23
d. Mengembangkan matriks SWOT untuk merumuskan solusi pengelolaan
prospek  pemasaran  produk  olahan  yang  telah  diidentifikasi.    Rumusan ini  menjadi  masukan  dalam  analisis  strategi  pengembangan  produk
olahan  menggunakan  Analytical  Hierarchy  Process  AHP  di  bagian berikutnya.
Secara  ilustratif,  matriks  IFE  dan  EFE  disajikan  pada  Tabel  1,  dan matriks analisis SWOT disajikan pada Tabel 2.
Tabel 1  Matriks IFE dan EFE kondisi pengelolaan pemasaran produk olahan hasil
perikanan No  Faktor-Faktor Strategis
Bobot B
Rating R
Skor BxR
Kode I
Internal C.  Kekuatan
1. 2.
3 Dst
D.  Kelemahan
1. 2
3 Dst
Total IFE II
Eksternal A.  Peluang
1. 2.
3. Dst
B. Ancaman
1. 2.
3. Dst
Total EFE
Bobot  menunjukkan  tingkat  kepentingan  usaha  pengolahan  dan pemasaran  terhadap  suatu  komponenfaktor  pemasaran  dengan  nilai
berkisar  0  -  1,  dimana  0  menunjukkan  tidak  penting  dan  1  menunjukkan
24
sangat  penting.    Rating  menunjukkan  tingkat  pengaruh  yang  secara  riil dapat diberikan oleh faktor pemasaran tersebut terhadap usaha pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan dengan nilai berkisar 1 – 4, dimana 1, 2, 3,
dan  4  berturut-turut  rendah,  biasa,  tinggi,  dan  sangat  tinggi.    Nilai  rating untuk  faktor  kelemahan  dan  ancaman  diberi  secara  terbalik,  yaitu  bila
pengaruh  rendah  diberi  nilai  4  dan  pengaruh  sangat  tinggi  diberi  nilai  1 Rangkuti,  2009.    Sedangkan  skor  menyatakan  tingkatskor  pengaruh
positif spp sesuai kepentingan usaha pengolahan dan pemasaran terhadap suatu komponenfaktor pemasaran yang dimaksud.
Pengembangan  matriks  internal-eksternal  IE  dilakukan  untuk mengetahui  ploting  kondisiposisi  pemasaran  produk  olahan  hasil
perikanan  saat  ini  serta  prospek  pengembangann  ke  depan  yang  dibagi dalam  sembilan  kuadran  kondisi  pengelolaan  yang  digunakan  dalam
analisis SWOT. Kuadran tersebut adalah kuadran I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,  dan  IX  yang  berturut-turut  menyatakan  I  pengelolaan  dalam
pertumbuhan dengan konsentrasi pada integrasi vertikal, II pertumbuhan dengan  konsentrasi  pada  integrasi  horizontal,  III  pengelolaan  dalam
kondisi  penciutan  atau  turnaround,  IV  pengelolaan  dalam  kondisi stabilitas, V pengelolaan dalam kondisi pertumbuhan dengan konsentrasi
pada  integrasi  horizontal  atau  stabilitas,  VI  pengelolaan  dalam  kondisi divestasi atau pengurangan, VII pengelolaan dalam kondisi pertumbuhan
melalui  diversifikasi  konsentrik,  VIII  pengelolaan  dalam  kondisi pertumbuhan  melalui  konsentrasi  konglomerasi,  dan  IX  pengelolaan
dalam  kondisi  likuidasi.    Setiap  kuadran  punya  kisaran  nilai  faktor internal dan faktor eksternal tertentu.
25
Tabel 2  Matriks analisis SWOT
Peluang Opporunities Ancaman Threats
Kekuatan Strenghtenings
SO 1 SO 2
SO 3
... SO n
ST 1 ST 2
ST 3
... ST n
Kelemahan Weaknesses
WO 1 WO 2
WO 3
... WO n
WT 1 WT 2
WT 3
... WT n
Matriks  SWOT  mengakomodir  semua  analisis  sebelumnya  menjadi rumusan  solusi  pengelolaan  prospek  pemasaran  produk  olahan  ke  depan.
Rumusan hasil analisis SWOT ini menjadi masukan dalam analisis AHP di bagian berikutnya.
2. Analisis Kelayakan Finansial