sinkronisitaslah yang membuat peristiwa mental atau fisik terjadi bersamaan dengan aktifnya isi-isi tak sadar.
2. Individuasi Individuation dan Transendensi Transcendent
Tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan yang disebut realisasi diri. Orang dikatakan mencapai realisasi diri, kalau dia dapat
mengintegrasikan semua kutub-kutub yang berseberangan dalam jiwanya, menjadi kesatuan pribadi yang homogen. Realisasi diri berarti
meminimalkan persona, menyadari anima atau animusnya, menyeimbangkan introversi dan ekstraversi, serta meningkatkan empat
fungsi jiwa dan pikiran, perasaan, pengindraan, intuisi dalam posisi tertinggi. Realisasi diri juga berarti asimilasi tak sadar ke dalam
keseluruhan kepribadian, dan menyatukan ego dengan self sebagi pusat kepribadian. Realisasi diri ini umumnya hanya dapat dicapai sesudah usia
pertengahan. Untuk mencapainya, seluruh aspek kepribadian harus dikembangkan melalui proses individuasi, namun harus dijaga agar
perkembangan itu tetap dalam satu kebulatan unitas melalui proses transendensi.
Individuasi
Proses analitik, memilah-milah, merinci, dan mengelaborasi aspek- aspek kepribadian. Semua aspek beserta percabangan atau rinciannya
harus ikut berkembang bersama-sama dalam satu kebulatan. Apabila ada suatu bagian kepribadian yang terabaikan, maka sistem yang terabaikan
itu menjadi pusat resistensi. Sistem itu akan berusaha merampas energi dari sistem yang sudah berkembang, agar dia dapat ikut berkembang.
Jiwa yang mempunyai banyak resistensi bisa memunculkan gejala-gejala neurotik. Arsetip-arsetip, insting-insting tak sadar harus diberi kesempatan
untuk mengungkapkan diri melalui ego. Bayangan atau shadows misalnya, harus dikembangkan dengan menyalurkan energinya ke arah yang positif.
61
Orang yang mengabaikan kekuatan bayangan ini, akan menjadi orang yang kelelahan, kehilangan semangat.
Transendensi
Proses sintetik, mengintegrasikan materi tak sadar dengan materi kesadaran. Mengintegrasikan aspek-aspek di dalam suatu sistem, dan
mengintegrasikan sistem-sistem secara keseluruhan agar dapat berfungsi dalam satu kesatuan secara efektif. Represi dan regresi mungkin
menghambat proses transendensi, tetapi arsetip transenden ini sangat kuat. Jung banyak menemukan arsetip transendensi atau kebutuhan
integrasi ini pada mimpi, mitos, dan simbolisasi mandala. Menurut Jung gambar atau lukisan mandala bisa mempunyai efek teraputik karena
mendorong proses integrasi dan banyak pasien Jung yang membayangkan lukisan mandala secara spontan. Jung yakin, tidak ada
orang yang dapat mengabaikan pengaruh arsetip integrasiunitas, walaupun tingkat pencapaiannya bervariasi. Mencapai kesempurnaan,
diferensiasi yang tuntas, keseimbangan dan unitas yang sempurna, mungkin hanya dimiliki oleh para nabi.
G. Tahap-Tahap Perkembangan