Sikap Politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014 Minimnya Penghargaan terhadap Dokter

masyarakat yang gemar bersosialisasi melalui perangkat komunikasi telepon seluler. Wacana 63 ditunjukkan melalui tuturan gue ngelihat tenaga kesehatan dan dokter di Indonesia kurang dihargai. Tuturan ini mengimplikasikan masyarakat sebagai sasaran kritik comic karena selaku pengguna jasa dan layanan kesehatan. Hal yang dikritikkan kepada masyarakat luas adalah sebagai berikut. Pertama, sikap politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014. Kedua, minimnya penghargaan terhadap dokter. Ketiga, sikap individualistis akibat penggunaan handphone.

2.10.1 Sikap Politik dalam Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014

Wacana berikut berisi kritikan terhadap sikap politik masyarakat dalam perhelatan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2014. 64 Jadilah pemilih yang kritis. Gampang belajar kritis mah ama komentator bola tarkam. Ada yang tahu? Antarkampung. Ini komentator kritis banget. Dia ngenalin pemain nggak cuma namanya. Dia kenal nama sama aibnya. O 1 : Nomor punggung sepuluh, Zaenudin. Wah, ini bininya tiga nih. O 1 : Nomor punggung duapuluh, Bambang. Ya elah Bambang, cieh abis ketahuan selingkuh. David, show 6. Comic mengimbau masyarakat untuk bersikap kritis dalam menjatuhkan preferensi politiknya pada perhelatan Pemilihan Umum Legislatif Pileg dan Pemilihan Presiden Pilpres pada 2014 silam. Hal tersebut diungkapkan melalui tuturan Jadilah pemilih yang kritis. Perpolitikan nasional mengalami kegaduhan menjelang Pemilu 2014. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kampanye dan debat capres-cawapres, baik para kandidat, tim sukses, dan para pendukung saling melakukan intrik dan intimidasi. Sementara itu, di kompleks parlemen gedung MPRDPRDPD di Senayan, beberapa anggota DPR ada yang dimejahijaukan akibat terlilit kasus hukum. Melihat realitas tersebut, comic menyarankan rakyat Indonesia untuk menjadi pemilih yang cerdas dan berhati-hati dalam menentukan pilihannya pada pasangan capres-cawapres dan caleg yang bertarung dalam Pemilu. Serupa komentator bola tarkam yang memiliki kemampuan mengenali persona terutama aib para pemain sepak bola, comic bermaksud mengajak masyarakat untuk mengetahui rekam jejak para kandidat yang akan dipilih guna memperbaiki kualitas pemerintah dan parlemen Indonesia.

2.10.2 Minimnya Penghargaan terhadap Dokter

Wacana 65 memuat kritikan terhadap minimnya penghargaan masyarakat atas jasa dokter Indonesia. 65 Tapi gitu, gue ngelihat tenaga kesehatan dan dokter di Indonesia kurang dihargai. Yang klise aja nih ya, misalnya habis operasi, “Bapak, operasinya berhasil.” “Terima kasih, Tuhan.” Tapi, kalau kejadiannya lain. “Bapak, kami telah berusaha, tapi anak Bapak tidak bisa selamat dalam operasi ini.” “Dokter melakukan malpraktek Dokter melakukan malpraktek ” Tuh. Kalau berhasil, yang diterimkasihin Tuhan; kalau gagal yang disalahi dokter. Mungkin orang-orang lupa, tangan Tuhan bekerja lewat siapa. Maradona, tangan Tuhan. Liant, show 6. Comic mengeluhkan kurangnya penghargaan masyarakat Indonesia atas hasil kerja jasa tenaga kesehatan Indonesia, secara khusus dokter. Hal ini ditunjukkan melalui tuturan Tenaga kesehatan dan dokter di Indonesia kurang dihargai. Sebagai contoh, comic menyebut perilaku diskriminasi pasien beserta keluarganya kepada dokter. Para pengguna jasa kesehatan sering kali melayangkan tuduhan hingga pengajuan somasi jika dokter tidak mampu mengobati atau menyelamatkan nyawa pasien. Dokter dianggap melakukan kelalaian medis apabila pengobatannya tidak menuai kesembuhan atau keselamatan pada pasien. Sebaliknya, jika pasien sembuh, keluarga pasien pertama-tama mengucap terima kasih kepada Tuhan, alih-alih dokter yang telah berusaha mengobati dan menyembuhkannya.

2.10.3 Sikap Individualistis akibat Penggunaan Handphone