Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta Belonging

lebih nyaman pada suasana keluarga yang teratur, terencana, terorganisir, dan disiplin, karena suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan, dadakan, kekacauan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Pengasuhan yang bebas tidak mengenakan batasan- batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan bayi tidur dan makan, akan membuat bayi bingung dan takut, bayi tidak terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatannya. Begitu pula peristiwa-peristiwa orang tua berkelahi adu mulut atau pemukulan, perceraian dan kematian membuat lingkungan tidak stabil-tidak terduga-sehingga bayi merasa tidak aman. Pada masa dewasa kebutuhan rasa aman mewujud dalam berbagai bentuk: a. Kebutuhan pekerjaan dan gaji yang mantap, tabungan dan asuransi jelas dan taspen, memperoleh jaminan masa depan b. Praktik beragama dan keyakinan filsafat tertentu yang membantu orang untuk mengorganisir dunianya menjadi lebih bermakna dan seimbang, sehingga orang merasa lebih “selamat” semasa hidup dan sesudah mati. c. Pengungsian, manusia perahu dampak perang, bencana alam atau kerusuhan ekonomi. Menurut Maslow gejala neurotik obsesif-kompulsif banyak dilatar belakangi oleh kegagalan memenuhi keamanan. Misalnya orang berulang- ulang meneliti pintunya sudah terkunci atau belum, atau orang kompulsi mencuci pakaian terus menerus agar kumannya hilang.

5. Kebutuhan Dasar 3: Kebutuhan Dimiliki dan Cinta Belonging

and Love Sesudah kebutuhan fisiologi dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Orang sangat peka dengan kesendirian, 78 pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan sahabat atau kehilangan cinta. Kebutuhan dimiliki ini terus penting sepanjang hidup. Maslow menolak pandangan Freud bahwa cinta adalah sublimasi dan insting seks. Menurutnya, cinta tidak sinonim dengan seks, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati, dan mempercayai. Dicintai dan diterima adalah jalan menuju perasaan yang sehat dan berharga, sebaliknya tanpa cinta menimbulkan kesia-siaan, kekosongan, dan kemarahan. Ada dua jenis cinta dewasa yakni Deficiency atau D-love dan Being atau B-love. Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah D-love; orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya, hubungan pacaran, hidup bersama, atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan keamanan dan kenyamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih memperoleh daripada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah dan memanfaatkan orang lain. Cinta yang tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang itu untuk berkembang. Menurut Maslow, kegagalan memenuhi kebutuhan dimiliki dan cinta menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi. Pengalaman kasih sayang anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial, tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik dengan orang lain. 79

6. Kebutuhan Dasar 4: Kebutuhan Harga Diri Self-Esteem