Informasi Obat PENELAAHAN PUSTAKA
Apabila dalam penggunaan obat tanpa resep tidak segera meringankan penyakit, apoteker dapat menyarankan penderita untuk segera periksa kepada dokter
Anief, 1997. Berdasarkan pada UU Kesehatan No.23 Th 1992 pasal 53 2, tenaga
kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Dalam penjelasan pasal tersebut hak pasien
antara lain adalah hak mendapatkan informasi obat. Permenkes No.922MenkesPerX1993 Pasal 10 c menyebutkan bahwa pengelolaan apotek
meliputi pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi. Pasal 15 2 Apoteker wajib memberikan informasi :
a yang berkaitan dengan penggunaan obat yang diserahkan kepada pasien.
b penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas permintaan masyarakat.
UU perlindungan konsumen No.8 Th.1999 Bab III Pasal 4 meliputi : a.
hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang danatau jasa.
b. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang danatau
jasa yang digunakan. c.
hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen. Kewajiban apoteker terhadap masyarakat :
2 seorang apoteker dalam rangka pengabdian profesinya harus bersedia
menyumbang keahlian dan pengetahuannya. 5
seorang apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesi bagi masyarakat dalam rangka pelayanan dan pendidikan kesehatan.
Anonim, 1999a Berdasarkan inisiatif apoteker, jenis-jenis informasi obat terdiri dari :
1 informasi bersifat pasif, yaitu apoteker menjawab atau memberi respon
pada pertanyaan pasien,dokter dan lainnya.
2 informasi bersifat aktif, hal ini dapat berlangsung dengan memberikan
ceramah kesehatan bagi masyarakat umum, menerbitkan bulletin dan surat menyurat yang terseleksi.
3 informasi obat untuk aspek yang lebih luas, misalnya Review penilaian
pemakaian obat dan audit medis untuk memperbaiki kebiasaan peresepan yang salah.
Anonim, 1999a Berdasarkan jenisnya informasi obat dapat dibagi menjadi informasi
lisan dan informasi tertulis. informasi lisan adalah informasi yang diberikan secara lisan kepada masyarakat pada saat proses penyerahan obat sedangkan informasi
tertulis adalah informasi yang diberikan secara tertulis pada etiket, leaflet atau brosur. Dalam memberikan informasi obat kepada pasienpemakai obat apoteker
dapat menggunakan bantuan dari berbagai buku atau referensi, atau yang lebih canggih lagi yaitu dengan menggunakan internet. Kemampuan mencari informasi
dengan cepat mendukung kualitas pelayanan seorang apoteker terhadap masyarakat pasien Arthur dan Christopher, 1982.
Sumber mengenai informasi obat dapat diambil dari formularium misalnya British National Formulary atau dapat juga diambil dari AMA Drug
Evaluation, United State Pharmacopeia dan Drug Information Health Professional. Sumber-sumber informasi tersebut dipilih dan didokumentasikan
secara rapi dan sistematis sebagai dasar pemberian pelayanan obat. Tercakup didalamnya informasi mengenai sifat-sifat farmakologis, farmakokinetik,
kewaspadaan, efek samping, serta kontraindikasi. Informasi tersebut mencakup pula informasi yang relevan, misalnya alasan pemberian obat, tujuan pemberian
obat, bagaimana menyimpan, menggunakan dan hal-hal lain yang diperlukan pada waktu menggunakan obat Budiono, 1999.