Pemerintah
perlu mewaspadai harga beras,  apabila prakiraan harga beras pada minggu ke lima atau minggu ke enam berada di antara lima persen sampai dengan sepuluh
persen di atas harga normal, sedangkan  apabila prakiraan harga  beras pada minggu ke lima atau minggu ke enam berada di bawah lima persen dari harga
normal, maka harga beras tersebut dinyatakan aman.
Proses Pengujian
Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan arsitektur JST hasil pelatihan yang memiliki kinerja terbaik yaitu yang menghasilkan nilai error  dan
epoch terkecil. Arsitektur JST terbaik yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 22.  Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan dua
                                            
                