Return of Investment ROI Pendefinisian MasalahKomponen

28 Secara detail, BC ratio merupakan perbandingan dimana present value sebagai pembilang terdiri atas total dari pendapatan bersih investasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan yang bersifat positif, sedangkan sebagai penyebut terdiri atas present value total yang bernilai negatif atau pada keadaan pembiayaan kotor lebih besar daripada pendapatan kotor investasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Nilai BC ratio akan terhitung bila terdapat paling sedikit satu nilai Bt – Ct yang bernilai positif. Bila BC ratio 1, maka kondisi ini menunjukkan investasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan menguntungkan NPV 0. Sedangkan bila BC ratio 1, maka investasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan termasuk merugi, sehingga tidak layak dikembangkan lanjut. Rumus perhitungan nilai Benefit-Cost Ratio BC ratio adalah : BC ratio =         n 1 t t n t t Ct - Bt i 1 Bt - Ct Ct - Bt i 1 Ct - Bt Dimana : Bt = penerimaan benefit pada tahun operasi ke-t Ct = pembiayaan cost pada tahun operasi ke-t I = interest rate t = umur teknis

3. Analisis Strategi

Analisis ini dimaksud untuk merumuskan prioritas strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan produk olahan hasil perikanan terutama dari jenis ikan asin dan pindang di DKI Jakarta. Untuk maksud ini, maka penetapan prioritas strategi dilakukan dengan mengakomodir kepentingan semua stakeholders terkait dan tetap mempertimbangkan semua keterbatasanhambatan yang ada. Analisis hierarki ini menggunakan Analitical Hierachy Process AHP dengan sofware Expert Choice 9.5. 29 Prinsip penting perlu diperhatikan dalam analisis AHP ini adalah : a menyederhanakan masalah yang komplek yang bersifat strategis dan dinamis melalui panataan rangkaian variabelnya dalam suatu hierarki, b tingkat kepentingan dari setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif yang dapat menjelaskan arti pentingnya suatu variabel dibandingkan variabel lainnya, c mensistesis informasi yang tersedia guna menentukan variabel mana yang memiliki tingkat prioritas paling tinggi disamping memiliki peran yang mempengaruhi hasil dalam sistem dimaksud, dan d secara grafis, persoalan keputusan dikonstruksikan sebagai bentuk diagram bertingkat, tersusun. Dalam kaitan dengan analisis strategi pengembangan produk olahan hasil perikanan di DKI Jakarta, maka analisis menggunakan AHP ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengkaji interaksi menyeluruh dari semua komponen yang terkait dengan pengelolaan usaha produk olahan hasil perikanan di DKI Jakarta. Tahapan analisis yang dilakukan dalam perumusan strategi pengembangan produk olahan hasil perikanan di DKI Jakarta adalah :

a. Pendefinisian MasalahKomponen

Untuk memecahkan permasalahan yang ada secara kompherensif, maka semua komponen yang berkaitan dengan pengembangan produk olahan hasil perikanan perlu didefinisikan dan ditetapkan terlebih dahulu. Lingkup komponen yang didefinisikan mencakup maksud dan tujuan pengembangan produk olahan berbasis perikanan, kriteria atau kepentingan stakeholders terkait yang perlu diakomodir, pembatas limit factor dalam pengembangan, serta alternatif strategi pengembangan produk olahan hasil perikanan yang ditawarkan di DKI Jakarta.

b. Perancangan Struktur Hierarki

Perancangan struktur hierarki diawali dengan maksud atau tujuan, dilanjutkan dengan kriteria pelaku, pembatas, dan alternatif strategi pada tingkatan kriteria yang paling bawah. Secara umum, rancangan struktur hierarki analisis strategi pengembangan produk olahan hasil perikanan terbagi dalam 4 level mengacu kepada Wilson et.al. 2002, 30 yaitu level goal tujuan, level kriteria, level pembatas limit factor, dan level opsi strategi pengembangan. Goal tujuan dalam rancangan yang diusulkan adalah perumusan strategi pengembangan produk olahan hasil perikanan di DKI Jakarta. Sedangkan yang menjadi kriteria, pembatas, dan opsi strategi akan ditetapkan berdasarkan hasil analisis bagian sebelumnya.

c. Penyusunan Matriks Perbandingan

Komparasi perbandingan ini dimaksudkan untuk menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap komponen terhadap masing- masing kriteria yang setingkat di atasnya, perbandingan berdasarkan judgement dari stakeholders terkait, dengan menilai tingkat kepentingan satu komponen dibandingkan dengan komponen lainnya. Untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu komponen terhadap komponen lainnya, maka dilakukan pembobotan. Teknis pembobotan mengacu kepada Saaty 1993 tentang skala banding berpasangan, dan ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Skala banding berpasangan Tingkat Kepentingan Keterangan Penjelasan 1 3 5 7 9 2,4,6,8  Kedua unsur sama pentingnya.  Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.  Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lain.  Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lain.  Elemen yang satu mutlak lebih penting daripada elemen yang lain.  Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan.  Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan.  Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan unsur lainnya.  Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding unsur lainnya.  Satu elemen dengan kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek.  Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.  Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan.