Faktor Genetika Pembawaan Perubahan Kepribadian

D. Perubahan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun dalam kenyataan sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian itu dapat dan mungkin terjadi. Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Faktor Fisik, seperti: gangguan otak, kurang gizi malnutrisi mengkonsumsi obat-obat terlarang NAPZA atau NARKOBA, minuman keras, dan gangguan organik sakit atau kecelakaan. 2. Faktor Lingkungan Sosial Budaya, seperti: krisis politik, ekonomi, moral, dan keamanan dapat menyebabkan terjadinya masalah pribadi stress, depresi dan masalah sosial pengangguran, premanisme, dan kriminalitas. 3. Faktor Diri Sendiri, seperti: tekanan emosional frustasi yang berkepanjangan, dan identifikasi atau imitasi tehadap orang lain yang berkepribadian menyimpang. Secara garis besar, faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yaitu: hereditas genetika dan lingkungan environment.

1. Faktor Genetika Pembawaan

Perpaduan bawaan ayah dan ibu baik fisik maupun psikis akan menentukan potensi-potensi hereditas anak. Beberapa riset tentang perkembangan pranatal sebelum kelahiran atau masa dalam kandungan menunjukkan bahwa kemampuan menyesuaikan diri terhadap kehidupan setelah kelahiran post natal bersumber pada saat konsepsi. 22 Pada saat dalam kandungan dipandang sebagai masa periode kritis perkembangan kepribadian, sebab bukan saja sebagai masa pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran. Pengaruh pewarisan orang tua terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi genetikan secara langsung adalah a kualitas sistem syarat, b keseimbangan biokimia tubuh, dan c struktur tubuh. Lebih lanjut ditemukenali bahwa fungsi hereditas kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah: a sebagai sumber bahan mentah raw materials kepribadian seperti: fisik, inteligensi, dan temperamen dan b membatasi kondisi lingkungannya sangat kondusif, perkembangan kepribadian sekalipun perkembangan kepribadian itu tidak dapat melebihi kapasitas atau potensi hereditas dan mempengaruhi keunikan kepribadian. Sebagaimana dikemukakan oleh Cattel, dkk. bahwa kemampuan belajar dan penyesuaian diri individu dibatasi oleh sifat-sifat yang inheren dalam organisme individu itu sendiri. Misalnya fisik perawakan, energi, kekuatan, dan kemenarikan dan kapasitas intelektual cerdas, normal, atau terbelakang. Walaupun begitu, batas-batas perkembangan kepribadian, bagaimanapun lebih besar dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Misalnya, seorang anak laki-laki yang tubuhnya kurus, ia akan mengembangkan konsep diri yang kurang nyaman negatif, bila ia berkembang dalam lingkungan sosial yang sangat menghargai nilai-nilai keberhasilan atletik dan merendahkan kesuksesan dalam bidang lain yang diperolehnya. Demikian seorang anak perempuan yang wajahnya kurang menarik, ia akan merasa rendah diri bila berada di lingkungan keluarga 23 atau lingkungan sosial yang sangat menghargai perempuan dari segi kecantikannya. Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa hereditas mempengaruhi konsep diri individu sebagai dasar individualitasnya keunikannya sehingga tidak ada dua orang yang mempunyai pola-pola kepribadian yang sama, sekalipun kembar identik. Menurut C.S. Hall, dimensi-dimensi temperamen: emosionalitas, aktivitas, agresivitas, dan reaktivitas bersumber dari gen demikian halnya dengan inteligensi. Berikut ini studi tetang pengaruh hereditas terhadap kepribadian yang dilakukan oleh Pervin dalam Yusuf, 2002. Keragaman konstitusi postur tubuh, bahwa karakteristik fisik berhubungan dengan kepribadian. Hippocrates meyakini bahwa temperamen manusia dapt dijelaskan berdasarkan cairan-cairan tubuhnya. Kretschemer mengklasifikasikan postur tubuh individu pada tiga tipe utama,dan satu tipe campuran. Tipe Piknis stenis: pendek, gemuk, perut besar, dada dan bahunya bulat. Tipe Asthenis leptosom: tinggi dan ramping, perut kecil, dan bahu sempit. Tipe Atletik: postur tubuhnya harmonis tegap, bahu lebar, perut kuat, otot kuat. Tipe Displastis: tipe penyimpangan dari ketiga bentuk di atas Tipe-tipe tersebut berkaitan dengan: a gangguan mental, seperti tipe piknis berhubungan dengan manik depresif dan asthenis dengan schizophrenia, dan b karakteristik individu yang normal seperti tipe piknis mempunyai sifat-sifat: bersahabat dan tenang sedangkan asthenis bersifat serius, tenang, dan senang menyendiri. Sebagaimana Sheldon telah mengklasifikasikan postur tubuh manusia adalah: endomorphy, mesomorphy, dan ectomorphy. Klasifikasi ini didasarkan pada hasil pengukuran terhadap aspek-aspek struktural individu yang diambil dari 4000 foto pria telanjang dari posisi depan, belakang, dan samping. Dalam mengembangkan skema untuk mengukur 24 temperamen Sheldon menyusun 650 sifat-sifat menjadi 50 sifat dipilih sebagai dasar penilaian terhadap 33 orang pria yang diwawancarai secara intensif. Hasilnya ia mengkategorikan 3 temperamen, yaitu: viscerotonia, somatotonia, dan cerebrotonia. Tabel 2.1 Tipologi Temperamen Oleh Sheldon SOMATOTIPE TEMPERAMEN SIFAT-SIFAT 1. Endomorp= piknis pendek, gemuk viscerotonia Tenang, pandai bergaul, senang bercinta, gemar makan, tidur nyenyak 2. Mesomorp= atletik tubuh harmonis somatotonia Aktif, asertif, kompetetif, teguh, dan agresif 3. Ectomorp= astenis tinggi, kurus cerebrotonia Introvert senang menyendiri, menahan diri, peragu, kurang berani bergaul dengan orang banyak, sociophobia, kurang berani berbicara di depan orang banyak Tabel 2.2 Tipologi Temperamen Oleh Galenius TEMPERAMEN SIFAT-SIFAT 1. Sanguinis a. Sifat dasar: periang, optimis, percaya diri b. Sifat perasannya: mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik hati, tidak serius, kurang dapat dipercaya karena kurang begitu konsekuen 2. Melankolis a. Sifat dasar: pemurung, sedih, pesimistis, kurang percaya diri b. Sifat lainnya: merasa tertekan dengan masa lalunya, sulit menyesuaikan diri, berhati-hati, konsekuen, dan suka menepati janji 3. Koleris a. Sifat dasar: selalu merasa kurang puas, bereaksi negatif, dan agresif b. Sifat lainnya: mudah tersinggung emosional, suka membuat provokasi, tidak mau mengalah, 25 tidak sabaran, tidak toleran, kurang memiliki rasa homor, cenderung beroposisi, dan banyak inisiatif usaha 4. Plegmatis a. Sifat dasar: pendiam, tenang, netral tidak ada aura perasaan, stabil b. Sifat lainnya: merasa cukup puas, tidak peduli acuh tak acuh, dingin hati tidak mudah haru, pasif, tidak mempunyai banyak minat, bersifat lambat, sangat hemat, dan tertibteratur

2. Faktor Lingkungan environment