2.4.1 Kemunafikan Anggota Ormas Islam
Wacana 30 berisi kritikan terhadap kemunafikan anggota ormas Islam. 30
Menurut gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri mah belom tentu. Kita tempatin, Pak, ormas di tempat
prostitusi. Rame-rame dia sweeping, Pak. Kemarin gua temuin ormas sendiri, Pak. Pakai peci, pakai sticklight. Bener, ada
mobil mewah mau masuk, dia setopin.
O
1
: Stop Ya, kiri dikit, Pak. Kanan, kanan, mundur dikit. David, show 17.
Comic mengkritisi sikap munafik anggota ormas yang hanya berani menjalankan aksinya secara massal. Hal ini diungkapkan dalam tuturan Menurut
gua mah, ormas berani kalau rame-rame. Sendiri mah belom tentu. Ormas sering kali melaksanakan aksinya secara kolektif. Menurut comic,
keberanian anggota ormas ini dilatarbelakangi oleh jumlah dan kekuatan massanya yang masif. Sebaliknya, anggota ormas belum tentu berani menjalankan
aksinya secara individu. Sebagai contoh, comic mengilustrasikan O
1
, salah seorang anggota ormas Islam, yang sedang berada di sebuah tempat prostitusi.
Oleh karena tanpa dukungan anggota ormas yang lainnya, O
1
pun tidak berani melaksanakan penertiban penyakit masyarakat Pekat di lokalisasi itu. O
1
hanya menjadi penjaga parkir kendaraan-kendaraan di lokasi tersebut.
2.4.2 Sikap Intoleransi Ormas Islam
Wacana 31 berikut memuat kritikan terhadap sikap intoleransi ormas Islam terhadap masyarakat.
31 Kalau menurut gua fungsi dari pakaian, fungsi dari pakaian,
fungsi dari fesyen itu ada dua: yang pertama visual, yang kedua fungsional. Enak dilihat dan bisa merepresentasikan sikap.
Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung, tapi pas giliran puasa ada warteg masih digerebek. Ya kan? Padahal
udah ditirai. Padahal udah ditirai, masih digerebek. Kan kasihan. Gua belum kenyang. Dzawin, show 13.
Comic mengkritisi sikap intoleransi ormas Islam kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan melalui tuturan Percuma pakai peci-koko-sarung, peci-koko-sarung,
tapi pas giliran puasa ada warteg masih digerebek. Tuturan ini mengimplikasikan sikap intoleran ormas Islam yang melakukan razia rumah makan secara
sewenang-wenang. Dalam contoh kasus yang disebutkan comic, ormas tersebut digambarkan
tidak bersikap toleran dengan menggerebek rumah makan yang tetap dibuka pada masa Ramadan, meskipun etalase, jendela, dan pintunya telah ditirai
–tindakan ini sebagai bentuk pengormatan bagi masyarakat yang menjalankan puasa. Comic
mengecam tindakan ormas tersebut. Menurutnya, perilaku banal ormas itu tidak mencerminkan nilai-nilai agamais dari atribut keagamaan yang dikenakannya.
2.5 Perempuan Indonesia