Pengalaman Puncak Peak Experience

b. Hidup adalah perjalanan proses memilih antara keamanan jauh dari rasa sakit dan kebutuhan bertahan dengan resiko demi kemajuan dan perkembangan: buat pilihan pertumbuhan “sesering mungkin tiap hari.” c. Biarkan self tegak. Usahakan untuk mengabaikan tuntutan eksternal mengenai apa yangs seharusnya kamu pikirkan, rasakan, dan ucapkan. Biasakan pengalaman membuatmu dapat mengatakan apa yang sesungguhnya kamu rasakan. d. Apabila ragu, jujurlah. Jika kamu melihat ke dalam dirimu dan jujur, kamu akan mengambil tanggung jawab, bertanggung jawab adalah aktualisasi diri. e. Dengar dengan seleramu sendiri, bersiaplah untuk tidak populer. f. Gunakan kecerdasanmu, kerjakan sebaik mungkin apa yang ingin kamu kerjakan, apakah itu latihan jari di atas tuas piano, mengingat nama setiap tulang-otot-hormon, atau belajar bagaimana memelitur kayu sehingga menjadi halus seperti sutra. g. Buatlah pengalaman puncak peak experience seperti terjadi, buang ilusi dan pandangan salah, pelajari apa yang kamu tidak bagus dan kamu tidak potensial. h. Temukan siapa dirimu, apa pekerjaanmu, apa yang kamu senangi dan tidak kamu senangi, apa yang baik dan buruk bagimu, kemana kamu pergi, apa misimu. Bukalah dirimu kamu dapat mengenali pertahanan dirimu, dan usahakan mendapat keberanian untuk menyerah.

2. Pengalaman Puncak Peak Experience

86 Maslow menemukan dalam penelitiannya bahwa banyak orang yang mencapai aktualisasi diri ternyata mengalami pengalaman puncak: suatu pengalaman mistik mengenai perasaan dan sensasi yang mendalam, psikologik dan fisiologik. Suatu keadaan dimana seseorang mengalami ekstasi-keajaiban-terpesona-kebahagiaan yang luar biasa, seperti pengalaman keilahian yang mendalam, dimana saat itu diri seperti hilang atau mengalami transendensi. Pengalaman puncak itu bisa diperoleh dari mengalami sesuatu yang sempurna, nyata dan luar biasa, menuju keadilan atau nilai yang sempurna. Sepanjang mengalami hal itu, orang merasa sangat kuat, sangat percaya diri dan yakin. Pengalaman puncak itu mengubah seseorang menjadi merasa lebih harmoni dengan dunia, pemahaman dan pandangannya menjadi luas. Maslow menerima gambaran pengalaman puncak yang disusun oleh William James, sebagai berikut: a. Tak terlukiskan ineffability: Subjek sesudah mengalami pengalaman puncak segera mengatakan bahwa itu adalah ekspresi keajaiban, yang tidak dapat digambarkan dengan kata- kata, yang tidak dapat dijelaskan kepada orang lain. b. Kualitas kebenaran intelektual neotic quality: Pengalaman puncak adalah pengalaman menemukan kebenaran dari hakikat intelektual. c. Waktunya pendek transiency: Keadaan mistis tidak bertahan lama. Umumnya hanya berlangsung 30 menit atau paling lama satu atau dua jam jarang sekali berlangsung lebih lama, pengalaman itu menjadi kabur dan orang kembali ke dunianya sehari-hari. d. Pasif passivity: Orang yang mengalami pengalaman mistis merasa kemauan dirinya tergusur abeyance, dan terkadang 87 dia merasa terperangkap dan dikuasai oleh kekuatan yang sangat besar. Pada mulanya Maslow berpendapat bahwa pengalaman puncak ini hanya dapat dialami oleh orang-orang tertentu saja, khususnya mereka yang sudah mencapai aktualisasi diri akan mengalaminya secara teratur berkali-kali. Namun sesudah Maslow semakin terampil mewawancari orang mengenai pengalaman-pengalaman orang itu, dia menemukan bahwa sebagian besar “orang rata-rata” pernah mengalami pengalaman puncak. Masalahnya, orang cenderung mereaksinya dengan melarikan diri alih-alih dengan penerimaan yang “terbuka”. Orang yang pandangan hidupnya materialis dan mekanistik adalah orang yang secara sengaja menghilangkan bagian kehidupan spiritual yang sangat penting dari kehidupannya. Pengaruh pengalaman puncak berjangka lama – tidak mudah hilang lasting, antara lain: a. Hilangnya simptom neurotik b. Kecenderungan melihat diri sendiri lebih sehat c. Perubahan pandangan mengenai orang lain dan hubungan dirinya dengan mereka d. Perubahan padangan diri mengenai dunia e. Munculnya kreativitas, spontanitas dan kemampuan mengekspresikan diri f. Kecenderungan mengingat pengalaman puncak itu dan berusaha mengulanginya g. Kecenderungan melihat kehidupan secara umum sebagai lebih berharga Dapat disimpulkan, aktualisasi diri yang dicapai melalui pengalaman puncak membuat orang lebih religius, mistikal, sholeh, dan indah poetical 88 dibanding dengan aktualisasi yang diperoleh melalui pengembangan diri yang lebih praktis, membumi, terikat dengan urusan keduniaan. Namun secara umum orang yang mencapai aktualisasi diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Orientasinya realistik, memandang realitas secara efisien b. Menerima diri, orang lain dan alam sekitar apa adanya. c. Spontan, sederhana, alami d. Lebih memperhatikan masalah problem-centered alih-alih memperhatikan diri sendiri self-centered e. Berpendirian kuat dan membutuhkan privacy f. Otonom dan bebas dari kultur lingkungan g. Memahami orang dan sesuatu secara segar dan tidak stereotip h. Memiliki pengalaman mistikal atau spiritual, walaupun tidak harus religius i. Mengenal harkat kemanusiaan, memiliki minat sosial gemeinschaft j. Cenderung memiliki hubungan dengan sedikit orang tercinta alih- alih hubungan renggang dengan banyak orang k. Memiliki nilai dan sikap demokratis l. Tidak mengacaukan sarana dengan tujuan m. Rasa humornya filosofik, tidak berlebihan n. Luluh dengan lingkungan alih-alih sekedar menanganinya o. Sangat kreatif p. Menolak bersetuju dengan kultur 89

D. Organisasi Kepribadian