Tingkat Pendidikan Karakteristik responden

sebanyak 40, kemudian secara berturut-turut 20 responden bekerja selama lebih dari 15 tahun, selanjutnya responden bekerja antara 5 sampai dengan kurang dari 10 tahun dan antara 10 sampai dengan kurang dari 15 tahun mempunyai persentasi yang sama yaitu 16 dan urutan terakhir responden bekerja selama kurang dari 1 tahun sebanyak 8. 8 40 16 16 20 1 th 1-5 th 5-10 th 10-15 th 15 th Gambar 4. Lama masa kerja responden yang memberikan pelayanan informasi obat di-25 apotek di Kota Yogyakarta. Responden yang aktif dalam melakukan pekerjaan kefarmasian dan hadir setiap hari di apotek, kemungkinan semakin lama masa kerja responden maka pelayanan kefarmasian akan semakin meningkat mutunya karena responden semakin tahu jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh pasienpenderita. Selain itu semakin lama responden bekerja dalam melakukan pekerjaan kefarmasian juga semakin banyak pengalaman yang dimilikinya dalam hal berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung terhadap masyarakat hal ini untuk memudahkan responden memberikan pelayanan informasi obat tetapi ini tidak berlaku bagi responden yang tidak aktif dan tidak hadir setiap hari di apotek.

e. Pekerjaan lain

Responden yang bekerja rangkap di dua tempat dapat menyebabkan terlalu lelah, berkurangnya tenaga, maupun konsentrasi sehingga kemungkinan bisa terjadi kekeliruan-kekeliruan terutama dalam pelayanan obat dengan resep dokter Hartono, 2003. Apabila responden terlalu lelah dan berkurang tenaga serta konsentrasinya berkurang kemungkinan bisa terjadi kekeliruan dalam memberikan informasi obat. Dari hasil penelitian didapat 52 responden tidak memiliki pekerjaan lain sedangkan sisanya 48 memiliki pekerjaan lain. Pekerjaan lain tersebut antara lain : Dosen 16, Pegawai Negeri Sipil 20, dan wiraswasta 12. Hal ini berarti 48 apoteker tersebut tidak dapat sepenuhnya berada di apotek selama apotek buka dan memberikan pelayanan informasi obat karena apoteker tersebut bekerja pada institusi lain, misalkan : apoteker yang juga bekerja sebagai dosen atau pegawai negeri sipil. Ini tidak sesuai dengan standart prosedur operasional farmasis di apotek yang menyebutkan bahwa farmasis dalam hal ini apoteker harus mudah ditemui, menyediakan waktu, bisa berempati, menunjukkan ketertarikan, perhatian, bersahabat, asertif dan mentaati prosedur yang berlaku ISFI, 2004. Permenkes No. 1332MENKESX2002 menyebutkan apabila APA berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, APA harus menunjuk apoteker pendamping. Hal ini berarti apabila apoteker berhalangan hadir maka

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

3 20 124

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

0 25 124

Perbandingan hasil wawancara kegiatan pelayanan informasi obat terhadap apoteker pengelola apotek pada dua apotek swasta di Yogyakarta.

0 0 2

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012.

2 5 127

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012.

0 1 122

Persepsi apoteker pengelola apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelayanan resep selama di apotek.

5 34 139

Gambaran pelayanan informasi obat oleh apoteker di-25 apotek di Kota Yogyakarta periode Juli-September 2004 - USD Repository

0 0 90

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012 - USD Repository

0 0 120

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012 - USD Repository

0 0 125

Penerapan standar pelayanan kefarmasian pada pasien asma oleh apoteker pada sepuluh apotek di kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 167