kepribadian mempelajari individu secara spesifik, yakni siapa dia, apa yang dimilikinya, dan apa yang dikerjakannya.
Kepribadian merupakan bagian jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi suatu kesatuan totalitas, tidak terpisah-pisah fungsinya.
Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self atau memahami manusia seutuhnya. Berkaitan dengan memahami kepribadian berarti
pemahaman dipengaruhi oleh paradigma yang digunakan untuk mengembangkan teori itu sendiri. Para pakar kepribadian meyakini bahwa
paradigma yang berbeda-beda mempengaruhi secara sistemik seluruh pola pemikirannya tentang kepribadian manusia. Paradigma yang berbeda
yang dikembangkan oleh para ahli akan menghasilkan teori yang berbeda, tidak saling berhubungan bahkan saling berlawanan. Teori-teori
kepribadian dikelompokan berdasarkan paradigma yang digunakan untuk mengembangkannya. Ada empat paradigma yang banyak digunakan
sebagai acuan memahami kepribadian individu.
2. Paradigma Psikoanalitik
Dua asumsi dasar bahwa manusia adalah bagian dari dunia binatang dan manusia adalah bagian dari sistem energi. Asumsi ke dua dapat
dipandang sebagai kelanjutan asumsi pertama, sebagai binatang manusia adalah organisme hidup yang membutuhkan energi dan hidup berarti
mampu mengelola energi yang dimilikinya. Kunci utama memahami manusia menurut paradigma Psikoanalitik
adalah mengenali insting-insting seksual dan agresi dorongan biologik yang membutuhkan kepuasan. Insting yang bersifat heriditer ini
berkembang sejalan dengan pertumbuhan usia, dalam mana perkembangan biologik menyediakan bagian-bagian tubuh tertentu untuk
menjadi pusat sensasi kepuasan. Sepanjang hidup seseorang akan menghadapi gangguan, mengalami konflik yang mengganggu pencapaian
kepuasan. Semua penyebab ketidakpuasan merupakan metafora dari
6
virus pengganggu yang harus dieliminasi, jika individu ingin memperoleh kembali hidup dalam kepuasan hidup sehat.
Energi psikis oleh manusia harus dimanfaatkan untuk sesuatu hal yang positif, untuk kemaslahatan diri. Manakala energi psikis dipakai
secara salah maka manusia tidak memperoleh kepuasan secara wajar, sehingga muncullah simpton-simpton neurotik. Psikoanalitik mencoba
menjelaskan bagaimana membebaskan energi yang digunakan oleh simpton neurotik, mengembalikan jalur energi instingtif ke aktivitas yang
dihekendaki. Teori Psikoanalitik dikembangkan pertama kali oleh Sigmund Freud.
Belakangan ini banyak pengikutnya yang mengembangkan teori psikologi kepribadiannya sendiri. Para pengikutnya di ataranya adalah: C.G.Yung, A.
Adler, Anna Freud, Karen Horney, Eric Fromm, H.S. Sullivan. Setiap teori memerikan wujud kepribadian, bagaimana struktur, dinamika, dan
perkembangan elemen-elemen pendukungnya. Kebanyakan pakar Psikoanalitik berlatar profesi medik Psikiater, maka mereka
menempatkan diri sebagai terapis, teknik yang dipakai catharsis dan free association keduanya dipandang sebagai ”pil ajaib” untuk menyembuhkan
penyakit psikis.
3. Paradigma Trait