49
2. Kelayakan Usaha Ikan Asin dan Pindang Berdasarkan IRR
Paramater IRR penting untuk mengetahui batas untung rugi suatu usaha pengolahan dan pemasaran, yang ditunjukkan oleh suku bunga
maksimal yang menyebabkan NPV = 0. Bagi usaha pengolahan dan pemasaran ikan asin dan pindang dijalankan di sentra perikanan DKI
Jakarta, hasil analisis ini membantu usaha tersebut dalam mengelola uang yang dimiliki, sehingga keputusan pemanfaatannya lebih baik. Tabel 9,
menyajikan hasil analisis kelayakan kedelapan usaha pengolahan dan pemasaran ikan asin dan pindang di DKI Jakarta ini berdasarkan IRR.
Tabel 9 Kelayakan usaha ikan asin dan ikan pindang berdasarkan IRR
Jenis Usaha Pengolahan dan Pemasaran
Standar IRR
Nilai IRR Keterangan
Usaha ikan teri 14
4,22 Tidak Layak
Usaha ikan japuh asin 52,24
Layak Usaha ikan pari asin
24,31 Layak
Usaha ikan jambal asin 72,04
Layak Usaha ikan selar pindang
104,21 Layak
Usaha ikan tongkol pindang 131,86
Layak Usaha ikan layang pindang
9,13 Tidak Layak
Usaha ikan etem pindang 77,90
Layak
Berdasarkan Tabel 9, usaha ikan tongkol pindang, usaha ikan selar pindang, usaha ikan etem pindang, dan usaha ikan jambal asin termasuk
kelompok usaha pengolahan dan pemasaran produk olahan dengan IRR besar persentase keuntungan besar. Nilai IRR keempat usaha
pengolahan dan pemasaran produk olahan tersebut masing-masing mempunyai nilai IRR 131,86, 104,21, 77,90, dan 72,04. Usaha
ikan tongkol pindang mempunyai nilai IRR paling tinggi 131,86. Nilai IRR 131,86 ini menunjukkan bahwa menginvestasikan uang pada usaha
ikan tongkol pindang di DKI Jakarta akan mendatangkan keuntungan sekitar 131,86 per tahunnya. Kondisi ini tentu sangat baik, dan hal ini
50
bisa jadi merupakan penyebab rumah tangga nelayan RTN yang mempunyai uang berlebih selalu mendorong isteri dan anaknya supaya
dapat mengembangkan usaha pemindangan, terutama pada musim puncak atau bila hasil tangkapan ikan tongkol banyak. Hyndman, et. al 2008
dan Mustaruddin 2009 menyatakan bahwa ada kecenderungan pelaku usaha perikanan lebih termotivasi untuk mengembangkan usaha perikanan
sampingan yang
dapat menopang
ekonomi keluarga
daripada mengembangkan usaha lainnya di luar perikanan, dan pelibatan yang
tinggi keluarga nelayan pada usahaindustri perikanan dapat mempercepat pertumbuhan dan kestabilan ekonomi pesisir.
Nilai IRR untuk usaha ikan japuh asin dan usaha ikan pari asin juga termasuk bagus, karena suku bunga bank yang berlaku hanya 14 bunga
komersial. Terkait dengan ini, maka menginvestasikan uang pada kedua usaha ini jauh lebih baik daripada menyimpan uang tersebut di bank,
karena bank hanya akan memberikan bunga 14 per tahun, sedangkan usaha ikan japuh asin dan usaha ikan pari asin memberikan bunga yang
berlipat ganda. Hal yang sama juga terjadi dan bahkan lebih tinggi bila uang diinvestasikan pada usaha ikan tongkol pindang, usaha ikan selar
pindang, usaha ikan etem pindang dan usaha ikan jambal asin Usaha ikan teri dan usaha ikan layang pindang mempunyai nilai IRR
yang lebih rendah daripada bunga bank 14. Terkait dengan ini, maka menginvestasikan uang pada kedua usaha ini tidak lebih bermanfaat
daripada menyimpan uang tersebut di bank. Terkait dengan ini, maka dari segi IRR usaha ikan teri dan usaha ikan layang pindang tidak layak
dikembangkan di DKI Jakarta. Usaha pengelolahan dan pemasaran produk olahan ini tidak dapat memberi kesejahteraan yang lebih baik bagi
rumah tangga nelayan maupun masyarakat pesisr yang menjalankannya. Menurut Nikijuluw 2005, usaha ekonomi berbasis perikanan yang
dilakukan oleh nelayan hendaknya dapat memberi kesejahteraan yang layak bagi keluarga tersebut, serta jika tidak maka kemiskinan dan konflik
sosial akan terus terjadi di kawasan pesisir, sehingga menganggu aktivitas ekonomi lebih besar di lokasi.
51
Bila dilihat lebih detail ketidakmampuan kedua usaha ikan teri untuk memberikan keuntungan yang layak IRR 14, dapat disebabkan oleh
intensitas produksi yang rendah rataan hanya 5 hari sekali dan skala pengusahaan yang rendah sekitar 80 kg per batch produksi. Hal ini
terjadi karena bahan baku ikan teri tidak mudah diperoleh dari hasil tangkapan nelayan di pesisir utara DKI Jakarta. Untuk usaha ikan layang
pindang, IRR yang rendah lebih disebabkan oleh harga bahan baku yang tinggi relatif tinggi Rp 11.000 per kg, sedangkan harga jualnya relatif
sama dengan ikan etem yang harga bahan bakunya jauh lebih murah Rp 7.500 per kg.
3. Kelayakan Usaha Ikan Asin dan Pindang Berdasarkan ROI