Posisi apoteker di apotek berdasarkan Status Kepemilikan Apotek

juga lebih leluasa dalam menjalankan tugasnya di apotek tanpa diawasi oleh PSA benefit oriented.

2. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh pada saat memberikan

informasi obat Keuntungan-keuntungan yang diperoleh apoteker pada saat memberikan informasi obat dapat mempengaruhi antusiasme apoteker untuk memberikan informasi obat kepada pasien. Data tersebut dapat dilihat pada tabel XVII. Tabel XVII. Keuntungan dalam memberikan pelayanan informasi obat No Keuntungan bagi apoteker dalam memberikan informasi obat kepada pasien Jumlah Persentase n = 25 1 Sebagai bahan untuk legal protection bila dikemudian hari terjadi klaim atas obat yang diberikan pada pasien 3 12 2 Sebagai salah satu “Professional” dalam team perawatan kesehatan 20 80 3 Meningkatkan kepuasan kerja 20 80 4 Menjadi mitra pasien dalam pengobatan sendiri 24 54 5 Tambahan service untuk menarik konsumen dan meningkatkan daya saing dan meningkatkan omset 12 48 Pada saat pasien datang ke apotek dan melakukan konsultasi dengan apoteker, ada kepuasan tersendiri apabila pasien pulang dan puas terhadap informasi yang diberikan apoteker. Berdasarkan hasil penelitian 80 responden menyatakan bahwa memberi pelayanan konsultasi dapat meningkatkan kepuasan kerja. Keuntungan lainnya adalah pada saat melakukan konsultasi obat apoteker juga dapat bekerjasama dengan dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya sehingga membentuk suatu team, di mana di dalam team ini apoteker dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan pelayanan kefarmasian khususnya pelayanan informasi obat. Kemudian keuntungan selanjutnya adalah pada saat apoteker memberikan pelayanan informasi obat, apoteker dapat menjadi mitra pasien dalam pengobatan sendiri khususnya dalam memilihkan obat yang aman, tepat dan rasional. Dari hasil penelitian 54 apoteker menjadi mitra pasien dalam pengobatan sendiri. Apabila pasien puas dan mengerti dengan konsultasi yang diberikan oleh apotek, pasien akan cenderung untuk kembali ke apotek yang sama apabila lain kali membutuhkan obat. Dari hasil penelitian 48 responden menyatakan bahwa konsultasi dapat menjadi tambahan service untuk menarik konsumen dan meningkatkan daya saing dan dapat meningkatkan omzet. Keuntungan terakhir sebesar 12 responden menyatakan bahwa pelayanan konsultasi sebagai bahan untuk legal protection atau perlindungan legal bagi farmasis dari ketidakpuasan informasi dan apabila dikemudian hari terjadi klaim atas obat yang diberikan oleh pasien. Keuntungan-keuntungan diatas dapat meningkatkan semangat apoteker dalam memberikan informasi obat, tetapi keuntungan-keuntungan tersebut hanya dapat diperoleh apabila apoteker menjalankan peranannya sebagai farmasi khususnya memberikan informasi obat kepada pasien secara baik dan aktif. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari data karakteristik apoteker diperoleh hasil bahwa sebagian besar apoteker 76 adalah wanita dengan umur antara 25-35 tahun 60 dengan tingkat pendidikan apoteker 84, memiliki lama masa kerja 1-5 tahun 40, tidak memiliki pekerjaan lain selain APA 52 dan berpenghasilan 1-2 juta 56. Dari data karakteristik apotek diperoleh data bahwa jam buka apotek76 umumnya adalah 10-14 jam dengan jam sibuk 60 antara jam 18.00-21.00 dan 88 apotek membuka jam konsultasi 2. Dari data penelitian diperoleh hasil bahwa profil kehadiran apoteker sebagai PSA dan bukan PSA adalah sama yaitu setiap hari antara jam 17.00-21.00 alasan tidak bisa hadir di apotek adalah sakit 40 dan digantikan oleh asisten apoteker 75. 3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa gambaran pelayanan informasi obat oleh apoteker adalah 96 apoteker terlibat aktif dalam pelayanan resep. 88 apoteker tidak terlibat secara aktif saat penyerahan obat dan digantikan oleh asisten apoteker. 56 apoteker tidak memberikan informasi obat dengan 16 alasan bahwa pembeli dianggap sudah tau dari package insertkemasanbrosur. 88 apoteker melakukan lebih dari 3 cakupan upaya. 4. Gambaran pelayanan informasi obat oleh apoteker pada jam konsultasi adalah 80 apoteker beranggapan bahwa jam konsultasi perlu diadakan. 76 apoteker hadir pada jam konsultasi. 64 apoteker menyatakan jam konsultasi

Dokumen yang terkait

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

3 20 124

Gambaran Peran Apoteker Dalam Pelayanan Konseling di Apotek Wilayah Kota Medan

0 25 124

Perbandingan hasil wawancara kegiatan pelayanan informasi obat terhadap apoteker pengelola apotek pada dua apotek swasta di Yogyakarta.

0 0 2

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012.

2 5 127

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012.

0 1 122

Persepsi apoteker pengelola apotek di Kota Yogyakarta terhadap perannya dalam pelayanan resep selama di apotek.

5 34 139

Gambaran pelayanan informasi obat oleh apoteker di-25 apotek di Kota Yogyakarta periode Juli-September 2004 - USD Repository

0 0 90

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang satu di Kecamatan Gondokusuman, Tegalrejo, dan Umbulharjo di kota Yogyakarta periode Juli - September 2012 - USD Repository

0 0 120

Kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan di apotek berbintang dua di Kecamatan Pakualaman, Umbulharjo, Wirobrajan dan Mantrijeron Kota Yogyakarta periode Juli-September 2012 - USD Repository

0 0 125

Penerapan standar pelayanan kefarmasian pada pasien asma oleh apoteker pada sepuluh apotek di kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 167