Tak Sadar Kolektif Collective Unconscious
Istilah Kompleks telah menjadi bahasa sehari-hari. Orang dikatakan mempeunyai komplek kalau orang itu jenuh preoccupied dengan sesuatu
yang mempengaruhi hampir semua tingkah lakunya, sampai-sampai dikatakan oleh Jung, bukan orang itu yang memiliki kompleks, tetapi
komplekslah yang memiliki orang itu. Kompleks mempunyai inti, yaitu inti kompleks yang bertindak sebagai magnet menarik atau
mengkonsentrasikan berbagai pengalaman kearahnya, sehingga inti itu dipakai untuk menamai kompleks itu. Inti dan unsur yang terkait
dengannya bersifat tak sadar, tetapi kaitan-kaitan tersebut dapat dan sering menjadi sadar.
Misalnya, pegawai atau guru baru di sekolah memiliki kompleks inverior, dia terobsesi dengan penilaian bahwa dirinya kurang
berkemampuan, kurang berbakat, kurang menarik, dibanding orang lain. Dia yakin sadar bahwa inverioritasnya akibat dari prestasi buruknya di
sekolah atau di tempat kerja, hanya mempunyai sedikit teman, dan tidak mampu mengemukakan kemauan dan keinginannya. Orang yang
mengidap kompleks pemimpin, maka pikiran, perasaan dan perbuatannya dituntun oleh konsepsi tentang pemimpin-profesionalitas, otoritas,
kesuksesan seorang pemimpin. Napoleon terobsesi oleh kekuasaan yang membuatnya mampu mendirikan kekaisaran, Tolstoy terobsesi oleh
kesederhanaan, dam Michael Angelo terobsesi oleh keindahan. Mula-mula, Jung berpendapat bahwa pengalaman masa kecil
memicu berkembangnya suatu kompleks. Namun sesudah menganalisis bagaimana pengalaman masa kecil itu dapat menimbulkan kekuatan yang
sangat besar, Jung menemukan faktor pendukung timbulnya kompleks di dalam tingkat kesadaran yang paling dalam, yaitu tak sadar kolektif.