Gambaran Umum PIBC dan FSTJ

kerjasama dengan PT Bank DKI dalam rangka pembayaran untuk perdagangan beras antar daerah dengan menggunakan LC Lokal. 9. Koperasi 10. Fasilitas-fasilitas lainnya. Fasilitas penunjang yang lain antara lain seperti sarana angkutan, sarana parkir, sarana gudang dan kantor serta fasilitas keamanan. Untuk memberikan kenyamanan kepada semua karyawan yang bekerja, pihak perusahaan menyediakan fasilitas seperti telepon, air tanah, MCK, armada angkutan, masjid, pergudangan dan tenaga bongkar muat. . Koperasi didirikan untuk mewadahi para pedagang beras di PIBC, sehingga pada tahun 1980 dibentuk Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang KOPPIC Jaya sebagi mitra kerja FSTJ. 11. Sarana angkutan. Terdapat dua jenis angkutan yang digunakan untuk mendistribusikan beras dari PIBC ke Wilayah DKI Jakarta yaitu : a. Untuk pendistribusian beras keluar kota DKI Jakarta menggunakan truk besar tronton. Sarana angkutan yang dimiliki oleh FSTJ untuk angkutan keluar kota Jakata sebanyak 40 Armada 10 tonunit. b. Untuk pendistribusian beras di dalam kota Jakarta menggunakan armada angkutan yang telah ditentukan dalam SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. No. 37 2006 tanggal 4 April 2006 tentang Pola Pengangkutan dan Distribusi Beras dan Palawija dari dan ke PIBC. Sarana angkutan yang dimiliki oleh perusahaan ini untuk angkutan dalam kota Jakarta sebanyak 240 Armada dengan masing-masing tonase 2,5 tonunit. 12. Untuk kebutuhan penyimpanan beras di PIBC tersedia gudang dengan luas pelataran parkir 9.500 m 2 Sistem Manajemen Manajemen FSTJ setiap hari memantau kondisi pasokan, distribusi dan harga beras yang terdapat di PIBC dengan cara sebagai berikut : dengan pelayanan 24 jam serta luas lantai sebesar 35.896 m2 dan mampu menampung beras sekitar 100.000 ton. • Di setiap pos pintu masuk, petugas akan mencatat tonase beras yang tercantum pada surat jalan yang dibawa para pedagang dari daerah produsen. • Di pos pintu keluar wajib bagi para pembeli yang menggunakan kendaraan angkutan untuk mengambil surat jalan, sehingga jumlah beras yang didistribusikan setiap hari akan terpantau dengan jelas, baik untuk daerah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi maupun antar pulau. • Secara berkala, minimal 3 tiga hari sekali petugas dari FSTJ akan mengambil sampel harga grosir dari beberapa pedagang secara acak dan mengolah menjadi harga rata- rata. Harga rata-rata tersebut dapat dijadikan patokan harga bagi para pedagang daerah maupun pedagang PIBC. • Pembinaan dilakukan kepada pedagang PIBC melalui koperasi sebagai wadah pedagang, yang terbentuk pada tahun 1980 dengan nama Koperasi Pedagang Pasar Induk Cipinang KOPPIC Jaya yang berfungsi sebagai mitra kerja FSTJ. • Penyuluhan. FSTJ bekerja sama dengan instansi yang terkait dalam melaksanakan penyuluhan, misalnya penyuluhan tentang Undang-Undang RI No. 8 tahun 1990 tentang perlindungan konsumen. • Operasi pasar memberi kesempatan kepada para pedagang untuk ikut serta dalam program pemerintah dan Perum BULOG, dalam menyalurkan beras untuk masyarakat wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. • Terdapat beberapa jenis pelaku bisnis yang terdapat di PIBC yaitu : - Pedagang Daerah yaitu Pedagang yang berasal dari daerah sentra produksi yang memasarkan berasnya di PIBC. - Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang yaitu Pedagang yang berdomisili di PIBC, yang menempati Toko Lapak dan menyewa Gudang. - Pedagang Wilayah yaitu Pedagang di pasar – pasar wilayah yang berbelanja di PIBC. - Konsumen Umum yaitu pembeli dari segenap lapisan masyarakat rumah sakit, katering, pasar swalayan maupun perorangan. Struktur Organisasi dan Jumlah Karyawan PT. Food Station Tjipinang Jaya memiliki susunan pengurus perusahaan sebagai berikut FSTJ, 2009. 1. Dewan komisaris Ketua Dewan Komisaris : Ir. Muzahiem Muchtar, Dipl. SE A n g g o t a : Drs. Abdulsani Hutajulu, MM 2. Direksi Direktur Utama : Drs. H. Sjamsul Hilataha, SH. MM Direktur Keuangan dan Umum : H. Giyatno SK, SE. MM Jumlah tenaga kerja yang dimiliki FSTJ adalah 78 orang dengan berbagai latar belakang pendidikan. Jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Tenaga Kerja FSTJ Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah orang 1. Pascasarjana 2 2. Sarjana Hukum 1 3. Sarjana Ekonomi 8 4. Sarjana Pendidikan 2 5. Sarjana Ilmu Administrasi 1 6. Sekolah Menengah Atas 36 7. Sekolah Menengah Pertama 18 8. Sekolah dasar 10 FSTJ, 2009

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

Dengan pendekatan sistem, pada penelitian ini dikembangkan suatu model mengenai sistem pendukung keputusan cerdas intelligent decision support system IDSS untuk sistem rantai pasokan beras di propinsi DKI Jakarta dengan focal company yaitu PT. Food Statiun Tjipinang Jaya FSTJ. Sistem rantai pasokan komoditas beras meliputi aktifitas rantai pasokan dan kinerja rantai pasokan. Aktifitas rantai pasokan terdiri dari prakiraan pasokan dan prakiraan harga beras, pemilihan pemasok beras serta distribusi dan transportasi beras. Sedangkan kinerja dari rantai pasokan komoditas beras diukur dari masukan input semua aktifitas rantai pasokan tersebut. Langkah-langkah penelitian dilaksanakan mengikuti sistimatika seperti dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Pembahasan dilakukan pada rantai pasokan beras di provinsi DKI Jakarta dengan focal company adalah FSTJ yang mewakili sekitar 680 pengusaha perberasan di area PIBC. Provinsi DKI Jakarta dipilih sebagai kasus pada penelitian ini karena provinsi DKI Jakarta adalah daerah yang membutuhkan jumlah pasokan beras yang besar tetapi di satu sisi bukan daerah yang menghasilkan beras. Keadaan ini yang mengharuskan pihak pemerintah daerah setempat harus selalu waspada dalam rangka menjaga kelangsungan pasokan beras. Kerangka hubungan antar aktifitas tersebut diperlihatkan pada Gambar 25. Gambar 25. Model Aktifitas Rantai Pasokan Beras di DKI Jakarta. Untuk mengukur kinerja rantai pasokan beras di provinsi DKI Jakarta, masukan berasal dari ketiga aktifitas rantai pasokan yaitu dari prakiraan pasokan dan harga beras, pemilihan pemasok serta dari distribusi dan transportasi. Metode yang digunakan adalah metode Fuzzy Inference System FIS. Model pengukuran tersebut dapat dilihat pada Gambar 26. Gambar 26. Model Kinerja Rantai Pasokan Beras DKI Jakarta

3.2 Bagan Alir Dari Metode Yang Digunakan Dalam Penelitian

Berikut adalah bagan alir yang berhubungan dengan beberapa metode yang digunakan pada penelitian ini. Gambar 27 adalah bagan alir dari metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan pada Sub sistem pertama yaitu subsistem prakiraan pasokan dan harga beras. Gambar 28 adalah bagan alir metode TOPSIS technique for order preference by similarity to ideal solution yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan subsistem ke dua yaitu subsistem pemilihan pemasok. Gambar 29 adalah bagan alir Simulated Annealing yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan subsistem ke tiga yaitu subsistem distribusi dan transportasi, sedangkan Gambar 30 adalah bagan alir dari metode Fuzzy Inference System yang digunakan untuk mengukur kinerja sistem rantai pasokan beras di Provinsi DKI Jakarta. Pengumpulan Data Pasokan dan Harga Beras Pembuatan Dua Pola Data : Pola Data Pelatihan dan Pola Data Pengujian Penentuan Struktur Jaringan Pemilihan Algoritma Pembelajaran Penetapan Parameter, Penentuan Nilai dan Bobot Awal Transformasi Data Untuk Input Jaringan A