sebuah tempat prostitusi yang didatangi oleh comic. Wacana 33 ditandai dengan kata Cewek. Wacana 34 ditunjukkan melalui tuturan rapi sedikit bininya nyap-
nyap dan Nyisir sedikit, bininya nyap-nyap. Tuturan ini mengimplikasikan kaum perempuan Betawi sebagai sasaran kritik karena sering kali mencereweti
suaminya jika berpenampilan rapi dan menarik. Hal yang dikritik kepada perempuan Indonesia adalah sebagai berikut.
Pertama, kesalahpahaman atas konsepsi kesetaraan gender. Kedua, profesi perempuan. Ketiga. rasa cemburu berlebihan perempuan Betawi yang sudah
berumah tangga terhadap suaminya. Keempat, kesadaran wanita muslim untuk berkerudung.
2.5.1 Kesalahpahaman atas Konsepsi Kesetaraan Gender
35 Cewek itu sering banget ngomongin masalah kesetaraan gender.
Bener nggak sih? Lagian kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal sama belum
tentu proporsional, belum tentu pas. Contohnya begini. Gua naik bis, gua naik kereta sama adek gua. Tempat duduknya
cuma satu. Adik gua duduk, gua berdiri; nggak setara tetapi proporsional karena gua lebih kuat, hitungannya setara. Atau
pakai solusi yang kedua, gua duduk, adik gua gua pangku. Ini cewek mintanya kesetaraan gender, tapi giliran di kereta tempat
duduk cuma satu gua duduk dia berdiri, ngelihatin gua terus. Ya, nggak gua kasih. Kan setara. Kalau mau, pakai solusi yang
kedua: elu gua pangku. Iya, nggak? Kalau elu gua pangku, ya adik gua berdiri. Iya kan? Kalau masih nggak mau juga, ya
sudah silakan duduk, tapi elu pangku gua, ya adik gua berdiri lagi. Dzawin, show 10.
Hal yang dikritik pada wacana ini ihwal kesalahpahaman kaum perempuan terhadap konsepsi kesetaraan gender. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan Lagian
kesetaraan gender itu maksudnya apa sih? Setara itu kan artinya sama, padahal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama belum tentu proporsional, belum tentu pas. Tuturan ini mengimplikasikan keraguan comic terhadap kaum perempuan dalam memahami esensi kesetaraan
gender. Dalam ilustrasinya di atas: seorang wanita di kereta api yang tengah berdiri
karena tidak mendapatkan kursi kosong; wanita itu memandangi comic yang sedang duduk bersama adiknya, dengan harapan comic mempersilakannya
menduduki kursi tersebut. Comic tidak memberikan kursinya untuk ditempati oleh wanita tersebut karena: 1 ia memiliki hak untuk tetap menduduki kursi yang
sudah ditempatinya sejak awal; 2 ia merasa tidak adil jika ia harus berdiri karena memberikan kursi yang didudukinya ditempati oleh wanita tersebut. Dengan kata
lain, wanita itu ingin berusaha mendapatkan haknya untuk menduduki kursi tersebut dengan melanggar atau mengabaikan hak comic menempati kursi itu.
2.5.2 Profesi Perempuan