Kondisi Perberasan Dunia TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Beras Sebagai Komoditas Strategis
Gresik, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan Badan Pusat Statistik, 2009.
Sebagian besar beras yang dikonsumsi penduduk Indonesia merupakan hasil produksi dari Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat 6,77 juta ton, Jawa Timur 6,65
juta ton, Jawa Tengah 5,83 juta ton. Kemudian Sulawesi Selatan 2,72 juta ton, Sumatera Utara 2,1 juta ton, Sumatera Selatan 1,82 juta ton, Lampung 1,55
juta ton, Sumatera Barat 1,28 juta ton, Banten 1,1 juta ton, Nusa Tenggara Barat 1,04 juta ton, Bali 529,6 ribu ton, Nusa Tenggara Timur 296,9 ribu ton,
Kalimantan Barat 74,2 ribu ton, Papua 55,5 ribu ton, dan Maluku 50,7 ribu ton. Sebagian daerah dari sentra produksi padi tahun 2009 di Indonesia dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut :
Gambar 4. Peta Sentra Produksi Padi Badan Pusat Statistik, 2009. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik 2009 tentang pola
distribusi perdagangan enam belas komoditas di lima belas Provinsi, pola saluran distribusi perdagangan beras menunjukkan beberapa pola, ada yang mempunyai
rantai pendek atau sederhana dan ada pula yang mempunyai rantai yang cukup panjang atau kompleks. Semakin dekat dengan lokasi produsen maka rantai
distribusi perdagangan semakin pendek, sebaliknya jika semakin jauh dari lokasi produsen maka rantainya semakin panjang.
Secara umum, pola distribusi perdagangan beras dari lima belas provinsi dapat dilihat pada Gambar 5. Pola distribusi perdagangan beras pada lima belas
provinsi tersebut dimulai dari produsen beras kemudian didistribusikan ke eksportir, distributor, agen, grosir, supermarket, pengecer, konsumen akhir rumah
tangga, rumah sakit pemerintah, panti asuhan dan panti sosial, industri pengolahan industri makanan seperti kue-kue basah, ketupat, krupuk dan industri
tepung beras, serta didistribusikan kepada kegiatan usaha lain seperti rumah makan, hotel, restoran dan katering Badan Pusat Statistik, 2009.
Gambar 5. Pola Distribusi Perdagangan Beras Pada 15 provinsi Badan Pusat Statistik, 2009
Menurut Perdana 2008, sistem rantai pasokan industri perberasan merupakan suatu siklus tertutup yang terdiri atas umpan balik aliran material
berupa gabah, beras, uang dan aliran informasi berupa permintaan yang terjadi pada interaksi pelaku dari mulai petani, pedagang gabah, penggilingan beras
RMU, pedagang beras di sentra produksi sampai dengan pedagang beras di pasar induk perkotaan. Setiap aliran material dan informasi yang terjadi
merupakan hasil keputusan yang dilakukan oleh setiap pelaku rantai pasokan industri perberasan.