semata, tetapi objek yang terikat dengan self.
Segala sesuatu dipandang sebagai sarana bagi yang lain.
Segala sesuatu dipandang pilah-pilah tidak saling berhubungan, sering
bertentangan.
Dunia dalam dan dunia luar dipandang sebagai yang semakin tidak sama.
Obyek dipandang sebagai hal yang normal, sehari-hari, tidak ada yang luar
biasa.
Hal yang serius dipandang sangat berbeda dengan sesuatu yang
menyenangkan, humor adalah musuh atau tidak ada.
terlarut dan tidak memunculkan self; pengalaman diorganisir disekitar
obyek alih-alih disekitar ego.
Segala sesuatu dipandang berakhir sampai itu sebagai hal yang menarik
secara hakiki intrinsik.
Dikotomi, polaritas, konflik antar segala sesuatu dipandang perlu dan
dibutuhkan oleh keseluruhan.
Dunia dalam dan dunia luar dipandang sebagai hal semakin
sama.
Obyek sering dipandang sebagai suci, sakral, sangat spesial.
Dunia dan self sering dipandang menarik dan pedas; kelucuan dan
tragis digabungkan; humor adalah filosofi.
E. Aplikasi
1. Personal Orientation Inventory Shostrom
93
POI adalah tes yang disusun berdasarkan teori Maslow mengenai aktualisasi diri, dan bertujuan untuk mengukur aktualisasi diri itu dalam diri
seseorang, Shostrom melaporkan tes yang disusunnya cukup valid dan reliabel menghasilkan ukuran yang komprehensif mengenai nilai-nilai dan
tingkah laku- tingkah laku dari aktualisasi diri seseorang. Tes ini terdiri dari 150 item pilihan ganda, testi diminta untuk memilih mana yang sesuai
dengan dirinya, pernyataan a atau b, tetapi mereka boleh tidak menjawab kalau dua pertanyaan itu tidak ada yang cocok dengan dirinya,
atau dia sama sekali tidak tahu mengenai pernyataan itu. POI mempunyai 2 skala utama dan 10 subskala. Skor tinggi pada 12
skala itu menunjukkan tingginya tingkat aktualisasi diri, sedang skor rendah memberi petunjuk kekurangan-kekurangan dalam nilai-nilai dan
tingkah laku-tingkah laku yang membuat orang terhambat mencapai aktualisasi diri. Nilai rendah ini tidak berarti orangnya patologis. Menurut
Shostrom, ketika Maslow mengisi POI dengan jujur, dia hanya mencapai skor “berada dalam jalur menuju aktualisasi diri” yang tentu tidak setinggi
skor orang yang sudah mencapai aktualisasi diri.
2. Neurotik
Sejak awal telah dikemukakan bahwa Maslow tidak banyak tertarik dengan abnormalitas dan psikoterapi, dan lebih banyak menganalisis
orang yang normal bahkan supernormal. Karena itu konsep-konsepnya tentang neurotik tidak utuh, tersebar diberbagai elaborasi konsep lainnya.
Menurut Maslow, manusia itu lahir dengan keinginan dasar berkembang sehat, bergerak menuju aktualisasi diri. Gagal dalam mengembangkan
keinginan dasar itu akan menimbulkan neurosis dan perkembangan abnormal. Penderita neurotik adalah orang yang terhalang atau
menghalangi diri sendiri dari memperoleh kepuasan kebutuhan dasar
94
mereka sendiri. Halangan itu menghentikan gerak maju menuju akutalisasi diri. Jika orang tidak mempunyai makanan dan tempat tinggal, mereka
tidak akan mencapai perkembangan ootensi psikologis sepenuhnya. Bayi yang tidak memperoleh pengalaman cinta yang sehat dari orang tuanya,
akan mengalami hambatan dalam mengekspresikan kebutuhan dimiliki dan cinta. Individu yang merasa terancam dan tidak aman banyak yang
memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah. Kompleks Junus Jonah Complex merupakan bentuk hambatan neurotik, yang pada kadar
tertentu dimiliki oleh semua orang.
3. Psikoterapi