Sikap Apatis Pemuda Betawi pada Tanjidor

Sekolah Senggol Bacok. Senggol dikit berantem. Kita lagi joget enak-enak. Ya elah. O 1 : disenggol Woi... Anak mana loe? O 2 : Anak elu Pulang, Pa Emak nyariin ono. David, show 5. Sasaran tutur pada ketiga wacana tersebut mengacu pada masyarakat lokal. Wacana 53 ditunjukkan dalam tuturan Anak mudanya dan Loe kagak cukup naroh aki-aki buat adzan subuh. Tuturan ini mengimplikasikan kaum muda Betawi sebagai sasaran kritik comic. Wacana 54 ditandai melalui tuturan Jakarta banjir salah siapa? Salah kite. Tuturan ini mengimplikasikan masyarakat Jakarta sebagai sasaran kritik. Wacana 55 diungkapkan melalui tuturan kagak kayak nonton dangdut dan Yang nonton SSB, Sekolah Senggol Bacok. Tuturan ini mengimplikasikan masyarakat penonton pertunjukan dangdut. Adapun kelompok masyarakat ini identik dengan tindakan kekerasan saat sedang menyaksikan pertunjukan musik dangdut. Hal yang dikritikkan kepada masyarakat lokal adalah sebagai berikut. Pertama, sikap apatis pemuda Betawi pada kesenian tanjidor. Kedua, kesadaran masyarakat Jakarta dalam penanganan banjir. Ketiga, perilaku penonton dangdut. Keempat, stigma buruk masyarakat terhadap orang kurus.

2.9.1 Sikap Apatis Pemuda Betawi pada Tanjidor

Wacana 56 berikut memuat kritikan terhadap sikap apatis pemuda Betawi pada kesenian tanjidor. 56 Di sini ada yang tahu tanjidor? Tanjidor itu musik asli Betawi sejak tahun 1918. Nggak cuma musiknya yang tua, pemainnya juga. Ini anak mudanya pada kemane? Loe kagak cukup naroh aki-aki buat adzan subuh? Ini aki-aki kasihan. Pagi adzan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI subuh, siang main tanjidor, ini Maghrib masih hidup sujud syukur. David, show 2. Comic mengkritisi sikap ketidakpedulian anak muda Betawi pada kesenian tanjidor. Hal tersebut diterangkan melalui tuturan Ini anak mudanya pada kemane. Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi berbentuk orkes. Tanjidor umumnya dipakai pada perhelatan masyarakat Betawi, seperti mengiringi pengantin atau pesta cap gomeh di kalangan Cina Betawi https:id.wikipedia. orgwikiTanjidor. Pemain tanjidor ini umumnya berasal dari kelompok masyarakat Betawi yang sudah memasuki usia senja. Demikian pun dengan para penikmatnya. Sejak pertama kali muncul pada tahun 1918, tanjidor berkembang menjadi salah satu kesenian yang digandrungi oleh masyarakat Betawi. Bersama ondel- ondel, tanjidor menjadi ikon dan identitas kultur masyarakat Betawi. Nahasnya, dewasa ini kebudayaan ini tengah mengalami situasi yang muskil. Eksistensi tanjidor dalam khazanah kebudayaan Betawi mengalami dekadensi: mulai ditinggalkan dan dilupakan. Meregenerasi seniman gaek tanjidor dengan kaum muda sebagai usaha konservatif agar menjadi budaya sintas pun mengalami kendala. Comic menyayangkan mentalitas dan inisatif anak muda Betawi yang acuh tak acuh pada kesenian tersebut. Tidak hanya itu, aktivitas keagamaan dalam lingkungan masyarakat Betawi, seperti shalat-shalat di tempat ibadah sering kali dikumandangkan oleh tetua-tetua masyarakat Betawi, alih-alih para kawula mudanya.

2.9.2 Kesadaran Masyarakat Jakarta dalam Penanganan Banjir