Keterlibatan responden secara aktif dalam pelayanan resep obat.

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa hanya 12 responden selalu terlibat aktif dalam proses penyerahan obat sedangkan 88 responden tidak selalu terlibat dalam penyerahan obat kepada pasien dan dari hasil pengamatan selama penelitian berlangsung, dijumpai bahwa yang menyerahkan obat kepada pasien khususnya menyerahkan obat tanpa resep adalah asisten apoteker, padahal dalam proses penyerahan obat kepada pasien, obat diberikan dan disertai dengan pemberian informasi obat. Apabila dibandingkan dengan keterlibatan responden secara aktif dalam pelayanan resep obat sebanyak 96 gambar 11 berarti ada sekitar 84 responden yang setelah melayani resep tidak menyerahkan obat, selain itu hanya 12 responden yang selalu menyerahan obat kepada pasien baik dengan resep dokter atau tidak. Pada saat penyerahan obat harus disertai dengan pemberian informasi obat, tetapi ada responden yang pada saat menyerahkan obat tidak memberikan informasi obat yaitu sebesar 44 sedangkan apoteker yang memberikan informasi obat pada saat menyerahkan obat sebesar 56. Pemberian informasi obat kepada pasien pada saat penyerahan obat sangat penting khususnya pada obat dengan resep dokter untuk menghindari penggunasalahan obat tetapi apabila dilihat sebanyak 44 apoteker yang tidak memberikan informasi obat kepada pasien Data ini dapat dilihat pada gambar 13. 44 56 tidak ya Gambar 13. Apakah responden selalu memberikan informasi obat kepada pasien atau tidak

4. Alasan responden tidak memberikan informasi obat pada saat menyerahkan obat

Berdasarkan hasil penelitian diketahui persentasi terbesar alasan responden tidak memberikan informasi obat adalah 12 pembeli dianggap sudah tahu dari package insertkemasanbrosur, 12 tidak sempat karena banyaknya pembeli, 8 pembeli yang tidak aktif bertanya dan sisanya 12 dengan perincian 8 pembeli tergesa-gesa dan tidak mau diterangkan, dan 4 responden beranggapan bahwa asisten apoteker dipandang sudah mengetahui dan berpengalaman sehingga memberi informasi obat pada saat penyerahan obat adalah asisten apoteker. Menurut undang-undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Asisten apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian di bawah pengawasan apoteker.

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

3 20 124

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

0 25 124

Perbandingan hasil wawancara kegiatan pelayanan informasi obat terhadap apoteker pengelola apotek pada dua apotek swasta di Yogyakarta.

0 0 2

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012.

2 5 127

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012.

0 1 122

Persepsi apoteker pengelola apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelayanan resep selama di apotek.

5 34 139

Gambaran pelayanan informasi obat oleh apoteker di-25 apotek di Kota Yogyakarta periode Juli-September 2004 - USD Repository

0 0 90

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012 - USD Repository

0 0 120

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012 - USD Repository

0 0 125

Penerapan standar pelayanan kefarmasian pada pasien asma oleh apoteker pada sepuluh apotek di kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 167