Tindakan action Dinamika Kepribadian

Menurut Lewin, kebutuhan yang bersifat spesifik jumlahnya tak terhingga, sebanyak keinginan spesifik manusia. Lewin tidak berusaha mendaftar semua need, dan juga tidak mereduksi jumlah kebutuhan menjadi satu beberapa kebutuhan umum. Dia merasa masih sangat sedikit yang diketahui tentang bagaimana mensistematisirnya. Dalam sistemnya, hanya kebutuhan yang muncul pada saat ini yang akan menghasilkan dampak terhadap situasi. Misalnya, setiap orang dapat merasakan lapar, tetapi hanya kalau kebutuhan itu perlu diperhitungkan. Kebutuhan bisa menjadi sangat spesifik, karena dihubungkan dengan objek tertentu, akibat pengaruh interaksi sosial dan budaya. Kebutuhan semacam itu di sebut kebutuhan semu Quasy need. Lapar sebagai kebutuhan spesifik, menjadi kebutuhan semu dalam bentuk kebutuhan makan nasi. Kebutuhan mendengar konser piano, menari, atau memelihara ikan hias adalah contoh lain dari kebutuhan semu, karena kebutuhan- kebutuhan itu melibatkan interaksi dengan orang lain dan dengan aspek budaya.

b. Tindakan action

Menurut Lewin, tegangan yang terkumpul dalam sistem pribadi- dalam, akan menekan bondaris dan kemudian energinya menerobos ke daerah persepsi-motorik, tidak langsung menghasilkan gerakan. Dibutuhkan dua konsep yakni valensi dan vektor untuk menghubungkan motivasi di pribadi-dalam dengan tindakan yang bertujuan di daerah lingkungan psikologis. Valensi Valensi adalah nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi. Region dengan valensi positif berisi obyek tujuan yang dapat mengurangi tegangan pribadi, misalnya, bagi orang yang lapar region yang berisi makanan mempunyai valensi positif. Sebaliknya orang 106 yang takut dengan anjing, region yang berisi anjing mempunyai valensi negatif, karena region itu justru dapat meningkatkan tegangan rasa takut pribadi. Pada dasarnya, besarnya valensi ditentukan oleh kebutuhan-nilai makanan tergantung kepada tingkat kelaparan seseorang. Di samping itu ada faktor-faktor lain seperti pengalaman dan budaya yang mempengaruhi valensi. Misalnya pada orang lapar, makanan tertentu mungkin mempunyai valensi negatif kalau makanan itu tidak disukainya. Vektor Tingkah laku gerak seseorang akan terjadi kalau ada kekuatan yang cukup yang mendorongnya. Meminjam dari matematika dan fisika, Lewin menyebut kekuatan itu dengan nama Vektor. Vektor digambar dalam ujud panah, merupakan kekuatan psikologis yang mengenai seseorang, cenderung membuatnya bergerak ke arah tertentu. Arah dan kekuatan vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif dari satu atau lebih region dalam lingkungan psikologis. Jadi kalau satu region mempunyai valensi positif misalnya berisi makanan yang diinginkan, vektor yang mengarahkan ke region itu mengenai lingkaran pribadi. Kalau region yang kedua valensinya negatif berisi anjing yang menakutkan, vektor lain mengenai lingkaran pribadi mendorong menjauhi region anjing. Jika beberapa vektor positif mengenai dia, misalnya, jika orang payah dan lapar dan makanan harus disiapkan, atau orang harus hadir dalam pertemuan penting dan tidak punya waktu untuk makan siang, hasil gerakannya merupakan jumlah dari semua vektor. Situasi ini sering melibatkan konflik, topik yang penelitiannya dimulai oleh Lewin dan menjadi topik yang sangat luas dari Miller dan Dollard. Lokomosi 107 Lingkaran pribadi dapat pindah dari satu tempat ke tempat lain di dalam daerah lingkungan psikologis. Pribadi pindah ke region yang menyediakan pemuasan kebutuhan pribadi-dalam, atau menjauhi region yang menimbulkan tegangan pribadi-dalam. Perpindahan lingkaran pribadi itu disebut lokomosi locomotion. Lokomosi bisa berupa gerak fisik, atau perubahan fokus perhatian. Dalam kenyataan sebagian besar lokomosi yang sangat menarik perhatian psikolog berhubungan dengan perubahan fokus persepsi dan proses atensi. Event Lewin menggambarkan dinamika jiwa dalam bentuk gerakan atau aksi di daerah ruang hidup, dalam bentuk peristiwa atau event. Telah dijelaskan di depan, bahwa peristiwa event adalah hasil interksi antara dua atau lebih fakta baik di daerah pribadi maupun di daerah lingkungan. Komunikasi hubungan antar sel atau region dan lokomosi gerak pribadi adalah peristiwa, karena keduanya melibatkan dua fakta atau lebih. Ada tiga prinsip yang menjadi prasyarat terjadinya suatu peristiwa; keterhubungan relatedness, kenyataan concretness, kekinian contemporary, sebagai berikut: 1 Keterhubungan: Dua atau lebih fakta berinteraksi, kalau antar fakta itu terdapat hubungan-hubungan tertentu, mulai dari hubungan sebab akibat yang jelas, sampai hubungan persamaan atau perbedaan yang secara rasional tidak penting. 2 Kenyataan: Fakta harus nyata-nyata ada dalam ruang hidup. Fakta potensial atau peluang yang tidak sedang eksis tidak dapat mempengaruhi event masa kini. Fakta di luar lingkungan psikologis tidak terpengaruh, kecuali mereka masuk ke ruang hidup. 108 3 Kekinian: Fakta harus kontemporer. Hanya fakta masa kini yang menghasilkan tingkah laku masa kini, fakta yang sudah tidak eksis tidak dapat menciptakan event masa kini. Fakta peristiwa nyata di masa lalu atau peristiwa potensial masa mendatang tidak dapat menentukan tingkah laku saat ini, tetapi sikap, perasaan, dan pikiran mengenai masa lalu dan masa mendatang adalah bagian dari ruang hidup sekarang dan mungkin dapat mempengaruhi tingkah laku. Jadi, ruang hidup sekarang harus mewakili isi psikologi masa lalu, sekarang, dan masa mendatang. Event digambarkan dalam suatu topografi yang melibatkan unsur-unsur ruang hidup, valensi, vektor, region dan permeabilitas bondaris. Pada ilustrasi berikut Gambar 2.2a, 2.2b, dan 2.2c dicontohkan event seorang anak yang menginginkan permen yang dijual di sebuah toko. Hanya tergambar 3 vektor yang terlibat dalam event itu. Pada kasus yang sebenarnya, variabel yang terlibat dalam suatu peristiwa bisa sangat banyak sehingga topografi menjadi ilustrasi yang sangat kompleks. 109 Misalnya, seorang anak melihat etalase toko yang menyajikan permen, dan dia menginginkan memiliki permen itu. Menurut Lewin, wujud permen itu membangkitkan kebutuhan, dan kebutuhan itu mengakibatkan tiga hal: melepaskan energi, sehingga membangkitkan tegangan di dalam sel pribadi-dalam yakni sel sistem keinginan permen; memberi valensi positif ke region dimana permen itu berada; dan menimbulkan vektor yang mendorong anak itu ke arah permen. Anak kemudian masuk toko dan membeli permen, seperti digambarkan pada diagram. Gambar 5.2a Anak Menginginkan Permen yang Dijual di Toko Kalau anak tidak mempunyai uang, berarti batas region permen tak permeabel. Dia bisa mendekatkan diri ke permen, misalnya dengan melekatkan hidungnya ke kaca etalase, tetapi tetap dia tidak dapat memperoleh permen. Kalau kemudian anak memutuskan meminta uang kepada ayahnya untuk membeli permen, mendapat uang dari ayahnya, menurut Lewin merupakan contoh keinginan semu. Diagramnya memiliki 2 vektor, anak mencapai region permen melalui region ayah yang permeabel. Gambar 5.2b Ayah Memberi Uang untuk Membeli Permen 110 1 1: vector permen Anak Permen + 2 1 1: vector permen 2: vector ayah Anak Permen + Ayah + Tetapi kalau ayah ternyata menolak permintaannya, region ayah menjadi takpermeabel, dan anak kemudian berusaha meminjam uang dari temannya quasy need. Diagram menjadi memiliki 3 vektor, dimana valensi dan vektor ayah negatif, anak mencapai permen melalui region teman yang permeabel. Gambar 5.2c Ayah Menolak Memberi Uang, Anak Meminjam Uang Temannya. Konflik Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin mendefinisikan konflik sebagai situasi di mana seseorang menerima kekuatan-kekuatan yang sama besar tapi arahnya berlawanan. Vektor-vektor yang mengenai pribadi, mendorong pribadi ke arah tertentu dengan kekuatan tertentu. Kombinasi dari arah dan kekuatan itu di sebut jumlah kekuatan resultant force, yang menjadi kecenderungan lokomosi pribadi lokomosi psikologikal atau fisikal. Ada beberapa jenis kekuatan, yang bertindak seperti vektor, yakni: 1 Kekuatan pendorong driving force: menggerakkan, memicu terjadinya lokomosi ke arah yang ditunjuk oleh kekuatan itu. 2 Kekuatan penghambat restraining force: halangan fisik atau sosial, menahan terjadinya lokomosi, mempengaruhi dampak dari kekuatan pendorong. 3 Kekuatan kebutuhan pribadi forces corresponding to a persons need: menggambarkan keinginan pribadi untuk mengerjakan sesuatu. 111 Teman + 1 2 3 1: vector permen 2: vector teman 3: vector ayah Anak Permen + Ayah - 4 Kekuatan pengaruh induced force: menggambarkan keinginan dari orang lain misalnya orang tua atau teman yang masuk menjadi region lingkungan psikologis. 5 Kekuatan bukan manusia impersonal force: bukan keinginan pribadi tetapi juga bukan keinginan orang lain. Ini adalah kekuatan atau tuntutan dari fakta atau objek. Konflik tipe 1: Konflik yang sederhana terjadi kalau hanya ada dua kekuatan berlawanan yang mengenai individu. Konflik semacam ini di sebut konflik tipe 1. Ada tiga macam konflik tipe 1: 1 Konflik mendekat-mendekat, dua kekuatan mendorong ke arah yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan kepada dua pilihan yang sama-sama disenanginya. 2 Konflik menjauh-menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan kepada dua pilihan yang sama-sama tidak disenanginya. 3 Konflik mendekat-menjauh, dua kekuatan mendorong dan menghambat muncul dari satu tujuan, misalnya orang dihadapkan pada pilihan sekaligus mengandung unsur yang disenangi dan tidak disenanginya. Konflik tipe 2: Konfik yang kompleks yang bisa melibatkan lebih dari dua kekuatan. Konflik sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam, terpukau atau terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan sehingga dia tidak dapat menentukan pilihan, adalah konflik tipe 2. 112 Konflik tipe 3: Orang berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat, sehingga konflik menjadi terbuka, ditandai sikap kemarahan, agresi, pemberontakan, atau sebaliknya penyerahan diri yang neurotik. Pertentangan antar kebutuhan pribadi-dalam, konflik antar pengaruh, dan pertentangan antara kebutuhan dengan pengaruh, menimbulkan pelampiasan usaha untuk mengalahkan kekuatan penghambat. Anak yang dilarang makan permen oleh orang tuanya, berusaha memberontak mengalahkan aturan orang tua. Ketika pemberontakannya tidak berhasil, kemudian mengarahkan kemarahannya kepada teman atau objek disekitarnya, atau menyerah tunduk kepada arahan kekuatan orang tua yang sangat kuat. 113 Mendekat-mendekat approach-approach Seorang anak harus memilih antara dua region yang sama- sama disenanginya: Region piknik bersama keluarga Region bermain bersama teman Menjauh-menjauh Avoidance-avoidance Seorang anak akan menghindar dari dua region yang sama- sama tidak menyenangkan: Region mengerjakan tugas dengan Region mendapat hukuman kalau tugas tidak dikerjakan Mendekat-menjauh approach-avoidance Suatu destinasi yang mempunyai valensi positif dan negatif. Misalnya, anak ingin mengambil perahunya + di tengah kolam yang dalam - Gambar 5.3a Konflik Tipe 1 86 KOLAM - PERAH U + Driving Perahu TUGAS - HUKUMA N - PIKNIK + BERMAI N + Anak terperangkap dalam region bervalensi negatif dengan bondaris yang sangat kuat sifat tak permeabel- nya. Anak tidak bisa keluar lokomosi ke region positif. Region aturan ayahnya harus belajar jam 7-9 malam valensi negatif, dan anak tidak senang belajar valensi negatif. Anak memperoleh kekuatan negatif dari arah yang berlawanan, tetapi tidak bisa lokomosi. Gambar 5.3b Konflik Tipe 2 87 Belaja r R es tra in R eg ion Restrain Belajar Tingkat Realita Konsep tingkat kerealitaan dari Lewin mengemukakan bahwa realita berisi lokomosi aktual, dan tak-realita berisi lokomosi imajinasi. Realita dan tak-realita adalah suatu kontinum, dari ekstrim realita sampai ekstrim tak-realita. Lokomosi mempunyai tingkat realita atau tak realita yang berbeda-beda. Misalnya, orang ingin menerima tawaran bekerja di tempat lain yang lebih prospektif realistis, di tempat yang baru dia mengharapkan dapat mempunyai teman baru yang lebih bersahabat dibanding dengan teman-temannya sekarang kurang realistis, dia juga melamun mengenai ingin menjadi presiden direktur di tempat baru tidak realistis. Setiap aktivitas mempunyai tingkat realita yang berbeda-beda; merencanakan atau berfikir mengenai sesuatu berada di tingkat tengah-tengah, antara performansi yang realistik dan fantasi yang tidak realistik. Konsep realita dan tingkat tak realita juga diterapkan pada daerah pribadi seperti pada daerah lingkungan psikologis. Misalnya, sel di pribadi-dalam mungkin mempengaruhi daerah motorik atau mungkin hanya melakukan hal itu dalam imajinasi. Sel yang berisi dorongan agresi, kalau tingkat realitanya tinggi akan muncul motorik menyerang dan merusak. Sedang agresi yang tingkat realita rendah atau tak realita akan muncul dalam bentuk imajinasi-imajinasi yang tidak realistis. Menstruktur Lingkungan Lingkungan psikologi adalah konsep yang sangat mudah berubah. Dinamika dari lingkungan dapat berubah dengan tiga cara yakni melalui perubahan valensi, vektor dan bondaris. Masing-masing perubahan itu bisa disebabkan oleh berbagai kejadian, yang kalau semuanya dapat digambarkan dalam suatu topografi, akan diperoleh gambaran struktural lingkungan psikologis. Setiap lokomosi akan 88 mengubah ruang hidup, baik lokomosi psikologis ataupun fisiologis. Pada contoh anak dan permen di atas, gerak mendekati ayah dan teman, serta gerak mendekati toko, adalah gerak fisik, tetapi pikirannya untuk mendapat permen dan mengubah fokus dari ayah ke teman, adalah lokomosi yang bersifat kognitif. Dengan memberi berbagai kemungkinan menstruktur lingkungan, Lewin jelas ingin menekankan sifat dinamik dari gambaran kepribadiannya. Setiap diagram dapat dipandang sebagai kerangka satu adegan film. Jadi untuk menggambarkan tingkah laku dari seseorang dalam satu hari, mungkin dibutuhkan gambaran beratus-ratus diagram. Tabel 5.1 Menstruktur Lingkungan Psikologis Fokus perubahan Deskripsi Valensi Region bisa berubah secara kuantitatif – valensinya semakin positif atau semakin negatif, atau berubah secara kualitatif, dari positif menjadi negatif atau sebaliknya, region baru bisa muncul dan region lama bisa hilang Vektor Vektor mungkin berubah dalam kekuatan dan arahnya. Bondaris Bondaris mungkin menjadi semakin permeabel atau semakin tidak permeabel, mungkin muncul sebagai bondaris atau tidak muncul sebagai bondaris Mempertahankan Keseimbangan Bisa diduga, dalam sistem reduksi tegangan, tujuan dari proses psikologis adalah mempertahankan pribadi dalam keadaan seimbang ingat dengan teori Freud, Jung, Sulivan. Akumulasi tegangan dalam satu sel pribadi-dalam akan menimbulkan berbagai peristiwa. Ketika bondaris tidak dapat lagi menahan tekanan dari daerah pribadi- dalam, mereka mungkin meledakkan energi ke daerah motor yang akan menghasilkan tingkah laku agitatif, seperti tantrum atau kekerasan yang eksplosif. Jika bondaris antara daerah pribadi-dalam 89 dengan daerah motorik cukup permeabel, tegangan mungkin dapat disalurkan sedikit demi sedikit, dalam kegiatan yang tidak berhenti. Yang paling umum dan paling efektif untuk mengembalikan keseimbangan adalah melalui lokomosi dalam lingkungan psikologis memindah pribadi ke region tempat objek yang bervalensi positif yang memberi kepuasan. Tetapi kalau region yang diinginkan mempunyai bondaris yang tak permeabel, tegangan terkadang dapat dikurangi dan keseimbangan diperoleh dengan melakukan lokomosi pengganti, pindah ke region yang dapat memberi kepuasan lain yang bondarisnya permeabel ternyata dapat menghilangkan tegangan dari sistem kebutuhan semula. Misalnya marah yang tidak dapat diekspresikan, diganti dengan kepuasan menghabiskan energi fisik dengan bekerja keras atau berolah raga. Bandingkan dengan konsep kompensasi dari psikoanalisis. Akhirnya, tegangan dapat dikurangi dengan melakukan lokomosi imajinatif. Orang dapat memperoleh kepuasan vikarius melalui melamunkan mengenai bagaimana seharusnya dirinya. Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat diri seimbang sempurna, tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam dareah pribadi-dalam. Lewin menjelaskan bahwa dalam sistem yang komplek, menjadi seimbang bukan berarti hilangnya tegangan, tetapi memperoleh keseimbangan dari tegangan internal. Tujuan utama dari perkembangan psikologis adalah menciptakan semacam struktur internal yang menjamin keseimbangan psikologis, bukan membuat bebas tegangan.

4. Perkembangan Kepribadian