Wacana Humor Landasan Teori

hanya mengkaji humor dalam SUCI 4 secara struktural dan skripsi Fadilah 2015 yang hanya mengkaji proses penciptaan humor dengan teknik praanggapan, teknik implikatur, dan teknik dunia kemungkinan. Kedua, entitas wacana SUCI 4 adalah komunikasi verbal. Di dalam pragmatik, kegiatan berbicara berorientasi pada maksud dan tujuan. Humor dalam pertunjukan SUC tersebut tidak semata-mata untuk menghibur para penonton, tetapi juga menyingkap banyak persoalan sosial masyarakat Indonesia. Di atas panggung, para comic menyuarakan kritikan dan aspirasi melalui lawakan-lawakannya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini akan membahas secara komprehensif siapa sasaran kritik dan apa hal yang dikritik oleh comic di dalam SUCI 4. Pembahasan ini tidak ditemukan di dalam penelitian pada tinjauan pustaka di atas.

1.6 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini dipaparkan tentang 1 wacana, 2 humor, 3 wacana humor kritik sosial, 4 prinsip kerja sama, 5 penciptaan humor secara pragmatis, 6 konteks, 7 komponen tutur, dan 8 struktur wacana SUC.

1.6.1 Wacana

Poerwadarminta dikutip Baryadi, 2002: 1 mendefinisikan kata wacana merunut pada akar atau asal-usul katanya. Kata wacana berasal dari kata vacana yang berarti „bacaan‟ dalam bahasa Sanskerta yang kemudian masuk sebagai kosakata bahasa Jawa Kuna dan Jawa Baru wacana yang berarti „bicara, kata, ucapan‟. Dalam linguistik, istilah wacana dipandang sebagai satuan kebahasaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tertinggi atau terbesar karena mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea, penggalan wacana, dan wacana utuh Ibid., hlm.2.

1.6.2 Humor

Humor menurut KBBI Sugono, dkk. eds., 2008: 512 berarti i sesuatu yang lucu dan ii keadaan yang menggelikan hati; kejenakaan, kelucuan. Sedangkan menurut Wijana 2003: xx, humor adalah rangsangan verbal dan, atau visual yang secara spontan dimaksudkan dapat memancing senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya. Berkenaan dengan hal tersebut, ada tiga aspek yang layak diperhatikan, yakni tindakan verbal atau nonverbal yang merupakan stimulusnya, aktivitas kognitif dan intelektual sebagai alat persepsi dan evaluasi rangsangan itu, dan respon yang dinyatakan dengan senyum Ibid., hlm.37. Menurut Danandjaja, seperti dikutip Wijana 2003: 3, menyatakan bahwa di dalam masyarakat, humor, apapun bentuknya, harus dapat menjadi pelipur lara. Humor, melalui reaksi emosional, misalnya tawa, dapat mengendurkan ketegangan batin dan pikiran akibat persoalan sosial yang dihadapi masyarakat tersebut. Dengan demikian, humor bukan hanya sebagai hiburan semata, melainkan dapat menciptakan kondisi psikis seseorang menjadi lebih baik dan keseimbangan jiwa tetap terjaga. Wacana di dalam SUC termasuk wacana humor karena penciptaannya ditujukan untuk menghibur para penonton. Di dalam pertunjukan SUC, manifestasi dari penikmatan humor berupa tawa danatau tepukan tangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.3 Wacana Humor Kritik Sosial