Strategi Pemasaran Produk Olahan Hasil Perikanan

17 market dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh pesaing. Kotler dan Susanto 1999 mengatakan bahwa ada lima konsep yang mendasari cara organisasi melakukan pemasaran : 1. Konsep berwawasan produksi : konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berwawasan produksi memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan cakupan distribusi yang luas. 2. Konsep berwawasan produk : konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. 3. Konsep berwawasan menjual : konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep berwawasan pemasaran : kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. 5. Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat. Konsep ini menghindari konflik yang mungkin terjadi antara keinginan konsumen, kepentingan konsumen dan kesejahteraan sosial jangka panjang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup usaha pengolahan hasil perikanan.

2.5 Strategi Pemasaran Produk Olahan Hasil Perikanan

Dalam mengembangkan strategi pemasaran produk olahan hasil perikanan, terdapat titik tolak yang dapat dikombinasikan DKP, 2008 dan Nikijuluw, 2005, yaitu : 18 1. Strategi umum usaha pengolahan hasil perikanan, merupakan gambaran umum tujuan yang ingin dicapai dan pandangan dasar yang tumbuh sejak didirikannya usaha pengolahan hasil perikanan; 2. Analisis situasi yang dapat dirumuskan sebagai suatu studi tentang faktor internal kekuatan dan kelemahan yang terdapat di dalam usaha pengolahan hasil perikanan dan faktor eksternal peluang dan ancaman yang timbul di luar usaha pengolahan hasil perikanan. Untuk mencapai suatu tujuan dan menciptakan keunggulan bersaing setiap usaha pengolahan hasil perikanan menggunakan strategi yang tepat. Hamel dan Prahalad 1990 dalam Rangkuti 2004 mengatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat inkremental senantiasa meningkat dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core competencies. Usaha pengolahan hasil perikanan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Menurut David 2006, strategi adalah cara untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang pada situasi yang sangat kompetitif. Strategi bisnis berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture. Penetrasi pasar merupakan suatu strategi untuk pertumbuhan usaha pengolahan hasil perikanan dengan meningkatkan penjualan produk yang ada saat ini kepada segmen pasar yang sekarang tanpa mengubah produk Kotler dan Amstrong, 2001. Dalam mendesain suatu strategi pemasaran, hal penting yang dilakukan oleh usaha pengolahan hasil perikanan adalah menerapkan konsep segmentation, targetting, dan positioning atau STP Rangkuti, 2004 dan Sumarwan, 2004 dan bargaining Purnomo dan Zulkiflimansyah,1999. Menurut Rangkuti 2004, segmentasi pasar merupakan tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembelikonsumen secara 19 terpisah. Pendekatan umum yang dilakukan oleh produsen dalam mengidentifikasi segmen utama suatu pasar terdiri dari tiga langkah Kotler dan Susanto,1999, yaitu : 1. Tahap survei : melakukan wawancara terhadap kelompok pengamat untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi, sikap, dan perilaku konsumen; 2. Tahap analisis : analisis faktor dan analisis kelompok untuk menghasilkan segmen yang berbeda; 3. Tahap pembentukan : bertujuan membentuk kelompok berdasarkan perbedaan sikap, perilaku demografis, psikografis dan pola media. Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki Rangkuti, 2004. Penetapan pasar yang cerdas membantu usaha pengolahan hasil perikanan menjadi lebih efisien dan efektif, yaitu dengan berfokus pada segmen yang dapat mereka puaskan dengan baik. Penetapan pasar juga menguntungkan konsumen, usaha pengolahan hasil perikanan menjangkau kelompok konsumen tertentu dengan tawaran dibuat dengan cermat untuk memuaskan keinginan mereka Kotler dan Amstrong, 2001. Positioning adalah level atau status citra produk atau jasa yang ingin dilihat oleh konsumen Sumarwan, 2004. Konsep positioning sendiri dapat berupa mutu terbaik, pelayanan terbaik, nilai terbaik, atau teknologi tercanggih.

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pesisir utara DKI Jakarta, tepatnya di lokasi-lokasi yang menjadi sentra produk olahan hasil perikanan, yaitu Muara Baru, Kamal Muara, dan Kali Baru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 lima bulan dimulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan Juli 2011.

3.2 Jenis Data Yang Dikumpulkan

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan di lapangan berkaitan dengan aktivitas produksi dan pemasaran produk olahan hasil perikanan terutama untuk produk ikan asin dan pindang. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang mendukung kelengkapan data penelitian. Data yang dikumpulkan baik dari jenis data primer maupuan data sekunder meliputi : 1. Data kondisi internal dan eksternal pengelolaan pemasaran produk olahan ikan asin dan pindang di DKI Jakarta. Data ini meliputi jenis produk asin dan pindang yang dipasarkan, kualitas produk, harga jual, tujuan pasar, sarana pendukung pemasaran, infrastruktur pemasaran, perijinan pemasaran, pesaing, kontinyuitas permintaan, kondisi sosial ekonomi konsumen sasaran, dan lainnya. 2. Data finansial pengelolaan usaha pengolahan hasil perikanan ikan asin dan pindang di DKI Jakarta. Data finansial ini meliputi data investasi, biaya produksi, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, penerimaan usaha, biaya penyusutan, pajakretribusi, dan lainnya terkait pengelolaan usaha. 3. Data terkait dengan kebijakan pengembangan produk olahan berbasis perikanan, seperti undang-undang perikanan, peraturan perikanan, kebijakan daerah tentang usaha perikanan, peraturan pengelolaan lingkungan, pengembangan alat produksi dan pemasaran, peraturan retribusi perikanan, dan lainnya.