Subtipe Ib Tuturan yang Mematuhi Tiga Maksim, tetapi Tidak Mematuhi Satu

3.2.2 Subtipe Ib

Subtipe Ib adalah tuturan yang mematuhi maksim kuantitas, maksim kualitas, dan maksim cara, tetapi tidak mematuhi maksim relevansi. Wacana di bawah ini digolongkan ke dalam Subtipe Ib. 86 Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan daripada lagu. Teman-teman ada yang tahu lagunya Zaskia? Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang itik. Teman-teman tahu lagunya Inul Daratista? Tidak tahu. Kita tahunya dia goyang ngebor. Teman-teman tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu. Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama. Abdur, show 15. 87 Selain diejek kecil, saya juga sering diejek kurus. Dan orang- orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Tapi. Betulan, itu salah. Itu pendapat yang salah. Itu pendapat yang salah. Hilangkan. Orang kurus itu ndak cacingan. Orang kurus itu ndak cacingan. Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? Sri, preshow 1. Wacana 86 mematuhi maksim kuantitas karena alasan berikut. Pokok pembicaraan wacana ini yakni perihal rendahnya musikalitas pedangdut wanita masa kini, yang ditandai melalui tuturan Dangdut yang sekarang itu lebih mementingkan goyangan daripada lagu. Untuk memerikan gagasan pokok di atas, comic lantas memberi argumentasi pendukung ihwal para pedangdut yang lebih dikenal publik karena goyangan dan sensasinya, alih-alih karya musiknya. Wacana 86 juga mematuhi maksim kualitas karena comic menyampaikan tuturan yang benar adanya. Hal ini ditandai melalui tuturan kunci Kita tahunya dia goyang itik, Kita tahunya dia goyang ngebor, dan Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama. Jika merunut pada situasi faktualnya, Zaskia Gotik, Inul Daratista, dan Angel Elga memang lebih dikenal publik sebagai seniman dangdut bukan karena ketenaran lagu-lagu yang mereka nyanyikan, melainkan goyangan dan kehebohan perihal kehidupan yang mereka jalani. Selain itu, wacana di atas mematuhi maksim cara karena tidak ada satupun tuturan comic yang taksa. Efek humor pada wacana 86 terjadi karena adanya tuturan yang tidak mematuhi maksim relevansi. Hal tersebut ditandai melalui tuturan Teman-teman tahu lagunya Angel Elga? Tidak tahu.Kita tahunya dia mantan Rhoma Irama. Tuturan ini tidak berkaitan dengan pokok pembicaraan comic atau informasi- informasi yang mendahuluinya karena pedangdut yang dimaksudkan comic hanya terbatas pada mereka yang dikenal karena memiliki goyangan khas, bukan karena sensasi hubungannya dengan pedangdut pria. Wacana 87 mematuhi maksim kuantitas karena alasan berikut. Pada wacana tersebut, comic memulai tuturannya dengan mendeskripsikan dirinya: berbadan kecil dan kurus. Menurut comic, banyak orang yang berpandangan bahwa orang kurus termasuk dirinya selalu cacingan. Melalui wacana di atas, comic mengkritisi pandangan umum masyarakat yang sering kali mengecap orang kurus sebagai penderita cacingan. Penjelasan tersebut menjadi intisari dari wacana di atas, yang ditunjukkan melalui tuturan kunci berikut: Selain diejek kecil, saya juga sering diejek kurus. Dan orang-orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Lebih lanjut, comic memberikan argumentasinya informasi tambahan berupa sanggahan atas pandangan umum masyarakat tersebut. Comic berasalan, sebagai orang kurus ia merasa tidak mengalami hal tersebut. Selain itu, melalui penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sumbangan informasi-informasi yang disampaikan comic memadai. Tuturan wacana 87 juga mematuhi maksim kualitas, yang ditandai oleh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tuturan kunci berikut: Dan orang-orang itu melihat orang kurus itu cacingan. Jika merunut pada kenyataan dan kebiasaannya, pada umumnya orang kurus sering kali dianggap menderita cacingan. Wacana tersebut memiliki tuturan yang tidak mematuhi maksim relevansi, yakni ditandai dalam tuturan kunci berikut: Orang kurus itu ndak cacingan. Tunggu dulu, kenapa gatal pantatku? Tidak lama setelah menyatakan dirinya tidak menderita cacingan, comic tiba-tiba memegang pantatnya karena merasa gatal. Salah satu indikasi seseorang cacingan ialah mengalami gatal-gatal pada bagian dubur. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa si comic juga ternyata cacingan. Di situlah letak ketidakrelevansian tuturan tersebut.

3.2.3 Subtipe Ic