11
hasil  perikanan  merupakan  upaya  yang  dinamis,  yaitu  sesuai  permintaan dengan  konsumen  yang  senantiasa  terus  berkembang.  Dalam  kaitan  ini,
maka  kontribusi  setiap  komponen  pendukung  menjadi  semakin  penting guna  mengantispasi  perubahan-perubahan  dalam  hal  ekonomi,  teknologi,
dan  lingkungan,  termasuk  penggunaan  cara-cara  tradisional  dalam pengolahan hasil perikanan.
Sebagai  implikasi  dari  perkembangan  kebutuhan  konsumen,  maka menurut  Fauzi  2004  penyesuaian  atau  perubahan  dapat  terjadi  pada
tujuan,  strategi  dan  operasional  usaha  pengolahan  dan  pemasaran  hasil perikanan.  Semakin  efisien  teknologi  produksi  pada  usaha  pengolahan
berarti  semakin  produk  olahan  perikanan  yang  dapat  dimanfaatkan  dan semakin  sedikit  reject  yang  dibuang  ke  alam  yang  justru  dapat  merusak
lingkungan  sekitar.    Hal  ini  dilakukan  dalam  rangka  memberi  pelayanan kepada  konsumen  yang  dari  waktu  ke  waktu  jenis  kebutuhan  terus
meningkat dan berubah termasuk terhadap jenis-jenis produk olahan hasil perikanan.
2. Pelaku Ekonomi Usaha Perikanan
Menurut  Sudarsono  1986  dan  Hanafiah  dan  Saefuddin  1983, komponen  ekonomi  usaha  perikanan  termasuk  usaha  pengolahan  dan
pemasaran  hasil  perikanan  dapat  mencakaup  nelayan,  pengusaha perikanan, pengolah ikan, pedagang ikan, koperasi, dan pemrintah.  Semua
pelaku  ekonomi  harus  bahu  membahu  mendukung  kelangsungan  usaha perikanan.
a. Nelayan tradisional
Nelayan  adalah  orang  yang  secara  aktif  melakukan  kegiatan menangkap  ikan,  baik  secara  langsung  seperti  penebar  dan  pamakai
jaring  maupun  secara  tidak  langsung  seperti  juru  mudi  perahu  layar, nakhoda  kapal  ikan  bermotor,  ahli  mesin  kapal,  juru  masak  kapal
penangkap  ikan  sebagai  mata  pencaharian.  Fauzi,  2005.    Nelayan tradisional  merupakan  bagian  terbesar  dari  masyarakat  nelayan  di
Indonesia.  Nelayan  tradisional  ini  umumnya  dapat  dicirikan  dengan tingkat  kepemilikannya  kecil  dan  penguasaan  faktor  produksi  serta
12
kemampuan  managerial  relatif  terbatas.  Keterbatasan  ini  akan mempengaruhi  motivasi,  perilaku  dan  gugus  kesempatan.    Selain  itu,
vokalitas  untuk  memperjuangkan  pendapat  dan  kebutuhan  dari kelompok  ini  biasanya  relatif  rendah,  sehingga  nelayan  tradisional
umumnya  tersisihkan  bila  kegiatan  ekonomi  perikanan  berkembang pesat di suatu kawasan..
b. Pengusaha perikanan
Pengusaha  perikanan  lebih  dianggap  sebagai  kelompok  pelaku yang  sukses  dan  bermodal  besar  dalam  melakukan  kegiatan  usaha
perikanan.  Berbeda  dengan  nelayan  tradisional,  gugus  kesempatan pengusaha  perikanan  swasta  skala  besar  biasanya  jauh  lebih  longgar.
Mereka  memiliki  akses  yang  lebih  besar  terhadap  berbagai  fasilitas seperti  perbankan,  pelayanan  dan  penerapan  teknologi  baru,disamping
mempunyai  kemampuan  untuk  mempengaruhi  pembuat  kebijaksanaan bila ada kebijakan yang dapat mengancam eksistensi mereka.
Menurut  Dahuri,  et.  al  2001,  pengusaha  perikanan  dapat menghidupkan  kegiatan  perikanan  dengan  lebih  optimal  di  suatu
kawasan  pesisir.  Hal  ini  karena  mempunyai  motivasi  bisnis  yang umumnya memaksimumkan keuntungan dan dapat melakukan berbagai
bentuk  strategi  mulai  dari  integrasi  vertikal,  baik  ke  hulu  maupun  ke hilir,  sampai  integrasi  horizontal  untuk  memaksimumkan  keuntungan
dan  akumulasi  modal.    Pengusaha  perikanan  ini  umumnya mempekerjakan  nelayan  kecil  dan  tradisional  dalam  menjalanakan
bisnis perikanannya.
c. Pedagang Ikan