Subsistem Distribusi dan Transportasi Beras

Gambar 39. Input Data Untuk Basis Pengetahuan 4. Defuzifikasi. Adalah suatu proses untuk mendapatkan kembali nilai tegas crisp dari nilai fuzzy sebelumnya. Metode untuk defuzifikasi pada penelitian ini mempergunakan metode centroid Elmahi et al., 2002.

4.5 Model Matematika Kinerja Rantai Pasokan Beras di DKI Jakarta

Gunasekaran et. al 2004 telah menguraikan kerangka pengukuran kinerja rantai pasokan secara deterministik yang meliputi pengukuran kinerja rantai pasokan untuk tahap plan, source, make dan delivery pada level strategic, tactical dan operational. Contoh ukuran kinerja rantai pasokan untuk tahap planning, menurut Gunasekaran et al. 2004 meliputi : order entry method order lead-time dan customer order path sedangkan untuk tahap delivery meliputi ukuran kinerja untuk delivery performance evaluation dan total distribution cost. Sementara itu Lapide 2011 menyatakan ukuran deterministik lainnya bahwa ukuran kinerja rantai pasokan yang telah dikembangkan meliputi SCOR Model, logistics scoreboard, activity-based costing ABC, economic value analysis EVA dan balanced scorecards. Menurut Lapide 2011, SCOR Model adalah ukuran kinerja rantai pasokan yang merupakan kombinasi untuk kinerja waktu siklus seperti untuk waktu siklus produksi dan waktu siklus uang cash-to- cash cycle, ukuran kinerja biaya dengan contohnya adalah biaya tiap pengiriman cost per shipment dan biaya tiap pengambilan dari gudang cost per warehouse pick, kinerja mutu dan layanan seperti pengiriman tepat waktu on-time shipments dan kinerja untuk ukuran produk yang cacat defective products serta kinerja untuk mengukur aset. Pada penelitian ini ukuran kinerja rantai pasokan diukur dengan cara yang berbeda dari ukuran kinerja rantai pasokan yang telah diuraikan oleh Gunasekaran et al. 2004 dan Lapide 2011. Pada penelitian ini, sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III bahwa kinerja sistem rantai pasokan khususnya untuk kinerja sistem rantai pasokan komoditas beras di propinsi DKI Jakarta ditentukan dari aktifitas rantai pasok beras dan kinerja rantai pasok beras. Aktifitas rantai pasok beras terdiri dari prakiraan pasokan beras dan prakiraan harga beras, pemilihan pemasok beras serta distribusi dan transportasi beras, sedangkan kinerja dari rantai pasok komoditas beras diukur dari semua aktifitas rantai pasokan beras tersebut. Menurut Moengin dan Miyasto 2009, indeks ketahanan nasional yang merupakan ukuran kinerja dari ketahanan nasional diukur menurut rumus indeks G, dengan : Indeks G = 1 100 ∑ V i G i dan dengan : G = banyaknya variabel dalam gatra G V = bobot variabel G i G i = sub indeks untuk variabel G i i Dengan menggunakan logika Moengin dan Miyasto 2009 tersebut, maka ukuran kinerja rantai pasokan perberasan secara umum dapat dituliskan dalam rumus : . K = dan K = dengan K : nilai manfaat kinerja rantai pasokan beras : nilai rata-rata manfaat dari model subsistem ke-i : nilai rata-rata bobot dari model subsistem ke-i dan = , = 1,2, …, k = 1, 2, ..., n : nilai bobot menurut pakar ke untuk model subsistem ke . Untuk kasus di provinsi DKI Jakarta, ukuran kinerja rantai pasokan perberasan dipengaruh oleh tiga subsistem yaitu subsistem prakiraan pasokan dan harga beras, subsistem pemilihan pemasok beras serta dipengaruhi oleh subsistem distribusi dan transportasi beras. Hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai K = dan K = dengan K : nilai manfaat kinerja rantai pasokan beras : nilai rata-rata manfaat dari model subsistem ke-i : nilai rata-rata bobot dari model subsistem ke-i Dengan = , = 1,2,3 = 1, 2, 3. : nilai bobot menurut pakar ke untuk model subsistem ke